nusabali

Pengadaan 25 Pick Up Sampah di Buleleng Gagal Tahun Ini

  • www.nusabali.com-pengadaan-25-pick-up-sampah-di-buleleng-gagal-tahun-ini

Meskipun gagal tahun ini, pengajuan tetap akan dilakukan tahun depan untuk pemaksimalan pengelolaan sampah di tingkat desa.

SINGARAJA, NusaBali

Refocusing anggaran di tataran pemerintah untuk penanganan Covid-19 berdampak pada sejumlah program di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Salah satunya pengadaan armada pick up pengangkut sampah sebanyak 25 unit yang rencananya akan dipinjampakaikan kepada desa/kelurahan di Buleleng gagal direalisasikan tahun ini.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Minggu (30/8),  tahun anggaran 2020 ini instansinya berencana pengadaan 25 unit pick up pengangkut sampah. Meskipun gagal tahun ini, pengajuan tetap akan dilakukan tahun depan untuk pemaksimalan pengelolaan sampah di tingkat desa. “Kami terus upayakan pengajuan disesuaikan dengan keuangan dan kebijakan daerah,” jelas Kadis Ariadi.

Mantan Camat Gerokgak ini juga menyebutkan pengadaan pick up pengangkut sampah sangat penting dalam membantu mobilitas pengangkutan sampah dar rumah tangga ke Tempat Penampungan Sampah (TPS) di desa. Pengadaan armada yang dipinjampakaikan ke pemerintah desa ditargetkan dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).

“Beberapa desa memang sudah berjalan program pengelolaan sampahnya yang komitmen dari kebijakan Bapak Bupati memang diberikan bantuan berupa armada pick up tahun kemarin sudah ada 68 unit, harapannya ke depan dengan pengolahan sampah di desa yang masuk ke TPA hanya sampah residu saja,” imbuh dia.

Sementara itu hingga kini DLH Buleleng, dengan 17 desa dan kelurahan layanannya menggerakkan 26 unit dump truck untuk pengangkutan setiap harinya. Luasan Buleleng dengan 148 desa/kelurahannya jika semuanya masuk menjadi daerah layanan dengan masih memerlukan puluhan armada. Namun sejauh ini dari 17 desa/kelurahan yang sudah menjalin Perjanjian Kerjasama dengan DLH, masih mencukupi untuk proses pengangkutan sampah.

“Sejauh ini masih cukup dengan 26 armada dengan umur beragam, tetapi kalau daerahnya mencakup semua daerah di Buleleng setidaknya masih kurang 14-16 armada truk arm roll,” kata dia.

Perhitungan jumlah ideal itu pun ditentukan jika DLH hanya mengangkut sampah residu satu pekan sekali satu desa. Sementara itu dengan keterbatasan anggaran pemerintah daerah saat ini, pengadaan sarana pengangkut sampah bisa dilakukan pemerintah desa menggunakan APBDesnya. “Sebenarnya bisa diadakan desa sesuai dengan kemampuan keuangannya kalau tidak mampu beli pick up bisa roda tiga dulu disesuaikan dengan kemampuan dan kebijakan desa melalui musyawarah,” tegas dia. *k23

Komentar