nusabali

Cegah Klaster Perkantoran, WFH Wajib Dilakukan di Buleleng

  • www.nusabali.com-cegah-klaster-perkantoran-wfh-wajib-dilakukan-di-buleleng

Pemberlakuan WFH menjadi  prosedur penanganan jika ada yang terkonfirmasi di satuan atau bidang perkantoran.

SINGARAJA, NusaBali

Sejumlah instansi dan perkantoran di Buleleng menginstruksikan pegawainya untuk menjalani Work From Home (WFH).  Sesuai data Gugus Tugas Kabupaten, kasus konfirmasi yang menjangkiti pegawai atau staf perkantoran di lingkup Pemkab Buleleng ada tiga orang, terdiri dari dua PNS dan satu  pegawai kontrak di dinas berbeda. Ketiganya dan staf yang berkontak erat saat ini sudah dilakukan isolasi mandiri dan WFH bagi pegawai yang berkontak erat.

WFH juga diputuskan bagi staf Badan Layanan Umum (BLU) Undiksha Singaraja pasca munculnya satu kasus terkonfirmasi. “Undiksha baru satu orang, dan hasil tracing dan swab terkendali. Tetapi sejak awal Pak Rektor mengambil kebijakan kalau ada kasus akan bekerja dari rumah,” jelas Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa, Rabu (12/8).

Kebijakan itu pun disebut Suyasa untuk mencegah  terjadinya penularan klaster perkantoran. Menurut Suyasa yang sempat menjabat sebagai Asisten Umum Setda Buleleng mengatakan upaya pencegahan klaster perkantoran juga dikembalikan pada penerapan protokol kesehatan dan ketaatan pegawai dan staf di lingkungannya.

Gede Suyasa mengatakan pemberlakuan WFH menjadi  prosedur penanganan jika ada yang terkonfirmasi di satuan atau bidang perkantoran.

Kasus terkonfirmasi bergejala langsung akan ditangani rumah sakit untuk melakukan isolasi, dan bagi yang suspect atau kontak erat tak bergejala wajib menjalani isolasi mandiri. “WFH berlaku pada kasus suspect dan kontak erat. Tergantung juga lihat dulu akses mereka melakukan kontak. Paling tidak satu ruangan saja,  pimpinannya yang menugaskan staf isolasi mandiri sampai ada kepastian tidak bergejala lagi,” kata Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini. WFH pun diputuskan cepat oleh masing-masing pimpinan kantor atau lembaga untuk mencegah penularan lebih massif.

Sementara itu perkembangan kasus konfirmasi kumulatif di Buleleng terakhir berjumlah 126 orang, yang 148 orang di antaranya dinyatakan sembuh, 2 orang meninggal dan 66 orang dirawat. Perkembangan data tersebut menunjukkan ada 4 penambahan kasus baru yang 3 orang di antaranya berasal dari Kecamatan Buleleng dan satu orang dari Kecamatan Sukasada. Selain itu juga diimbangi dengan pengurangan 3 pasien konfirmasi yang sembuh 2 orang dari Kecamatan Buleleng dan satu orang dari Kecamatan Banjar. *k23

Komentar