nusabali

Perdiknas Denpasar Peringati HUT ke-75 Kemerdekaan RI

Tetap Semangat, Maknai Sisi Positif Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-perdiknas-denpasar-peringati-hut-ke-75-kemerdekaan-ri

DENPASAR, NusaBali
Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar melaksanakan upacara peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan menerapkan protokol kesehatan, Senin (17/8).

Tampil sebagai Pembina Upacara, Ketua Perdiknas Denpasar, Dr AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda SSos MSi. Dalam peringatan tersebut, ada dua hal penting yang dijadikan refleksi yakni memaknai sisi positif pandemi Covid-19 dan juga tantangan dunia pendidikan ke depan.

“Jika diambil negatifnya (dampak Covid-19, red) mungkin banyak sekali. Tapi mungkin kalau orang Bali bilang, momen Covid-19 ini seperti kita mulat sarira, kembali pada hal-hal yang esensi. Mungkin saja dengan adanya pandemi mengembalikan hakekat hidup sebagai hal yang utama,” ungkap Dr AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda SSos MSi ditemui usai upacara yang digelar di Lapangan Perdiknas, Jalan Tukad Yeh Aya, Denpasar.

Disinggung mengenai penanaman nilai-nilai ketuhanan seperti yang disebutkan dalam pidato Presiden Joko Widodo, menurut Eddy, antara pengembangan diri dan penanaman nilai-nilai ketuhanan harus berjalan beriringan. “Dari dulu sebenarnya sudah ada konsep high-tech dan high-touch. High-tech adalah penggunaan teknologi tinggi, sedangkan high-touch bukan berarti sentuhan fisik, melainkan etika, budaya, akhlak. Kita mungkin selama ini terlalu high-tech sehingga lupa high-touch. Atau sebaliknya terlalu high-touch sampai lupa pengembangan diri,” jelasnya.

Lalu, bagaimana guru-guru mengajarkan nilai-nilai ketuhanan di tengah pembelajaran jarak jauh tanpa ada proses pembelajaran tatap muka dengan siswa? Bagi Eddy, hal ini masih diperlukan metode-motode pembelajaran yang pas dan melibatkan tokoh-tokoh pendidikan. “Kembali lagi, bahwa teknologi hanyalah alat. Ketika etika tidak bisa dijelaskan melalui tatap muka, harus ada metode-metode yang bisa kita kedepankan, agar rasa itu tidak terlupakan dalam teknologi. Kalau secara virtual, memang agak berat bagi guru untuk menanamkan etika dan nilai ketuhanan. Tapi optimis pasti bisa,” kata Eddy.

Meski saat ini masih berlangsung pembelajaran jarak jauh, namun Perdiknas Denpasar sudah menyiapkan langkah-langkah terbaik andaikata protokol tatanan kehidupan era baru memungkinkan untuk pembelajaran tatap muka. “Guru-guru sekarang sudah mulai melakukan pelatihan dan membuat modul untuk PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Kalau sudah sekolah normal, kami sudah siapkan ruang psikologi, ruang dokter, dan satu ruangan untuk kontemplasi. Karena anak juga harus kita sentuh hatinya,” imbuhnya.

Sedangkan Kepala SMP Nasional Denpasar, Ni Putu Supadmi SPd, mengatakan, meski di tengah situasi pandemi namun siswa dan guru di sekolah tersebut tetap antusias mengadakan kegiatan. Beberapa kegiatan yang digelar secara virtual seperti lomba vlog, tiktok, pembuatan poster, video, dan lain-lain. “Dengan jalan ini, kita tetap merayakan kemerdekaan dengan semangat. Kita harus bisa menyikapi peringatan kemerdekaan meski di tengah pandemi,” ungkapnya.

Sementara Kepala SMK Teknologi Nasional Denpasar, Ni Nyoman Sulasmini SPd juga menggelar lomba tiktok yang bertemakan HUT ke-75 Kemerdekaan RI, serta posting pantun kemerdekaan di Instagram. “Memang tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Kami harus mematuhi protokol kesehatan,” tandasnya. *ind

Komentar