nusabali

Hotel dan Objek Wisata Enggan Penuhi Syarat New Normal

  • www.nusabali.com-hotel-dan-objek-wisata-enggan-penuhi-syarat-new-normal

AMLAPURA, NusaBali
Pengelola ratusan hotel dan puluhan objek wisata di Karangasem, masih enggan memenuhi syarat verifikasi untuk hadapi tatanan kehidupan balk era baru atau new normal.

Padahal keran untuk kunjungan wisatawan ke Karangasem telah dibuka pemerintah. Akibatnya, wisatawan yang hendak menginap dan berkunjung ke objek wisata masih sangat terbatas.

Keengganan pengusaha hotel dan objek wisata untuk memenuhi syarat verifikasi new normal tersebut diakui Plt Kadis Pariwisata Karangasem I Putu Arnawa, di sela-sela mengantar kunjungan rombongan dari ASITA Bali di Desa Wisata Tumbu, Banjar Tumbu Kelod, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Jumat (28/8).

Alasannya, jelas dia, banyak hotel belum pasang papan imbauan yang berisi wajib mengenakan masker, jaga jarak dan cuci tangan pakai disinfektan. Selain itu, belum terpasang alat cuci tangan berupa keran dan sabun, kedalaman kolam juga belum diisi, agar jelas tidak membahayakan dan yang lainnya.

Jelas Arnawa, telah lama disosialisasikan  mengenai pentingnya memenuhi syarat new normal, tetapi banyak yang belum melakukan. Sehingga industri pariwisata di Karangasem agak terhambat keberlangsungannya. Padahal potensinya cukup besar, terutama objek wisata dalam belakangan ini geliat masyarakat antusias membangun ojek wisata di seluruh pelosok Karangasem hingga total ditemukan 59 objek wisata.

Sedangkan yang ber SK Bupati Karangasem Nomor 658/HK/2014, tercatat sebanyak 42 objek wisata.

Tetapi objek wisata yang telah lolos verifikasi hanya 11 objek, yakni: Tirtagangga (Banjar Tanah Lengis, Desa Ababi, Kecamatan Abang), Taman Sukasada Ujung (Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem), Taman Harmoni di Bukit Asah (Banjar Bugbug Kelod, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem), Samsara Living Museum di Banjar Tihingan Kaja, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem), Puri Agung Karangasem Jalan Sultan Agung Amlapura, Bukit Lempuyang (Banjar Purwayu, Desa Tri Buana, Kecamatan Abang), Tenganan (Banjar Tenganan Pagringsingan, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis), Sapta Gangga Banjar Timbrah Beji, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem), Taman Edelweiss (Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang), dan Pura Agung Besakih (Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang).

Sedangkan hotel yang telah lolos verifikasi, hanya 22 hotel, padahal di Karangasem ada 6 hotel berbintang, dan 207 hotel non bintang dengan kapasitas 2.360 kamar, mampu menampung 5.047 wisatawan, tersebar di delapan kecamatan. Di Kecamatan Rendang 2 hotel, Sidemen sebanyak 16 hotel, Manggis sebanyak 45 hotel, Karangasem sebanyak 41 hotel, Abang sebanyak 81 hotel, Bebandem sebanyak 1 hotel, Selat sebanyak 2 hotel dan Kubu sebanyak 25 hotel.

Sebanyak 22 hotel yang memenuhi syarat verifikasi: Tirta Ayu Hotel, Taman Surgawi, Ashyana Candidasa, Puri Bagus Candidasa, Villa Sasoon, Rama Sita Bungalow, Mahagiri Resort and Restoran, Lereng Agung Restoran, Subak Tabola Sidemen, Vincent Restoran, Segara Boutige Resort, Alam Batu Beach Resort, Droom Villa Tumbu, Camessa Villa Amed, Blue Lagoon Eco Resort, Nirwana Resort Candidasa, Sekar Anggrek Bungalow, Relax Beach Resort, Bali Palm Resort, Lotus Bungalow, Genggong Hotel, dan Puri Karang Besakih.

"Saya telah berupaya mengoptimalkan SDM pengelola hotel dan objek wisata, agar menyadari pentingnya menjalani tatanan hidup baru, dengan menyediakan berbagai fasilitas tambahan di tengah pandemi Covid-19," jelas I Putu Arnawa.

Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa mengakui, masih banyak pengelola hotel dan objek wisata yang belum mampu memenuhi syarat new normal. Sehingga, belum bisa beroperasi. "Saya sudah pantau, pengelola hotel dan objek wisata belum mampu memenuhi syarat verifikasi new normal. Buktinya belum ada papan imbauan, dan protokol kesehatan yang demi dijalani, sehingga belum bisa diverifikasi," kata I Wayan Kariasa yang juga Manager Hotel Ashyana Candidasa, di Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem.

Protokol kesehatan yang dimaksud, papar dia, salah satunya, jika wisatawan berakhir menginap di sebuah hotel, selanjutnya wajib mengganti seluruh fasilitas di kamar hotel berupa sarung bantal, seprai, kemudian dilakukan penyemprotan disinfektan di setiap kamar yang ditempati wisatawan sebelumnya. Selanjutnya setelah dinyatakan steril, barulah bisa menerima wisatawan berikutnya.

Kunjungan sejak new normal katanya masih sepi, karena semua negara di dunia masih krisis, sama dengan Indonesia. Sehingga  sementara ini kunjungan hanya dari wisatawan domestik.

Kepala Badan Pengelola Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, di Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem Ida Made Alit mengakui, kunjungan masih sepi. "Baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing masih sepi, bisa dihitung dengan jari. Khusus kunjungan  wisatawan asing setiap hari rata-rata 1-2 orang," kata Ida Made Alit. *nant

Komentar