nusabali

Bali Provinsi Pertama yang Gelar Pasar Gotong Royong

Gubernur Koster Pantau Pasar Gotong Royong Krama Bali Edisi Perdana

  • www.nusabali.com-bali-provinsi-pertama-yang-gelar-pasar-gotong-royong

DENPASAR, NusaBali
Semua instansi pemerintah, BUMN, dan BUMD lingkup Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali serempak menggelar ‘Pasar Gotong Royong Krama Bali’ edisi perdana, Jumat (7/8) pagi.

Pelaksanaan edisi perdana Pasar Gotong Royong Krama Bali kemarin dipantau langsung Gubernur Bali, Wayan Koster. Bali sendiri menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menggelar Pasar Gotong Royong.

Pasar Gotong Royong Krama Bali ini digelar di semua instansi pemerintah, instansi vertikal, BUMN, dan BUMD berdasarkan Surat Edaran (SE) Gubernur Nomor 15036 Tahun 2020, yang telah dilaunching di Bale Gajah Rumah Jabatan Kompleks Jaya Sabha, Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar, 22 Juli 2020 lalu. Ini sebagai upaya terobosan untuk mengatasi kendala pemasaran yang dihadapi petani, nelayan, perajin, dan pelaku usaha mikro kecil & menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu Pasar Gotong Royong Krama Bali yang dipantau Gubernur Koster, Jumat kemarin, adalah pasar yang diselenggarakan instansi vertikal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusra, Jalan Diponegoro Denpasar. Bahkan, Gubernur Koster sendiri yang membuka langsung Pasar Gotong Royong Krama Bali ini dengan didampingi Kepala OJK Regional 8 Bali-Nusra, Elyanus Pongsada.

Gubernur Koster mengatakan, kegiatan Pasar Gotong Royong Krama Bali ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 15 Juli 2020 lalu, yang intinya agar mengutamakan penggunaan produk lokal untuk menggairahkan perekonomian para petani, nelayan, perajin, dan pelaku UMKM.

Sesuai SE Nomor 15036 Tahun 2020, kata Gubernur Koster, barang yang disediakan untuk dijual di Pasar Gotong Royong Krama Bali ini merupakan bahan pokok sehari-hari sesuai kebutuhan para pegawai. Barang dagangan yang dijajakan adalah produk petani, nelayan, dan perajin lokal Bali.

Mereka yang yang bertindak sebagai penjual di Pasar Gotong Royong Krama Bali adalah langsung dari petani, nelayan, dan perajin, bukan tengkulak atau perantara. "Yang datang saya harap petani langsung, sementara yang membeli adalah pegawai, mungkin juga masyarakat umum," jelas Koster.

Dengan model seperti ini, kata Koster, harga barang akan menjadi lebih murah dan dalam kondisi segar, karena dibeli langsung dari tangan petani atau nelayan. Di sisi lain, para pegawai juga mendapat kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pokok. "Tidak harus bertransportasi kesana kemari, bisa langsung langsung beli di kantor,” tandas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Koster menegaskan, pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov Bali memang diwajibkan membelanjakan 10 persen gaji mereka untuk berbelanja di Pasar Gotong Royong Krama Bali ini. “Kalau gajinya sebulan Rp 4 juta, maka minimal Rp 400.000 dibelanjakan di pasar ini," katanya.

Di lingkup Pemprov Bali sendiri saat ini ada sekitar 7.000 PNS. Belum lagi pegawai kontrak. Kalau 7.000 PNS itu berbelanja minimal Rp 400.000 per bulan, maka transaksi di Pasar Gotong Royong Krama Bali minimal akan mencapai Rp 2,8 miliar dalam sebulan. Belum lagi untuk instansi lainnya seperti BUMN dan BUMD. Kalau pegawai kontrak, tidak diwajibkan belanja.

Program Pasar Gotong Royong Krama Bali ini merupakan media yang difasilitasi oleh pemerintah daerah, instansi vertikal, BUMN/BUMD, dan pihak swasta dengan mempertemukan secara langsung antara penjual dan pembeli. Pasar Gotong Royong Krama Bali akan dilaksanakan sepekan sekali setiap Jumat, mulai pagi pukul 07.00 Wita hingga selesai.

Menurut Koster, Provinsi Bali menjadi daerah pertama di Indonesia yang melaksanakan program pro rakyat ini. Bahkan, inisiatif kreatif Gubernur Bali ini mendapat apresiasi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian.

Sementara itu, Kepala OJK Regional 8 Bali-Nusra, Elianus Pongsada, mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung upaya pemulihan ekonomi Bali yang terpuruyk akibat pandemi Covid-19. Menurut Elianus Pongsada, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Bali pada kwartal kedua tahun 2020 ini minus 10,98 persen untuk year on year (yoy).

Dia mencontohkan akomodasi pariwisata dan restoran yang selama ini menyerap produk pertanian seperti beras, sayuran, telor, dan daging, banyak tutup operasional. Harga peroduk pertanian pun anjlok dan tidak tersalurkan. "Kita harus berupaya mengungkit perekonomiian, salah satunya dengan membeli produk pertanian dan nelayan lokal Bali," jelas Pongsada.

Untuk itulah, OJK Regional 8 Bali-Nusra menggelar Pasar Gotong Royong Krama Bali sesuai SE Gubernur, sebagai upaya ikut bersama menggerakkkan perekonomian Bali. “Program ini bisa membantu petani dan nelayan, sehingga produk mereka terjual,” tandas Pongsada.

Menurut Pongsada, pihaknya sudah meminta seluruh pegawai OJK yang berjumlah 100 karyawan organik dan non organik untuk belanja di pasar Gotong Royong Krama Bali. “Walau tidak terlalu besar dampaknya, tetapi kalau kita melakukan secara serempak, ini akan ada hasilnya.”  *nat,k17

Komentar