nusabali

Gubernur Koster Larang Bendesa Ikut Sampradaya

Kemarin Laksanakan Peletakan Batu Pertama Kantor MDA-PHDI Gianyar

  • www.nusabali.com-gubernur-koster-larang-bendesa-ikut-sampradaya

GIANYAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster mengingatkan para bendesa adat di 1.493 desa adat se-Bali untuk meletakkan jabatannya, jika terbukti terpapar aliran Sampradaya termasuk Hare Krishna.

Masalahnya, jika bendesa adat sampai terpapar aliran selain keyakinan Hindu Bali, maka tradisi budaya dan adat Bali akan hancur. “Jika bendesa adat terpapar begitu (Sampradaya, Red), sebaiknya berhenti jadi bendesa,’’ tegas Gubernur Koster saat acara peletakan batu pertama pembangunan Kantor Majelis Desa Adat (MDA) Kabuaten Gianyar dan Kantor PHDI Gianyar, di Jalan Kesatrian Gianyar, Selasa (18/8) pagi pukul 09.30 Wita. Di hadapan jajaran Muspida Gianyar dan 273 bendesa adat se-Gianyar, Gubernur Koster menilai paparan aliran kepercayaan terhadap bendesa akan berdampak lebih parah bagi Bali. Ini lebih parah ketimbang bendesa terpapar Covid-19, yang bisa diobati di rumah sakit.

Karena itu, Gubernur Koster mengingatkan pengurus MDA Kabupaten Gianyar, MDA Kecamatan, dan para bendesa adat harus kokoh menjaga adat dan tradisi Hindu Bali. Desa adat harus melaksanakan kesatuan tatanan keagamaan Hindu sesuai adat Bali. “Kita jangan belog ajum (bodoh dan suka main-main, Red). Seperti pesan Bung Karno, jadilah pemeluk Hindu Nusantara, bukan Hindu seperti India,’’ jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Terkait telah masuknya sejumlah aliran Sampradaya di Bali, Koster mengingatkan para prajuru adat dan krama adat untuk tetap menjaga desa adat agar tak terpapar. Jika desa adat sampai terpengaruh Sampradaya, maka Bali akan hancur. Koster pun heran banyak krama Bali pemeluk Hindu yang ikut aliran sampai membongkar sanggah dan tidak lagi mabanten.

“Jadi orang Bali jangan sok toleran-lah. Karena bagi orang Bali (Hindu, Red), harus ada hal prinsip yang kita ketatkan (menjaga adat dan tradisi Bali). Bali itu tenget, jangan main-main,” kata Koster.

Mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode ini pun memuji tradisi budaya dan adat Bali. Sebab, tradisi Hindu Bali menjadikan semua sendi-sendi kehidupan lebih hidup. Di tengah itu pula, Bali sebuah gugusan pulau yang kecil, namun dianugerahi kekayaan yang tak dimiliki daerah lain, yakni seni budaya, adat, dan kearifan lokal Bali. Oleh karena itu, kata Koster, tradisi dan adat Bali sudah jadi harga mati dan prinsip bagi krama Bali.

Terkait pembangunan Kantor MDA Kabupaten Gianyar dan PHDI Gianyar, menurut Koster, ini sebagai salah satu program yang dijanjikan saat maju sebagai Calon Gubernur Bali di Pilgub 2018. Program ini berbingkai visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Implementasi program diawali dengan pembuatan Perda Nomor 34 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali, lanjut membentuk Dinas Pemajuan Desa Adat yang khusus mengurus desa adat.

Sebelumnya, terjadi keanehan karena 1.493 desa adat di Bali hanya diurus oleh kepala seksi di Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota. Ledbih aneh lagi, kata Koster, melihat Kantor Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali yang tak ada kesan ‘utama’. “Melihat kantor itu, kesannya tak hanya setengah hati lagi, tapi malah ngak ada seriusnya. Maka, saya bangun Kantor MDA Bali menyatu dengan PHDI Bali, yang megah di kaswasan Renon (maksudnya Niti Mandala Denpasar, Red),” terang Koster.

Koster menegaskan, tahun 2021 nanti semua kabupaten/kota di Bali sudah memiliki Kantor MDA dan PHDI yang baru. Kantor ini akan dibangun dari dana tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) sebanyak Rp 29 miliar, yang terkumpul tahun ini. Sedangkan tahun depan akan disusul Rp 3 miliar.

Dari total Rp 29 miliar itu, sebanyak Rp 10 miliar sudah dipakai untuk membangun Kantor MDA/PHDI Provinski Bali, sementara Rp 3 milir hingga Rp 4 miliar untuk Kantor MDA/PHDI Kabupaten/Kota se-Bali. Koster pun mengapresiasi Pemkab  Gianyar, karena menjadi daerah pertama di Bali yang membangun Kantor MDA/PHDI. “’Saya bangga karena Kantor MDA/PHDI Kabupaten Gianyar ini bisa dibangun dengan dana APBD Gianyar 2020. Saya optimis Kabupaten Badung juga akan bangun kantor seperti ini, dengan biaya seperti Gianyar. Karena uangnya Badung kan banyak,’’ jelas Ketua DPD PDIP Bali ini.

Sementara itu, Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra mengatakan sejarah akan mencatat bahwa sejak dipimpin Gubernur Koster, Bali memiliki banyak terobosan bidang adat dan budaya. Tak hanya regulasi berupa Perda dan Pergub yang dibuat, tapi juga pelbagai jenis bantuan untuk desa adat. “Krama Bali tentu bangga karena Gubernur kini telah berhasil mewujudkan sejumlah bangunan fisik yang monumental, seperti shortcut dan pelabuhan segitiga emas (Nusa Penida-Nusa Ceningan-Sanur),” jelas Agus Mahayastra. *lsa

Komentar