nusabali

Syarat ke Bali Jangan Beratkan Wisatawan

Protokol Oke, Rapid Test Diharapkan Tidak Mutlak

  • www.nusabali.com-syarat-ke-bali-jangan-beratkan-wisatawan

Pemberlakuan protokol yang ketat disepakati harus dilakukan, sebaliknya soal rapid ataupun swab test diharapkan tidak bersifat harga mati.

DENPASAR, NusaBali

Akhirnya pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan Nusantara per Jumat (31/7). Pembukaan ini menjadi ronde kedua setelah dimulainya tatanan kehidupan baru pada 9 Juli lalu, sebelum akhirnya pada 11 September mendatang, pariwisata Bali dibuka bagi wisatawan mancanegara.

Di sisi lain para pelaku pariwisata berharap  persyaratan rapid test ataupun swab test  bagi wisatawan bukan merupakan hal yang mutlak. Tujuannya  agar tidak memberatkan calon wisatawan. Sebaliknya penerapan protokol kesehatan untuk Tatatan Kehidupan Bali Era Baru atau New Normal mesti dilaksanakan dengan pengawasan yang ketat.

“Mereka (wisatawan) yang ingin datang ke Bali tentu menginginkan bersenang-senang. Namun jika persyaratannya dengan biaya yang tidak sedikit tentu memberatkan,” kata Putu Winastra, Sekretaris BPC PHRI Bangli dan Sekretaris  DPD Asita Bali.

Alih-alih mau berlibur, namun karena merasa persyaratan merasa berat bisa jadi wisatawan mengurungkan niatnya berlibur ke Bali. “Apalagi dalam kondisi sulit sekarang ini,” tambahnya.

Yang mesti dilakukan adalah penerapan SOP Kesehatan di semua DTW, objek dan fasilitas lainnya yang harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Mulai pemakaian masker, cuci tangan, jaga jarak dan lainnya. “Kita jangan malah campah (abai),” ujar Winastra.

Tegasnya SOP tersebut mutlak dilakukan, karena Bali termasuk daerah pandemic. Lain halnya kalau Bali sebelumnya tak pernah ada kasus sama sekali. “Jadi menurut kami, penerapan SOP itulah yang harus mutlak dilakukan,”  ujarnya.

Sebelum hal senada disampaikan I Gede  Sukarta, Ketua Bali Villa Assosiation (BVA). “Karena persyaratan harus test swab itu agak berat,” ujarnya. Selain itu kesulitan modal kerja untuk memulai operasi juga menjadi persoalan. Hal tesebut disebabkan karena sebelumnya usaha pariwisata tidak ada pemasukkan sama sekali, akibat dampak Covid-19. “Namun demikian kita harus tetap semangat, berdoa dan yakin,” ujarnya.

Sementara itu di hari pertama pembukaan pariwisata untuk wisatawan Nusantara, kawasan wisata Pantai Kuta, Badung dan Pantai Sanur Denpasar, mulai menggeliat.

“Sebelumnya sepi. Di jalanan juga sepi, sekarang sudah lebih ada wisatawan, ”ungkap Alim, pedagang minuman asal Banyuwangi yang  awalnya sebagai sopir freelance di kawasan Kuta.

Dari pantauan suasana Pantai Kuta memang sudah terasa menggeliat. Kawasan pantai sepanjang 4 kilometer itu terlihat sudah didatangi pengunjung. “Setelah siang hari nanti dan hari Minggu lebih ramai,” ucap Adi seorang petugas jaga di Pantai Kuta.

Demikian juga di Pantai Sanur, Denpasar. Suasana Pantai Sanur juga terlihat lengang. Namun demikian beberapa kedai minuman sudah buka. Demikian juga jasa penyediaan sepeda sudah mulai buka. Walau demikian sebagian seperti  warung,  restoran, art shop masih tutup. “Sudah mulai lebih ramai dari sebelumnya,” ujar I Ketut Sukadana, yang menyediakan balon renang sewaan.

Sebagaimana diketahui pariwisata Bali untuk wisatawan Nusantara sudah dibuka resmi di kawasan ITDC , Nusa Dua, Kuta Selatan Badung, Kamis (30/7). Pembukaan tersebut ditandai dengan Deklarasi Program Kepariwisataan  Dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru Digitalisasi Pariwisata Berbasis QRIS. Deklarasi bersama dilakukan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menparkeraf Whisnutama Kasubandio, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Gubernur Bali I Wayan Koster, Forkompida Bali, Kepala BI Provinsi Bali Trisno Nugroho dan stakeholder terkait. *k17

Komentar