nusabali

Realisasi Kir Tri Wulan Kedua Membaik

  • www.nusabali.com-realisasi-kir-tri-wulan-kedua-membaik

AMLAPURA, NusaBali
Target pendapatan di UPT Pengujian Kendaraan Bermotor Karangasem untuk kir kendaraan pada tri wulan I meleset.

Capaiannya masih di bawah target tri wulan Rp 95 juta. Realisasi pendapatan Kir pada tri wulan kedua mulai membaik setelah penerapan tatanan era baru.

Kepala UPT Pengujian Kendaraan Bermotor, I Gusti Putu Mantra, mengaku belum menghitung capaian pendapatan Kir pada semester pertama. Dikatakan, pada bulan Januari-Maret 2020, Kir sepi. Pemilik kendaraan tidak datang untuk uji kendaraan bermotor walaupun sudah waktunya Kir. Sehingga pada tri wulan I, banyak pemilik kendaraan tidak menjalankan kewajibannya. “Di akhir tri wulan kedua kendaraan mulai berdatangan untuk uji Kir,” ungkap Gusti Putu Mantra, Minggu (30/8).

Meski pengujian kendaraan di akhir tri wulan II mulai membaik, belum mampu menutupi kekurangan realisasi di tri wulan I. Berdasarkan hasil evaluasi, target per tri wulan Rp 95 juta. Namun capaiannya di bawah 50 persen. Dalam situasi normal, rata-rata 50 kendaraan menjalani uji Kir per hari. Kenyataannya, sejak virus Covid-19 hanya sekitar 20 kendaraan yang uji kir. Terpisah, Kadis Perhubungan, Ida Bagus Putu Suastika, mengakui kenyataan itu. Walau telah didukung dua alat uji kir dikalibrasi, yakni alat uji rem dan timbangan namun pendapatan belum maksimal. Sebab alat-alat lainnya masih rusak, sehingga melakukan pengujian secara manual.

Alat-alat uji kendaraan yang perlu dikalibrasi agar lebih akurat mengukur perlengkapan kendaraa yakni speedometer, alat uji emisi gas buang, alat pengukur kebisingan, alat ukur kecepatan, pengereman, timbangan, kincup roda, pengujian tieroad dan lampu utama kendaraan, suspensi, stroboscope atau pengecekan kolong kendaraan, smoke tester, headlight dan noise meter, dan sebagainya. Sedangkan dua alat yang rusak yakni smoke tester (alat test kekuatan lampu) dan headlight dan noise meter, alat uji lampu utama. “Saya memaklumi pemilik kendaraan menunda melakukan uji kendaraan karena situasi ekonomi lagi lesu, daya beli menurun, pemasukan berkurang,” kata Ida Bagus Putu Suastika. *k16

Komentar