nusabali

Siswa SD Tianyar Barat Belajar di Pasraman Jiwan Mukti

  • www.nusabali.com-siswa-sd-tianyar-barat-belajar-di-pasraman-jiwan-mukti

AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 15 siswa SD Vilial Kelumpu yang merupakan kelas jauh SDN 6 Tianyar Barat memilih belajar di Pasraman Jiwan Mukti, Banjar Muntigunung Kauh, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem.

Hanya saja mereka belajar di lantai. Mereka mendapatkan pelajaran dari pembina Yayasan Jiwan Mukti dan sesekali guru pengajar SDN 6 Tianyar Barat datang ke pasraman.

Pembina Pasraman Jiwan Mukti, I Gede Agung Pasrisak Juliawan, mengatakan, sebanyak 15 siswa SD itu berasal dari siswa kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V dan kelas VI. Belajarnya tiap Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat. Bertindak sebagai guru pengajar yakni Ni Made Dwi Arini, I Komang Agus Wirawan, I Komang Eko, I Gede Tana, dan I Gede Agung Pasrisak Juliawan.

Sebenarnya lanjut Pasrisak Juliawan, Pasraman Jiwan Mukti didirikan awalnya untuk membina mental dan karakter calon pekerja untuk warga Banjar Muntigunung. Terobosan itu dilakukan juga bertujuan untuk memutus mata rantai generasi gepeng dari Banjar Muntigunung. Tak hanya membina anak-anak agar tidak lagi menggepeng juga membina orangtuanya dengan cara memberikan pelatihan untuk calon tenaga kerja. Agar kegiatan di pasraman tidak vakum, maka siswa SD di sekitar Banjar Muntigunung Kauh memanfaatkan gedung pasraman untuk belajar.

Pasrisak Juliawan yang juga Perbekel Desa Tianyar Barat mengatakan, selama ini siswa jenuh belajar di rumah, apalagi belajar online. Tidak semua siswa memungkinkan belajar online, terutama siswa kelas II dan kelas III, di samping tidak terjangkau akses internet dan biayanya mahal. “Adanya siswa belajar di pasraman, maka aktivitas di pasraman jadi berjalan. Siswa juga bergairah datang untuk belajar karena selama ini jenuh belajar di rumah," kata Pasrisak Juliawan.

Dikatakan, sesekali guru pengajar SD datang menemui siswanya. "Jadi orangtua siswa juga senang, anak-anaknya bisa belajar dengan ketentuan tetap menjalankan protokol kesehatan, salah satunya dengan pakai masker," katanya. Hanya mendatangkan sebanyak 15 siswa dan diawasi serta diedukasi setiap hari guna mencegah penularan virus korona. Pengajar Ni Made Dwi Arini juga mengaku termotivasi mengajar siswa yang datang ke pasraman. "Saya mengapresiasi semangat anak-anak dan dukungan orangtuanya untuk belajar langsung, selama ini kesulitan belajar di rumah," kata Ni Made Dwi Arini. *k16

Komentar