nusabali

Usaha Kaktus Laris Manis di Masa Pandemi

  • www.nusabali.com-usaha-kaktus-laris-manis-di-masa-pandemi

Kaktus yang paling banyak diburu yakni jenis kaktus bulat. Selain dijual, ada juga kaktus yang khusus sebagai tanaman hias dipakai pada ruang-ruang perkantoran yang dikontrak oleh instansi tertentu.

SINGARAJA, NusaBali

Tanaman kaktus memiliki keindahan tersendiri untuk dekorasi ruangan dan halaman rumah. Tanaman berduri ini dapat menjadi penyaluran hobi tersendiri bagi sejumlah orang penyuka tanaman. Namun di sisi lain bisa juga menjadi komoditas dengan nilai ekonomi. Tak heran, tanaman hias ini dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan.

Seperti yang dilakukan oleh I Made Wisnawa. Pria berusia 26 tahun ini menggeluti usaha tanaman kaktus sejak tiga tahun yang lalu. Di teras halaman depan rumahnya berjajar berbagai jenis kaktus penghias rumah. Mulai dari kaktus orang tua, kaktus ulir, kaktus golden barelel atau gentong emas, kaktus bambu cina dan berbagai jenis tanaman kaktus lainnya.

"Saya mulai menggeluti usaha kaktus ini sejak tiga tahun yang lalu usai taman kuliah," ujar Wisnawa saat ditemui NusaBali, Minggu (23/8) di kediamannya di Banjar Dinas Pegayaman, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Usaha tanaman kaktus bermula dari kesukaannya menanam kaktus. Kemudian ada teman sesama penghobi kaktus yang membuka usaha berjualan tanaman ini dan cukup sukses.

Akhirnya dia kepincut untuk menekuni berjualan tanaman kaktus. Selain itu usaha ini juga dijadikan pekerjaan sampingan di tengah kesibukkan sebagai seorang guru kontrak. "Hitung-hitung untuk menambah penghasilan dan mengisi waktu luang di tengah kesibukan. Tanamam kaktus peliharaannya kan cukup simpel dan tidak banyak memakan waktu," ujar pria yang juga pengajar di SMAN 2 Banjar ini.

Ia menuturkan, awalnya cukup ribet untuk mengembangbiakkan tanaman kaktus. Dari 20 tanaman kaktus yang dia beli didatangkan dari luar Bali pada tiga tahun lalu, hanya 10 buah tanaman kaktus yang hidup. Namun kesukaannya pada tanaman kaktus membuatnya belajar banyak. Mulai dari sisi pemeliharaan hingga dapat dikembangkan menjadi bibit-bibit kaktus.

Pengetahuan soal kaktus Wisnawa peroleh dari penjual kaktus secara langsung. Ia juga belajar melalui laman YouTube dan pengalaman pribadi teman-teman penghobi. "Jadi ada semacam grup sesama penghobi kaktus, di sana kami bertukar pengetahuan dan pengalaman. Saat pertama memilai usaha modal awal dulunya tak banyak, hanya Rp 100 ribu. Namun perlahan-lahan bisa berkembang sampai saat ini," tuturnya.

Saat ditanyai mengenai penjualan tanaman hias kaktus di tengah pandemi Covid-19, ia mengaku penjualan cukup melonjak. Hal tersebut dirasakan sejak April lalu saat mulai adanya pemberlakukan Work From Home (WFH). Ia memperkirakan hal ini membuat banyak masyarakat banyak mengisi waktu di rumah dengan memelihara tanaman hias. Bahkan pamor tanaman kaktus yang sempat meredup di kalangan pencinta tanaman hias kini ngetren kembali.

Saat ini setiap bulannya ia bisa menjual hingga 100 biji tanaman kaktus. Sedangkan sebelum pandemi Covid-19 terjual rata-rata 10 sampai 20 kaktus setiap bulannya.

"Untuk harga tanaman kaktus mulai dari kisaran Rp 5 ribu sampai Rp 150 ribu. Khusus tanaman kaktus kolektor harganya tembus mencapai jutaan rupiah. Untuk usia kaktusnya beragam. Ada yang sudah 15 tahun," beber Wisnawa.

Kaktus yang paling banyak diburu yakni jenis kaktus bulat. Selain dijual, ada juga kaktus yang khusus sebagai tanaman hias dipakai pada ruang-ruang perkantoran yang dikontrak oleh instansi tertentu. "Jadi kami sistemnya kontrak, tanaman kaktus dikontrak dengan masa waktu tertentu oleh perkantoran. Tetapi kami yang melakukan proses pemeliharaan. Biasanya tanaman kaktus sebagai penghias ruang-ruang pelayanan kantor," ungkapnya.*cr75

Komentar