nusabali

Sempat Jadi Manajer Hotel Bintang Tiga Saat Baru Berusia 26 Tahun

Wisnu Bawa Tarunajaya, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata

  • www.nusabali.com-sempat-jadi-manajer-hotel-bintang-tiga-saat-baru-berusia-26-tahun

Wisnu Bawa Tarunajaya awalnya ditarik Menteri Pariwisata (waktu itu) Mari Elka Pangestu ke Kemenpar, setelah dosen STP Bali ini dianggap sukses sebagai menjadi penanggung jawab event Pacific Area Travel Association (PATA) Conference, November 2013

JAKARTA, NusaBali

Sebelum ditarik bertugas di Kementerian Pariwisata awal tahun 2014 silam, Wisnu Bawa Tarunajaya, 58, berprofesi sebagai dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Berpengalaman sebagai manajer hotel bintang tiga saat baru berusia 26 tahun, adik kandung Ketua Umum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya ini tidak pernah terpikirkan akan ditarik ke kementerian, apalagi sampai dikukuhkan menjadi Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

"Ya, mungkin ini sudah jalan Tuhan, sehingga saya ditarik ke Kementerian Pariwisata. Padahal, saya tidak pernah berpikir bekerja di Jakarta," kenang Wisnu Bawa Tarunajaya saat ditemui NusaBali di Lantai 11 Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Rabu (19/8) lalu.

Wisnu Bawa Tarunajaya mengisahkan, semua berawal ketika dirinya ditelepon oleh Menteri Pariwisata (waktu itu), Mari Elka Pangestu, awal tahun 2014. Saat itu, Mari Elka Pangestu menelepon Wisnu Bawa Tarunajaya melalui sekretaris pribadi (Sespri)-nya. Intinya, dosen kelahiran Denpasar, 1 September 1962, asal Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Badung ini diminta datang ke Jakarta.

Ketika itu, Wisnu Bawa Tarunajaya belum mengetahui untuk apa dipanggil seorang menteri ke Jakarta. Sampainya di Jakarta, ternyata dia diberi amanah sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Kemenpar. "Itu merupakan suprise bagi saya. Mungkin kepercayaan itu diberikan Bu Mari Elka Pangestu karena penilaian kinerja saya saat menjadi penanggung jawab Pacific Area Travel Association (PATA) Conference di Bali, November 2013," papar Wisnu Bawa Tarunajaya.

Sekadar dicatat, Wisnu Bawa Tarunajaya sebelumnya dipercaya sebagai penanggung jawab PATA Conference 2013 untuk menggantikan Ketua STP Bali yang kala itu sedang menjalani pendidikan. Para pejabat negara menghadiri perhelatan internasional di Nusa Dua tersebut, termasuk Menteri Pariwisata (kala itu) Mari Elka Pangestu. Adalah Wisnu Bawa Tarunajaya sendiri yang menjemput para pejabat negara tersebut.

Sebagai putra daerah Bali, Wisnu Bawa Tarunajaya kala itu diminta mendampingi Mari Elka Pangestu selama perjalanan dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban ke Nusa Dua. Kesempatan itulah yang digunakan Wisnu Bawa Tarunajaya untuk memecahkan berbagai permasalahan menyangkut PATA Conference 2013.

Menurut Wisnu Bawa Tarunajaya, dalam rapat seseorang terkadang menyatakan kesiapannya mendukung acara. Namun, dalam perjalanannya tidak lancar. Bahkan banyak alasan yang disampaikan ketika diingatkan sehingga berpengaruh kepada kegiatan tersebut. Nah, Wisnu Bawa Tarunajaya meminta tolong kepada Menteri Pariwisata agar mengingatkan pihak-pihak yang telah menyatakan siap mendukung.

"Karena adanya Bu Menteri, tiga sampai empat masalah jadi terpecahkan. Permasa-lahan tersebut, antara lain, menyangkut fasilitas konsumsi, tempat, uniform,” katanya. Singkat cerita, gelaran PATA Conference 2013 berlangsung lancar. Itu menjadi kredit poin tersendiri bagi Wisnu Bawa Tarunajaya di mata Menteri Pariwisata, sehingga kjemnudian ditarik ke Kemenpar.

Pengalaman tak terlupakan lagi bagi Wisnu Bawa Tarunajaya adalah ketika mendapat kesempatan masuk dunia bisnis dengan posisi sebagai manajer sebuah hotel bintang tiga di kawasan Nusa Dua saat usianya baru 26 tahun. “Waktu itu, saya diperkenalkan langsung kepada karyawan oleh GM (General Manager) hotel asal Prancis,” tutur anak keempat dari lima bersaudara pasangan Mayor Polisi (Purn) I Made Dana dan Ni Made Nyableg (almarhum) ini.

Disebutkan, sebagian besar pegawai yang dipimpinnya di hotel tersebut usianya lebih tua dari Wisnu Bawa Tarunajaya. Mereka terkesan tidak terima dipimpin oleh sosok lebih muda. Nah, berhubung Wisnu Bawa Tarunajaya terbiasa berorganisasi---termasuk aktif di Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unud dan jadi Ketua Remaja Bhayangkara Club---, dia mampu meyakinkan para karyawan hotel itu. Salah satu caranya, dengan memperhatikan kebutuhan dasar mereka, seperti sandang dan pangan.

"Awal bekerja di hotel tersebutsana, selama 3 bulan pertama saya merasa bagaikan di neraka. Tapi, saya tidak mundur, meski dianggap sebelah mata oleh karyawan. Saya datang pagi dan pulang malam. Saya biasa berangkat kerja saat keluarga masih tidur dan pulang kerja ketika keluarga sudah tidur,” papar ayah dua anak dari pernikahannya dengan Ni Made Any Rasmini ini.

Wusni Bawa Tarunajaya akhirnya berhasil melalui ujian 3 bulan pertama sebagai manajer di hotel. Di bulan keempat, dia sudah bisa menikmati enaknya bekerja sebagai manajer hotel. Kuncinya, kata dia, adalah niat baik untuk memajukan perusahaan, kerja keras, dan memperhatikan kebutuhan dasar karyawan.

Wisnu Bawa Tarunajaya hanya selama 1,5 tahun bekerja di hotel tersebut. Dia terima tawaran kerja di sana, karena hotel di kawasan Nusa Dua adalah tempat praktek bagi dosen muda yang berpotensi. Dia praktek di hotel tersebut setelah mendapat beasiswa mengikuti pelatihan manajemen hotel dan pedagogi di Jerman periode 1988-1990.

Wisnu Bawa Tarunajaya sendiri menghabiskan masa kecil di Jalan Nangka Gang V Denpasar. Kakak sulungnya, Wisnu Bawa Temaja, adalah mantan pejabat tinggi Pemkab Badung yang ini menjadi Komisaris BPD Bali. Sedangkan kakak keduanya, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya adalah mantan Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana, yang kini menjabat Ketua Umum PHDI Pusat. Sementara kakak ketiganya, Wisnu Bawa Tanumejaya, adalah seprang wiraswastawan di Jakarta.

Menurut Wisnu Bawa Tarunajaya, semasa kecil dia sering main bola bersama ketiga kakaknya itu di halaman depan rumah atau di sawah. Ketika sudah SMA hingga kuliah, dia dan kakak-kakaknya kerap membatu ibundanya, almarhum Ni Made Nyableg, berjualan ikan di Pasar Kreneng, Denpasar Timur.

Mereka biasa bangun dinihari pukul 04.00 Wita untuk bantu ibunya membungkus ikan-ikan yang akan dibeli oleh pedagang kecil maupun konsumen lainnya di Pasar Kreneng. Barulah pagi pukul 06.00 Wita, Wisnu Bawa Tarunajaya persiapan berangkat ke sekolah. "Sebelum berangkat biasanya kami bicara mengenai berbagai hal dengan bapak, sehingga terbiasa latihan berdebat pula," kata Wisnu Bawa Tarunajaya, yang menamatkan S1 Fakuluas Ekonomi Unud, S2 Magister Manajemen Unair Surabaya, dan S3 Manajemen Bisnis Unpad Bandung.

Ketika duduk di Semester III Fakulyas Ekonomi Unud, Wisnu Bawa Tarunajaya sempat mencoba masuk Akademi Militer di Magelang---dulu Akabri Angkatan Darat. Dia lolos bersama 8 orang lainnya dari Bali. Sayang, setelah 3 bulan di Akmil, dia sakit hingga memutuskan pulang dan lanjutkan kuliah di Unud. Dia pun gagal mengikuti jejak kakak keduanya, Wisnu Bawa Tenaya, yang menjadi tentara dengan pangkat Jenderal Bintang Dua TNI AD.

Kegagagalan itu, kata Wisnu Bawa Tarunajaya, bukan sebuah kehancuran. Justru menjadi pelajaran untuk lebih baik. Dia pun konsentrasi kuliah di FE Unud hingga tamat pada 1985 saat berusia 23 tahun dan langsung diterima sebagai dones STP Bali.

Pada 1995, Wisnu Bawa Tarunajaya melanjutkan pendidikan S2 Magister Manajemen di Unair Surabaya. Berselang 10 tahun kemudian, pada 2005, dia mengambil S3 Manajemen Bisnis di Universitas Pajajaran (Unpad) Bandung. Selesai S3, dia tetap menjadi dosen di STP Bali, sampai akhirnya ditarik ke Kementerian pariwisata awal tahun 2014. Sempat dipercaya sebagai Asisten Deputi Pengembangan SDM Kemenpar di era Menteri Pariwisata Arief Yahya (2014-2019), Wisnu Bawa Tarunajaya kemudian dilantik Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio sebagai Deputi Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparkeraf, 14 Agustus 2020 lalu. *k22

Komentar