nusabali

Jubir Fraksi Gerindra DPRD Bali Diteriaki

Gara-gara Kelamaan Baca Pandangan Umum Fraksi di Sidang Paripurna

  • www.nusabali.com-jubir-fraksi-gerindra-dprd-bali-diteriaki

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, Ketut Juliarta, menyayangkan peristiwa tersebut, karena masalah angka-angka memang harus dijelaskan.

DENPASAR, NusaBali

Insiden tidak mengenakan terjadi di sidang paripurna DPRD Bali, di Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (10/8) pagi. Hanya gara-gara kelamaan membaca pandangan umum fraksi, juru bicara Fraksi Gerindra DPRD Bali, Kadek Darma Susila, diteriaki stop dan menyudahi pandangan umum oleh sesama anggota dewan.

Gara-gara diteriaki stop dan diminta menyudahi, Kadek Darma Susila terpaksa menyudahi pembacaan pandangan umum fraksinya dan turun dari podium dengan mimik muka kecewa. Darma Susila membacakan pandangan umum Fraksi Gerindra sekitar 20 menit lamanya. Sementara yang lain rata-rata hanya 5-7 menit.

Aksi main teriak anggota dewan yang didominasi jajaran Fraksi PDIP ini kemarin bermula ketika jubir Fraksi Gerindra, Darma Susila, mendapatkan giliran membacakan pandangan umum fraksi dalam sidang paripurna  dengan agenda penyampaian pandangan umum fraksi-fraksi terhadap Ranperda APBD perubahan Semesta Berencana Tahun  2020, Ranperda tentang rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau kecil, serta Ranperda tentang Retribusi Jasa Umum.

Dalam sidang yang kemarin dipimpin Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama, dari Fraksi PDIP itu awalnya berjalan normal, di mana secara bergiliran fraksi-fraksi menyampaikan pandangan umum fraksi antara 5 menit sampai 7 menit lamanya.

Mulai dari Fraksi PDIP yang disampaikan I Ketut Sugiasa, Fraksi Demokrat disampaikan Komang Wirawan, dan Fraksi Golkar dibacakan I Ketut Suwandhi. Nah, saat giliran Fraksi Gerindra melalui Jubir Fraksi, Darma Susila rupanya pembacaannya dinilai terlalu lama. Bahkan materi pemandangan umum Fraksi Gerindra dengan angka-angka dibaca detail oleh Darma Susila membuat anggota dewan kesal. Entah karena bosan menunggu, salah satu anggota Fraksi PDIP, I Wayan Kariartha alias Kablet, tiba-tiba berteriak “oke pas cukup".

Teriakan yang bernada menyindir agar pemandangan umum fraksi dihentikan, kemudian disahuti anggota yang lain. "Cukup, kepanjangan, satu jam kita nunggu," ujar anggota dewan lainnya. Gara-gara teriakan bernada protes itu, Darma Susila lalu berhenti membaca pandangan umum fraksinya. "Baiklah, karena ada permintaan menyudahi saya singkat saja dan materinya saya serahkan. Saya tutup pandangan umum Fraksi Gerindra ini dengan paramasanti, Om Shanti, Shanti, Shanti, Om," ujar Darma Susila.

Usai menyerahkan materi pandangan umum Fraksi Gerindra kepada pimpinan sidang, Darma Susila berjalan turun ke tempat duduknya dengan raut muka kecewa.

Darma Susila berjalan tegak tidak menoleh sedikit pun kepada rekannya yang sesama anggota dewan yang ngomel-ngomel. Adi Wiryatama menyambar pengeras suara. "Mohon tenang dan perhatian ya. Di dalam sidang dewan terhormat ini kita menjadi satu, kita bersaudara. Tapi saya juga harap kalau bahan pemandangan umum itu kalau bisa singkat saja, nanti materi lengkap toh bisa diserahkan secara utuh dan tetap akan dibahas," ujar Adi Wiryatama seraya melanjutkan sidang paripurna.

Pandangan umum fraksi dilanjut lagi dengan giliran jubir Fraksi NasDem, Hanura, PSI yang disampaikan Grace Anastasia. Grace Anastasia membacakan pandangan umum fraksi hanya 5 menit saja. Penyampaiannya yang singkat itu pun mendapatkan pujian dari Fraksi PDIP. "Grace mantap, your the best, beautiful," teriak anggota Fraksi PDIP Kariartha alias Kablet.

Adi Wiryatama yang kemarin memimpin sidang kembali menenangkan anggota dewan terhormat. "Mohon tenang ya, terima kasih," ujar politisi asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan ini. Atas kondisi itu Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, Ketut Juliarta, usai sidang paripurna kemarin saat dikonfirmasi NusaBali menyayangkan peristiwa tersebut.

"Tapi sudah disingkat dan materi sudah diserahkan begitu. Sudah selesai. Cuman kan tidak bisa diteriaki gitu. Tetap harus saling menghargai," sesal Juliarta.

Juliarta mengatakan masalah angka-angka memang harus dijelaskan. Karena bagaimanapun juga masyarakat harus dapatkan informasi karena sidang paripurna adalah sidang terbuka. "Ini kan terbuka, ya sudahlah. Gini demokrasi kita," terang politisi asal Banjar Nyamping, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung ini. *nat

Komentar