nusabali

Praktik Dokter Gigi di Denpasar Berangsur Pulih

  • www.nusabali.com-praktik-dokter-gigi-di-denpasar-berangsur-pulih

Sempat ‘kehilangan’ pasien, kini pasien mulai berdatangan kembali sejak new normal. Namun ada juga dokter gigi yang sengaja memanfaatkan masa pandemi untuk merenovasi tempat praktiknya.

DENPASAR, NusaBali

Semenjak pandemi Covid merebak di Nusantara, dokter gigi juga mengalami dampak yang cukup menyedihkan.  Sebagai tenaga kesehatan yang terbiasa bersentuhan langsung dengan pasien, ditemukannya wabah Covid-19 jelas sangat berisiko bagi para dokter gigi.

Drg Putu Judy Satyawati Soedarmo juga mengalami dampak signifikan sebagai dokter gigi yang memiliki praktik mandiri di Jalan Gurita I Nomor 8X, Banjar Karya Dharma, Sesetan, Denpasar Selatan. Dengan tetap mengikuti protokol kesehatan sesuai dengan Surat Edaran dari Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia tentang Pedoman Pelayanan Kedokteran Gigi Selama Pandemi Virus Covid-19 tanggal 17 Maret 2020 dan tanggal 1 April 2020, Drg Judy tetap membuka praktik mandiri.

Hal yang sama ia terapkan pada staf dokter gigi yang bekerja di layanan Poli Gigi UPTD Puskesmas III Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan. “Ada regulasi yang harus kita ikuti dan sering berubah-ubah sehingga mempengaruhi terhadap pelayanan. Pasien jadi harus di-screning, dipilah yang sehat dan yang sakit, alur layanan mengalami perubahan, jadwal pelayanan dibatasi, jenis-jenis layanan semua berubah waktunya. Waktu tunggu pasien juga mengalami perubahan,” kata dokter yang juga merupakan pimpinan di UPTD Puskesmas III Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan.

Puskesmas III Denpasar Selatan yang berlokasi di Jalan Gelogor Carik juga masih melayani pasien pada pukul 08.00 – 10.00 Wita pada hari Senin sampai Jumat dan pukul 08.00 – 10.00 Wita di hari Sabtu. Tentunya dengan batasan hingga 50 pasien. Selain itu Puskesmas III juga menyediakan konsultasi online  via WhatsApp group.

Drg Judy mengakui bahwa jumlah pasien sempat mengalami penurunan ketika pandemi mulai menyerang bulan Maret lalu. Namun, memasuki Tatanan Kehidupan Era Baru yang dicanangkan 9 Juli 2020, jumlah pasien sudah mulai kembali lagi. Drg Judy pun membuka konsultasi via telemedicine dan WhatsApp chat agar pasiennya masih bisa terlayani.

Ketika ditanya sejauh apa pelayanan yang diberikan saat wabah menyerang, ia menjelaskan bahwa tetap melayani pada kasus-kasus tertentu seperti jika pasien mengalami perdarahan, pembengkakan gusi, fraktur gigi dan menunda kasus-kasus seperti pencabutan gigi, tindakan estetis, tindakan penambalan, tindakan yang menggunakan bor, dan scalling/suction.

“Pada Tatanan Era Baru kami tetap melaksanakan protokol kesehatan dan tetap membuka layanan. Sekarang kalau di Poli Gigi kami melayani pencabutan gigi, penambalan gigi tanpa bor, hanya sebelumnya pasien di-rapid dulu. Kalau pengobatan gigi kami melayani langsung di depan sekalian setelah di-screning pasiennya,” tambahnya lagi.

Sementara itu dokter gigi lainnya, Drg Rusidah yang juga memiliki praktik mandiri di Jalan Raya Pemogan Nomor 169 Denpasar Selatan juga menyampaikan bahwa dampak wabah ini terasa pada pelayanan yang menjadi terbatas. “Pasien tidak berani ke dokter gigi, dokter gigi juga was-was kerja walaupun sudah mengikuti protokol khusus,” ungkap dokter yang juga bertugas di Puskesmas yang sama dengan Drg Judy.  Drg Rusidah juga menyatakan bahwa konsultasi yang bisa diberikan pada pasien terbatas pada pemberian resep dan pada kasus emergency.

Di sisi lain, Drg Meriflora Keron atau yang kerap dipanggil Drg Meri memilih untuk tidak menerima pasien sementara waktu pada praktik yang ia buka secara mandiri di Jalan Gunung Guntur, Denpasar. “Pasien-pasien saya sudah banyak yang mengantre,” keluhnya.  

Meskipun berat hati, ia merasa keputusan tersebut adalah keputusan yang bertanggung jawab mengingat penyakit Covid ini begitu membahayakan. “Memang sudah ada panduan protokol khusus, tapi APD (Alat Pelindung Diri), harus kami sendiri yang menyediakan jika ingin buka praktik mandiri yang mana biayanya juga lumayan. Kebetulan saya juga sedang merenovasi tempat praktik saya,” tambahnya lagi.

Drg Meri juga menyatakan kadang ada pasien yang meminta penanganan lebih yang sebenarnya cukup berisiko bagi kedua pihak. Ia berharap pasien dapat mengerti dan bersabar demi keselamatan dan kebaikan bersama.*cla

Komentar