POSSI Gaet Perenang Jadi Peselam

Hanya saja para perenang yang dipilih, adalah mereka yang kalah bersaing di tingkat nasional.  Langkah itu untuk mencipatan percepatan prestasi Bali, setelah vakum sangat lama dan baru aktif mengikuti kejurnas sejak 2017 lalu. Hasilnya, prestasi atlet selam di tingkat nasional cukup membanggakan. Secara nasional, atlet selam Bali mampu tembus 3-4 besar, di bawah atlet dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

"Kami menggaet atlet renang yang prestasinya mentok di level nasional. Jika hanya bertengger di posisi 4, 5 dan 6 digaet berarti bisa kita ajak bergabung menekuni cabor Selam. Dan, jika dibina secara intensif, kami yakin mereka akan berprestasi di selam," ungkap Ketua Pengprov POSSI Bali, Mayor Laut (KH) Bagus Partha Wijaya, Jumat (31/7).

Menurut Bagus Partha Wijaya, dasar olahraga selam adalah renang. Sebab modal utama mampu berenang ada dalam atlet tersebut, sehingga lebih mudah berprestasi. Para perenang itu, katanya, tinggal menyesuaikan dengan alat-alat selam. Hanya saja, mereka tidak serta merta atlet renang bisa ikut lomba selam. Sebab atlet selam itu diwajibkan memiliki sertifikasi, yakni A1 POSSI dari PB POSSI.

"Kita sejatinya luwes di AD/ART. Kalau atlet selam wajib memiliki sertifikasi. Ini untuk memudahkan pengembangan selam," kata pria asal Bandem, Karangsem itu.

Menurut anggota TNI AL itu, prestasi di selam awalnya banyak mencoba. Atlet diberikan keleluasan dan aktif ikut berbagai lomba, terutama yang level nasional. Bahkan saat baru aktif pada 2016 pertama kali ikut Kejurnas di Jawa Barat, untuk katagori ltanpa alat.

Menurutnya, prestasi mengejutkan pun justru terjadi. Atlet selam Bali langsung juara, meski baru beberapa bulan aktif. Sebab para atlet justru termotivasi berprestasi.

"Harapan kami POSSI Bali bersinergi dengan PRSI Bali. Jadi, kami tidak mengambil atlet renang begitu saja. Jika ada atlet renang yang berprestasi dapat mencoba selam. Kami yakin dengan pola pembinaan POSSI, mereka akan berprestasi," kata Bagus Partha Wijaya. *dek