nusabali

Warga Kampung Baru Penolak Jenazah Covid-19 Minta Diedukasi

  • www.nusabali.com-warga-kampung-baru-penolak-jenazah-covid-19-minta-diedukasi

Warga yang mengaku bertempat tinggal persis di belakang cerobong asap tempat kremasi khawatir jika penularan di tempat mereka menjadi masif jika ada pengayah di yayasan bersentuhan dengan jenazah.

SINGARAJA, NusaBali

Sejumlah warga Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kecamatan Buleleng akhirnya dipanggil Lurah I Gusti Made Oka, Senin (10/8) pagi. Pemerintah kelurahan dan warga yang sempat bergejolak pada Sabtu (8/8) lalu, diajak duduk bersama untuk mengetahui akar permasalahan sehingga terkesan menolak kremasi jenazah Covid-19 asal Kecamatan Sawan.

Lurah Gusti Made Oka, usai rapat menjelaskan pertemuan dengan sejumlah warganya membahas tentang masalah penolakan kremasi jenazah Covid-19 di Yayasan Pengayom Umat Hindu (YPUH) Buleleng yang ada di wilayah Kampung Baru. “Kami memperjelas duduk permasalahannya di mana, ternyata antara masyarakat dengan yayasan kurang koordinasi. Padahal pihak yayasan sudah memegang surat dari BPBD Buleleng akan ada jadwal kremasi jenazah Covid-19,”  kata Lurah Gusti Oka.

Bahkan Rukun Tetangga (RT) Kepala Lingkungan dan juga Lurah juga disebut Lurah Gusti Oka tak mendapatkan informasi terkait rencana kremasi jenazah di yayasan. Selanjutnya kelurahan akan mengagendakan pertemuan langsung tokoh masyarakat dengan yayasan dan juga Camat Buleleng untuk menyelesaikan permasalahan ini dan ke depannya tak terulang kembali.

Sementara itu perwakilan warga, Wawan Budianto mengatakan penolakan kremasi jenazah Covid-19 di wilayah permukiman mereka bukan tanpa sebab. Warga yang diakuinya secara spontan turun ke sekitar tempat kreasi karena terkejut melihat sejumlah petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.

Di sisi lain saat itu diakui Wawan masayrakat masih awam terkait penanganan jenazah Covid-19 dengan cara dikremasi, karena selama ini yang mereka tahu hanya dengan cara dimakamkan. “Sangat wajar kami masyarakat di sekitar tempat kremasi khawatir, was-was dan terkejut saat tiba-tiba melihat petugas menggunakan APD. Kami tidak menolak prosesi penanganan Covid-19, tetapi karena kami tidak pernah tahu kremasi bisa selesaikan masalah Covid-19,” jelas dia.

Warga yang mengaku bertempat tinggal persis di belakang cerobong asap tempat kremasi khawatir jika penularan di tempat mereka menjadi masif jika ada pengayah di yayasan bersentuhan dengan jenazah. Sedangkan pengayah juga beberapa sering berkontak dengan warga setempat. “Kami di dekat sana (tempat kremasi,red) tidak pernah ada informasi. Berbeda kalau beberapa bulan lalu disampaikan kepada masyarakat akan ada kremasi jenazah Covid-29 di situ, ya fine-fine saja,Secara prinsip kami tidak pernah menolak penanganan Covid, termasuk jenazah loh ya, sekali lagi kami harus perjelas itu, tidak pernah menolak. Tolong kami diedukasi jika ada penanganan baru,” tegas Wawan.

Warga menginginkan pemerintah melalui dinas terkait memberikan edukasi untuk memahami prosedur penanganan Covid-19 sehingga tak muncul kekhawatiran yang berujung pada aksi frontal. Selain itu warga juga menuntuk jaminan kesehatan mereka jika memang kremasi jenazah Covid-19 di yayasan kawasan permukiman mereka.*k23

Komentar