nusabali

Keluarkan Desain Kaos Covid-19 Karena Bosan Diam di Rumah

  • www.nusabali.com-keluarkan-desain-kaos-covid-19-karena-bosan-diam-di-rumah

DENPASAR, NusaBali
Situasi pandemi Covid-19 (Virus Corona) yang tidak kunjung berakhir membuat Putu Windu Sucipta, 35, harus mengolah otak untuk menghilangkan kejenuhan saat berada di rumah. Dia pun lantas memunculkan ide membuat kaos dengan desain sablon bertemakan Covid-19.

Pria 'pensiunan' kapal pesiar ditemui di rumahnya, Jalan Tukad Batanghari X, Renon, Denpasar  Selatan, Minggu (2/8) ini mengaku sudah mulai berkarya sejak dua bulan lalu tepatnya 15 Juni 2020. Dia memproduksi kaos bertema Covid-19. Meskipun tidak memiliki latar belakang seni lukis, namun Windu bisa menghasilkan karya yang belum ada di pasaran. Selain memproduksi kaos dengan tema Covid-19, dia juga memproduksi signboard atau wood painting.

Sama halnya dengan signboard, design kaos tersebut menonjolkan kebudayaan Bali. “Design kali ini saya tuangkan dalam kaos. Saking bosannya berada di rumah saya bingung. Jadi saya coba buat clothingan seperti ini tapi tetap ada unsur Balinya,” katanya.

Pria lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Jurusan Travel Management ini mengaku mengadopsi konsep komik Marvel dalam setiap design kaosnya. Karena kecintaannya terhadap komik, Windu berinisiatif untuk membuat desain dengan konsep yang sedikit mirip. “Konsepnya ya mirip-mirip dikitlah. Cari inspirasinya di sana sehingga muncul ide desain seperti ini,” jelasnya.

Berbagai desain kaosnya dibuat dengan menggunakan digital painting dan diprint langsung pada kaos. Gambar-gambar yang dibuat memiliki makna yang tersirat di dalamnya. Selain sebagai tanda pengingat bahwa Bali pernah dilanda pandemi Covid-19 di tahun 2020, juga sebagai salah satu media sosialisasi tatanan kehidupan baru.

“Ini tentang Covid-19 semua. Pesan yang ingin disampaikan itu semacam gambaran bahwa Bali pernah mengalami pandemi Covid-19. Selain itu juga sekarang kan perlahan sudah masuk new normal, apa sih itu new normal. Apakah seperti ini (menunjukkan orangnya yang sedang memakai masker dan cek suhu tubuh saat masuk pura, red). Kebanyakan desain kami tidak memberikan pernyataan tapi pertanyaan. Apakah nanti akan seperti ini refleksi masa depan boleh dibilang,” imbuhnya.

Kaos-kaos tersebut dipasarkan secara online. Peminatnya dikatakan cukup tinggi. “Kalau promonya saya lakukan di instagram saja sama WhatsApp. Sudah sampai Jawa Timur. Tapi masih kebanyakan di Bali. Sempat ada dari Australia yang minat, tapi ongkos kirimnya mahal sampai Rp 500 ribu jadinya cancel dulu,” ungkapnya.

Pada awalnya, Windu mengetahui bakatnya melukis karena sedang menganggur pasca pensiun dari kapal pesiar. Untuk menyelesaikan satu kaos, membutuhkan waktu sekitar 3 hari sampai finishing. Dan untuk harga ia mematok kisaran Rp 150 ribu hingga Rp 175 ribu. “Selesainya relatif cepat selama 3 hari sudah finish. Sampai sekarang sudah ada 200 pcs yang terjual,” ungkapnya.

Hasil karya Wisnu sempat dipamerkan dalam acara Deklarasi Program Kepariwisataan dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru di Paninsula ITDC yang dihadiri Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan dan Menparekraf Wishnu Tama. *mis

Komentar