nusabali

200 Polisi 'Kawal' Aksi Tolak Hare Krishna

  • www.nusabali.com-200-polisi-kawal-aksi-tolak-hare-krishna

“Dengan pendekatan dan pemahaman yang kami lakukan akhirnya masyarakat paham. Itu bisa kita lihat hari ini massa yang datang hanya seratusan orang. Padahal estimasi awalnya ada 3.000-an orang”
(Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan)

DENPASAR, NusaBali

Sebanyak 200 personel dari Polresta Denpasar mengamankan aksi damai di pelataran Monumen Perjuangan Rakyat Bali (MPRB), kawasan Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar, bertepatan dengan Purnama Sasih Karo, Senin (3/8). Aksi damai yang diikuti ratusan massa yang berasal dari berbagai organisasi masyarakat dengan tema ‘Parade Seni & Budaya Taksu Bali’ ini dimulai sejak pukul 11.30 Wita sampai pukul 15.00 Wita.

Aksi damai tersebut bertujuan untuk menolak keberadaan kelompok serta ajaran Hare Krishna dan The International Society for Krishna Consciousness (ISKCON).

Untuk mengamankan aksi damai yang awalnya diperkirakan dihadiri oleh 3.000-an massa itu langsung dipantau oleh Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan di lapangan. Kehadiran Kapolresta bersama ratusan personelnya untuk memastikan jalannya aksi berlangsung aman, nyaman, dan damai, dan memerhatikan protokol kesehatan.

Dikonfirmasi disela kegiatan pengamanan aksi yang dihadiri oleh sejumlah sulinggih kemarin, Kombes Jansen mengungkapkan, sedianya demo tersebut digelar di tempat parkir GOR Lila Bhuana, Denpasar. Namun, pada saat koordinator aksi memberitahukan ke Polresta Denpasar bahwa massa yang hadir diperkirakan mencapai 3.000-an maka diarahkan untuk digelar di Lapangan Puputan Margarana (Lapangan Renon).

Lebih lanjut Kombes Jansen mengatakan, setelah menerima informasi dari koordinator aksi bahwa akan ada ribuan massa yang turun, Polresta Denpasar bersama Polda Bali melakukan pendekatan-pendekatan kepada para tokoh agama dan tokoh adat. Sehingga, beberapa hari yang lalu ada sejumlah desa adat menyatakan tidak mengikuti aksi damai ini.

“Dengan pendekatan-pendekatan dan pemahaman yang kami lakukan akhirnya masyarakat paham. Itu bisa kita lihat hari ini massa yang datang hanya seratusan orang. Padahal estimasi awalnya ada 3.000-an orang. Makanya hari ini kami siapkan 200 personel,” tutur Kombes Jansen.

Aksi damai tolak Hare Krishna yang digelar selama 3,5 jam kemarin, ungkap Kombes Jansen tidak mengantongi izin. Selama pandemi Covid-19 tidak ada izin untuk melakukan unjuk rasa. Namun demikian, menurutnya, aksi dibiarkan berjalan untuk memenuhi hak mereka menyampaikan aspirasi. Selain itu aksi tersebut sudah diberitahukan kepada kepolisian untuk dilakukan pengamanan.

Karena alasan Covid-19, kata dia, makanya beberapa hari sebelum demo pihak kepolisian memberikan pemahaman kepada masyarakat agar berempati. Bali saat ini sedang mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Pemerintah bersama TNI, Polri, dan masyarakat kini bahu membahu memulihkan kondisi Bali akibat Covid-19.  “Kita sedang memberikan kepercayaan kepada masyarakat nasional maupun dunia bahwa Bali sudah aman dari Covid-19. Tapi kalau tak didukung oleh masyarakat dengan melakukan demo seperti ini yang kita khawatirkan. Saya mengajak masyarakat untuk menjaga Bali sehingga mendapat kepercayaan,” ajak mantan Wadir Reskrimsus Polda Papua Barat ini.

Kombes Jansen mengatakan pada intinya para pendemo mendesak Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali mengambil sikap untuk menyuarakan ke pemerintah tolak aliran Hare Krishna. Dikatakan, segala tuntutan itu kini sedang ditangani oleh PHDI dan sedang melakukan langkah-langkah.

Kombes Jansen pun mengajak agar para tokoh-tokoh Hindu Bali membentengi umat supaya tidak terpengaruh dengan aliran yang tak sejalan atau tak sesuai dengan Hindu Bali. "Bukannya melarang orang lain untuk mengikuti suatu aliran, tapi membentengi agar jangan sampai mengikuti aliran yang menurut kita tidak sepaham," tandasnya.

Selama 3,5 jam melakukan aksi damai di depan Monumen ‘Bajra Sandhi’, selain melakukan orasi juga dilakukan pertunjukan seni, seperti calonarang, joget bumbung, bondres, fragmentari, ngurek, bleganjur, dan angklung. Hingga selesai aksi berjalan aman, damai, dan lancar. *pol

Komentar