nusabali

Bidan Terpapar Corona, Ruang Nifas RS Sanjiwani Gianyar Pun Tutup 14 Hari

Di Karangasem, Keluarga Pasien Sempat Tolak Jenazah Ditangani Protokol Covid-19

  • www.nusabali.com-bidan-terpapar-corona-ruang-nifas-rs-sanjiwani-gianyar-pun-tutup-14-hari

DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 masih berkecamuk di Kabupaten Gianyar, ditandai dengan munculnya 8 kasus baru per Senin (10/8).

Bahkan, Ruangan Nifas (pasca melahirkan) RSUD Sanjiwani Gianyar ditutup selama 14 hari, karena ada 9 bidan yang terkonfirmasi terpapar Covid-19.


Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Gianyar, I Gusti Bagus ‘Bem’ Adi Wicaksana Widya Utama, mengatakan 8 kasus baru Corona di Gumi Seni per Senin kemarin tersebas di beberapa lokasi. Salah satunya, pria inisial IMA, 37, seorang PNS asal Banjar Payangan Desa, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan.

Sedangkan 7 kjasus Covid-19 lainnya, masing-masing IMS, 52, asal Banjar Kaja Kauh, Desa Tulikup (Kecamatan Gianyar), NMW, 49, asal Banjar Lebah, Desa Keramas (Kecamatan Blahbatuh), EHK, 46, asal Banjar Tegalantang, Kelurahan Ubud (Kecamatan Ubud), IKT, 53, asal Banjar Medahan, Desa Medahan (Kecamatan Blahbatuh), IMA, 57 (tinggal di Asrama Polres Gianyar), NKC, 19, asal Banjar Samu, Desa Singapadu Kaler (Kecamatan Sukawati), dan NWDA, 29, karyawan swasta yang tinggal sementara di Banjar Pakudui, Desa Kedisan (Kecamatan Tegallalang).

Dengan tambahan 8 pasien baru ini, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Gianyar kini mencapai 350 orang. Dari jumlah itu, 286 orang di antaranya sudah berhasil sembuh, 58 orang masih dalam perawatan, dan 6 orang lagi meninggal dunia.

Sementara, Ruang Nifas RSUD Sanjiwani, Gianyar ditutup selama 14 hari, sejak 10 Agustus 2020 hingga 24 Agustus 2020. Penutupan ini terungkap melalui papan pengumuman yang dipasang sejak Senin kemarin. "Sehubungan dengan adanya petugas erkonfirmasi positif Covid-19, pelayanan Ruang Nifas sementara tutup selama 14 hari mulai 10 Agustus 2020. Pelayanan akan buka kembali 24 Agustus 2020. Tertanda Humas RSUD Sanjiwani,” bunyi pengumuman tersebut.

Saat dikonfirmasi, Dirut RSUD Sanjiwani, dr Ida Komang Upeksa, membenarkan penutupan Ruangan Nifas ditutup selama 14 hari itu. "Seizin Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Gianyar, ya memang benar ada penutupan sementara Ruang Nifas," jelas dr Upeksa.

Selama Ruang Nifas ditutup, jika ada pasien baru yang hendak melahirkan akan dirujuk ke RS Payangan atau rumah sakit terdekat lainnya. “Kami tidak melayani pasien kebidanan atau persalinan selama tutup sementara. Bagi yang telah bersalin, tetap dirawat di Ruang Nifas,” jelas dr Upeksa. Saat ini, masih ada 7 pasien dan 4 bayi yang dirawat di Ruang Nifas RSUD Sanjiwani. Tenaga kesehatan yang menjaga para pasien ini diperbantukan dari bidan IGD RSUD Sanjiwani dan bidan Ruang Bersalin.

Informasi di lapangan, jumlah tenaga kesehatan di RSUD Sanjiwani yang terpapar Covid-19 mencapai 10 orang. Mereka terdiri dari 1 perawat di Ruang Yudistira dan 9 bidan di Ruang Nifas RSUD Sanjiwani.

Saat dikonfirmasi, Senin kemarin, Kadis Kesehatan Gianyar, dr Ida Ayu Cahyani Widyawati, mengatakan akan dilakukan tindakan dengan mensterilkan ruangan pelayanan tersebut (Ruang Nifas RSUD Sanjiwani. “Karena ada tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19, sehingga perlu mensterilkan ruangan pelayanan,” katanya.

Sementara itu, per Senin kemarin di Provinsi Bali muncul 38 kasus baru Covid-19, bersamaan dengan tambahan 39 pasien yang berhasil sembuh. Berdasarkan data terbaru yang dirilis GTPP Covid-19 Provinsi Bali, 38 kasus baru ini semuanya merupakan transmisi lokal (penularan di daerah).

Tambahan kasus terbanyak terjadi di Kota Denpasar, yakni 11 pasien Corona. Terbanyak berikutnya berada di Gianyar dengan 8 kasus baru, disusul Badung (6 kasus baru), Klungkung (5 kasus baru), Bangli (3 kasus baru), Buleleng (3 kasus baru), Karangasem (1 kasus baru), dan Tabanan (1 kasus baru). Satu-satunya daerah di Bali yang nihil kasus baru kemarin adalah Jembrana.


Dengan tambahan 38 pasien baru kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali saat ini tembus 3.817 kasus. Berdasarkan klasifikasi penyebarannya, terbanyak merupakan kasus transmisi lokal yakni 3.424 orang atau 89,70 persen dari total 3.817 kasus positif. Sisanya, 298 orang imported case dari PMI yang punya riwayat perjalanan ke luar negeri (7,81 persen), 87 orang imported case dari riwayat perjalanan ke luar daerah Bali (2,28 persen), dan 8 orang WNA (0,21 persen).

Daerah di Bali yang paling parah terpapar Covid-19 masih tetap Denpasar, yakni mencapai 1.420 kasus, yang mana 1.355 orang di antaranya merupakan transmisi lokal. Disusul kemudian Badung dengan 537 kasus positif Corona, Bangli (388 kasus), Gianyar (350 kasus), Klungkung (343 kasus), Karangasem (279 kasus), Buleleng (221 kasus), Tabanan (156 kasus), dan Jembrana paling ‘steril’ (dengan 69 kasus).

Yang menggembirakan, pada saat bersamaan, Senin kemarin, kembali terdapat tambahan 39 pasien Corona sembuh di Bali. Jumlah tambahan pasien sembuh paling banyak berada di Denpasar yakni 15 orang, disusul Karangasem (12 pasien sembuh), Badung (8 pasien sembuh), Klungkung (2 pasien sembuh), dan Gianyar (1 pasien sembuh).

Dengan tambahan 39 pasien sembuh kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 3.308 orang. Artinya, angka kesembuhan di Bali kini berhasil tembus 86,67 persen dari total 3.817 kasus positif atau naik 0,17 bersen dibanding sehari sebelumnya.

Ini sekaligus mengembalikan trend jumlah pasien sembuh melamuapi kasus baru di Bali, setelah sempat terhenti selama dua hari, Sabtu (8/8) dan Minggu (9/8). Trend pasien sembuh melampaui kasus baru di Bali sudah berlangsung sejak 23 Julai 2020, sebelum akhirnya terhenti per 8 Agustus 2020. Hanya saja, masih perlu waktu untuk memecahkan rekor kesembuhan tertinggi pasien Covid-19 di Bali yang mencapai 87,13 persen per 7 Agustus 2020.

Sementara, hingga saat ini jumlah pasien Covid-19 di Bali yang masih dalam perawatan tinggal 460 orang atau hanya 12,05 persen dari total 3.817 kasus positif. Sedangkan jumlah kumulatif pasien di Bali yang meninggal dunia tetap 49 orang atau 1,28 persen dari total 3.817 kasus positif. Mereka yang meninggal terdiri dari 47 orang WNI dan 2 orang WNA.

Di sisi lain, seorang pasien probable Covid-19 asal Banjar lebah, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, I Ketut G, 70, meninggal dalam perawatan di RSUD karangasem, Minggu (9/8). Korban meninggal sebelum sempat diuji swab. Tapi, karena dari hasil rontgent muncul dugaan terkait Corona, jenazahnya pun ditangani dengan protokol Covid-19. Hanya saja, pihak keluarga sempat menolak penanganan jenazah dengan protokol Covid-19.

Pasien I Ketut G awalnya dibawa ke IRD RSUD Karangasem, Minggu siang pukul 14.00 Wita, dengan keluhan sesak napas. Beberapa jam setelah ditangani tim medis, pasien yang sempat dirontgen ini diduga terkait Covid-19. Namun, pihak keluarga menolak dilakukan penanganan dengan protokol Covid-19.

Direktur RSUD Karangasem, dr I Wayan Suardana, pun berupaya meyakinkan keluarganya bahwa pasien yang meninggal dicurigai terkait Covid-19, sehingga penanganannya harus khusus mulai dari memandikan jenazah, memasukkan ke peti, hingga proses penguburan. Setelah diberi pengertian, pihak keluyarga akhirnya maklum.

Selanjutnya, jenazah ditangani dengan standar Covid-19. Jenazah diantar petugas GTPP Covid-19 Karangasem hingga di Setra Banjar Adat Lebah, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, lanjut dilakukan upacara makingsan ring gni, Senin kemarin. *ind,nvi,k16

TONTON JUGA:
Demo Massa Tolak Rapid dan Swab Test sebagai Syarat Administrasi

Komentar