nusabali

Program 'Revitalisasi Bumi' Diluncurkan di Pemuteran

  • www.nusabali.com-program-revitalisasi-bumi-diluncurkan-di-pemuteran

Kesiapan mendatangkan wisata yang pertama diperhatikan adalah di kawasan wisata tersebut harus sangat ketat menerapkan protokol kesehatan.

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, mendukung program 'Revitalisasi Bumi' dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam tatanan kehidupan baru untuk menyambut pemulihan kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata. "Kami mendukung kegiatan yang dilakukan Kemenparekraf yakni 'Revitalisasi Bami' yang bertujuan membangkitkan perekonomian, khususnya di sektor pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng, Made Sudama Diana di Desa Pemuteran, Buleleng,  Sabtu (22/8).

Ia mengatakan Revitalisasi Bumi dari Kemenparekraf sangat tepat dalam menyambut tatanan kehidupan baru di tengah pandemi Covid-19. "Dengan program tersebut kami bersama masyarakat melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan, khususnya di kawasan wisata. Gerakan ini guna memberi kepercayaan kepada wisatawan bahwa komponen masyarakat sudah siap dengan segala ketentuan protokol kesehatan," ujarnya.

Menurut Sudama Diana, kegiatan yang dilakukan Kemenparekraf bersinergi dengan komponen masyarakat sehingga kawasan objek wisata sudah siap dikunjungi wisatawan Nusantara maupun mancanegara. "Terlebih Bali sebagai daerah tujuan utama wisatawan di Indonesia, sudah saatnya dipersiapkan secara matang dan memenuhi protokol kesehatan dalam menyambut kunjungan wisatawan di tengah pandemi Covid-19," ucapnya.

Sementara itu, Koordinator Promosi Wisata Minat Khusus Budaya, Kemenparekraf Santy Lusiani mengatakan Kemenparekraf terus berupaya mempersiapkan objek-objek wisata agar sehat dan bersih dalam tatanan kehidupan baru di tengah pandemi Covid-19. "Melalui program 'Revitalisasi Bumi' kami mengajak masyarakat mempersiapkan lebih awal dalam menyambut kunjungan wisatawan dengan kehidupan sehat dan bersih. Bali sebagai daerah tujuan wisata utama, maka program ini di mulai dari Pulau Dewata," ujarnya.

Menurut Santy Lusiani, dengan pandemi Covid-19, para wisatawan sekarang punya pola berwisata yang berbeda dengan sebelum terjadi pandemi. Saat ini para wisatawan akan memperhitungkan soal kesehatan menjadi prioritas utama, setelah itu baru memikirkan objek wisata yang akan dikunjunginya. "Dengan terjadinya pandemi Covid-19, para turis tidak semata-mata hanya melihat objek wisata. Tetapi yang lebih penting diutamakan masalah kesehatan. Bagaimana di objek wisata itu soal kebersihannya dan bagaimana penerapan protokol kesehatan," ucapnya.

Oleh karena itu Santy Lusiani mengajak masyarakat dan pemangku kepentingan pariwisata untuk bersama-sama menjaga kesehatan dan kebersihan di lingkungan objek wisata. Kesiapan mendatangkan wisata yang pertama diperhatikan adalah di kawasan wisata tersebut harus sangat ketat menerapkan protokol kesehatan.

Dalam program ‘Revitalisasi Bumi’ di Bali ada sejumlah kawasan objek wisata menjadi sasaran yakni kawasan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Desa Pemuteran dan Menjangan (Buleleng), Amed dan Tulamben di Karangasem. Begitu juga objek wisata yang lainnya juga dilakukan acara serupa. Tapi kalau di Pulau Jawa lebih pada sasarannya membersihkan di daerah pegunungan. Sehingga program ini titik sasarannya adalah membersihkan dan mengembalikan alam semesta agar bersih dan indah, bebas dari sampah sehingga wisatawan juga kembali tertarik berwisata di Tanah Air. *ant

Komentar