nusabali

Pariwisata Bali Pasrah

  • www.nusabali.com-pariwisata-bali-pasrah

DENPASAR, NusaBali
Para pelaku pariwisata Bali mengaku  memahami pernyataan pemerintah pusat sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Invetasi Luhut Binsar Panjaitan yang belum mengizinkan orang asing masuk ke Indonesia.

Hal mana otomatis belum memungkinkan bagi Bali dibuka untuk wisatawan mancanegara (wisman) pada 11 September sebagaimana fase ketiga yang dirancang pada Tata Kehidupan Bali Era Baru oleh pemerintahan Gubernur Bali, I Wayan Koster. “Karena Bali ini jadi barometer, apa yang disampaikan Pak Luhut patut dipertimbangkan,” ujar Ketua BPC PHRI Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, Senin (17/8). Apalagi, Indonesia masih masuk katagori zona merah – Covid -19.

Hal tersebut disampaikan Rai Suryawijaya-sapaan tokoh pariwisata asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara Badung, sehubungan dengan tarik ulur rencana buka pariwisata Bali untuk wisman. Sebelumnya Pemprov mewacanakan Bali akan buka untuk wisman pada 11 September, namun  Pusat s menyatakan belum memungkinkan.

Karena itu lanjut Rai Suryawijaya, memang harus diperitmbangkan dengan sangat matang. Apalagi negara-negara lain juga  masih melakukan lockdown, dengan tujuan jangan sampai terjadi  gelombang pandemi kedua. Karena itulah lanjut Rai Suryawijaya, bisa dipahami pernyataan pemerintah pusat tersebut.

Jangan sampai nanti Bali setelah buka, malah tutup kembali. Hal tersebut kata Rai Suryawijaya tentu sangat tidak baik bagi Bali dan Indonesia pada umumnya. Apalagi Bali menjadi sorotan dunia. “Jangan sampai menjadi backfire atau bumerang. Sekali buka  maka buka untuk seterusnya,” ujarnya.

Di pihak lain akibat dampak pandemi Covid-19, semua negara menerapkan strategi  kepariwisataan yang sama yakni menggenjot wisatawan domestik.  Antara lain  Australia, Jepang dan lainnya  malah memberikan subsidi, sehingga devisa tidak keluar. Menurut Rai Suryawijaya, perkembangan wisatawan domesti ke Bali sejak Bali buka pada 31 Juli menunjukkan perkembangan positif. Dari sebelumnya hanya 6 penerbangan, kini penerbangan domestik sudah rata-rata 32 pesawat dengan total penumpang sekitar 2.500 orang. “Ini positif, namun masih jauh untuk mengisi jumlah kamar hotel di Bali yang mencapai 146 ribu room,” kata Rai Suryawijaya. Karena itulah tingkat hunian masih minim di kisaran 1 digit. Sebelumnya Bali sendiri  sudah menyampaikan aspirasi ke Pusat,  agar Bali  bisa buka untuk wisman. Namun kata Rai Suryawijaya,  Bali  tidak bisa jalan sendiri.

Sementara itu Kadisparda Bali I Putu Astawa,menyatakan memang memang  ancer-ancer Bali untuk buka wisman 11 September. Namun itu ancer-ancer  dengan catatan tetap melihat perkembangan yang ada. Dan soal wisman tegasnya tidak bisa ditentukan oleh Bali sendiri, tetapi oleh Pusat. Apalagi masih ada Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk ke Wilayah Negara RI, yang belum dicabut. “Jadi kita ikuti Pusat, sambil menunggu kajian lebih lanjut,” ujarnya.

Astawa menolak menyatakan bagaimana kemungkinan agenda-agenda seandainya Bali dibuka untuk wisman awal tahun 2021. “ Ah jangan dibawa ke sana dulu, kita masih fokus pada ini (2020),” elaknya.

Sebelumnya Bali merancang tiga fase pembukaan pariwisata. Pertama, tangal 9 Juli 2020 untuk wisatawan domestik/lokal. Selanjutnya 31 Juli 2020 untuk wisatawan Nusantara, dan pada 11 September 2020 dirancang mulai menerima wisman. *k17

Komentar