Kariyasa Dorong Obat Covid-19 Segera Diproduksi
JAKARTA, NusaBali
Anggota Komisi IX DPR RI asal Dapil Bali yang antara lain menangani masalah kesehatan, I Ketut Kariyasa Adnyana, menyatakan obat Covid-19 hasil kerjasama Universitas Airlangga Surabaya, TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN) telah beberapa kali menjalani uji coba.
Bahkan telah uji klinis, tapi Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) RI menyatakan belum bisa dimanfaatkan.
Kariyasa menghargai pernyataan BPOM tersebut. Namun dia tetap mendorong obat Covid-19 segera diproduksi guna memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Terlebih saat ini sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), China dan Rusia telah mengklaim pertama kali menemukan obat Covid-19.
“Jika kita terlambat memproduksinya bisa bergantung dengan pihak asing. Oleh karena itu, saya mendorong agar produk dalam negeri atau karya anak bangsa bisa segera di produksi agar dapat dipergunakan oleh masyarakat Indonesia," ujar Kariyasa kepada NusaBali di sela-sela rapat internal Komisi IX DPR RI terkait Tata Kelola Obat, Senin (24/8).
Apalagi, kata Kariyasa, obat hasil kerjasama itu memiliki relawan dalam melakukan uji coba, sehingga tidak menutup kemungkinan akan segera diproduksi dengan catatan telah melewati beberapa tahapan dan dinyatakan layak digunakan. “Untuk itu kita harus punya ketangguhan dalam memproduksi obat tersebut,” ujar anggota Fraksi PDIP ini. *k22
Kariyasa menghargai pernyataan BPOM tersebut. Namun dia tetap mendorong obat Covid-19 segera diproduksi guna memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Terlebih saat ini sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), China dan Rusia telah mengklaim pertama kali menemukan obat Covid-19.
“Jika kita terlambat memproduksinya bisa bergantung dengan pihak asing. Oleh karena itu, saya mendorong agar produk dalam negeri atau karya anak bangsa bisa segera di produksi agar dapat dipergunakan oleh masyarakat Indonesia," ujar Kariyasa kepada NusaBali di sela-sela rapat internal Komisi IX DPR RI terkait Tata Kelola Obat, Senin (24/8).
Apalagi, kata Kariyasa, obat hasil kerjasama itu memiliki relawan dalam melakukan uji coba, sehingga tidak menutup kemungkinan akan segera diproduksi dengan catatan telah melewati beberapa tahapan dan dinyatakan layak digunakan. “Untuk itu kita harus punya ketangguhan dalam memproduksi obat tersebut,” ujar anggota Fraksi PDIP ini. *k22
Komentar