nusabali

Sugawa Korry Ungkap Angka Mistik '212'

Prediksi Parpol Koalisi Soal Kejutan Pilkada Badung 2020

  • www.nusabali.com-sugawa-korry-ungkap-angka-mistik-212

Proses lahirnya paket Diatmika-Muntra, karena komunikasi lintas para mantan dan tokoh yang pernah memimpin Badung.

DENPASAR, NusaBali

Pilkada Badung 9 Desember 2020 dikejutkan dengan munculnya paket I Gusti Ngurah Agung Diatmika-I Wayan Muntra (Diatmika-Muntra) yang diciptakan tiga (3) mantan Bupati Badung, yakni I Gusti Bagus Alit Putra (periode 1990-2000), I Wayan Subawa (2005) dan Anak Agung Gde Agung (2005-2015). Paket yang diusung Parpol Koalisi Golkar-Gerindra-NasDem di Pilkada Badung ini akan menantang paket I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa (Giri-Asa). Lahirnya paket ini pun memunculkan respons dan prediksi.

Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, di Kantor DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati Nomor 9 Denpasar, Rabu (29/7) siang mengatakan Pilkada Badung selain memunculkan paket dengan proses yang nyentrik juga menguji angka mistis ‘212’. "Pertama dari proses lahirnya paket ini (Diatmika-Muntra) karena komunikasi lintas para mantan dan tokoh yang pernah memimpin Badung. Jadi benar-benar ini kejutan juga," ujar Sugawa Korry.

"Lainnya yang tak kalah nyentrik adalah munculnya paket Diatmika-Muntra yang akan menghadapi Giri-Asa adalah pembuktian angka 212 dalam setiap kepemimpinan di Kabupaten Badung. Tahun 2020 ini akan dibuktikan apakah angka 212 itu akan jadi kenyataan. Kita tunggu saja," kata Sugawa Korry.

Angka 212 ini pernah dibeber Sugawa Korry di hadapan para tokoh dan kader Partai Golkar yang diundang ke Kantor DPD I Golkar Bali ketika acara pacaruan dan mengundang paket Diatmika-Muntra di Kantor DPD I Golkar Bali, Jumat (24/7) lalu. Menurut Sugawa, angka 212 yang dimaksud adalah soal jabatan kepala daerah di Kabupaten Badung. Mantan Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali 2004-2009 ini mengatakan Kabupaten Badung dipimpin I Dewa Gede Oka selama 2 periode (1975-1980) dan (1980-1985). Setelah Dewa Gede Oka kursi Bupati Badung dijabat Pande Made Patra selama 1 periode (1985-1990). Usai itu, jabatan Bupati Badung kembali di posisi angka 2, di mana I Gusti Alit Putra menjabat 2 periode, yakni 1990-1995 dan 1995-2000.

Entah kebetulan atau tidak pergantian kepemimpinan di Badung kembali ke angka 1 usai Alit Putra, di mana kursi Bupati Badung dijabat Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Tjok Rat selama 1 periode (2000-2005). Saat Pilkada Badung 2005 Tjok Rat gagal mendapatkan rekomendasi DPP PDIP. Rekomendasi jatuh ke paket I Made Sumer-I Gusti Ngurah Oka. Namun sayang paket Sumer-Oka ditumbangkan oleh pasangan Anak Agung Gde Agung-I Ketut Sudikerta sebagai new comer.

Gde Agung yang diusung Koalisi Rakyat Badung (KRB) dimotori Partai Golkar ini memimpin Badung 2 periode, yakni 2005-2010 dan 2010-2015. Sehingga dari hitungan angka yang diungkap Sugawa Korry menjadi 212. "Di Pilkada Badung 9 Desember 2020 nanti angka 212 akan diuji dan bisa jadi kenyataan," ujar politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini.

Menurut Sugawa Korry dalam politik itu selalu berjalan dinamis. Paket Diatmika-Muntra bukanlah paket asal muncul. "Jadi ini paket yang memang berproses secara panjang dengan pertimbangan matang," ungkap Wakil Ketua DPRD Bali ini.

Kenapa Gde Agung yang pada Pilkada Badung 2015 berada di barisan Giri-Asa mendadak menginisiasi paket Diatmika-Muntra? Sugawa Korry mengatakan ada berbagai pertimbangan. "Itu ada berbagai hal penyebabnya. Tokoh-tokoh yang mantan Bupati Badung punya alasan menciptakan paket Diatmika-Muntra. Tetapi tidak etis kita sampaikan di media untuk saat ini," kilah Sugawa Korry. *nat

Komentar