Demi Pariwisata, Bali Minta Dialokasikan Lebih
Budget Rapat Kementerian dan Lembaga Rp 239 Miliar
DENPASAR, NusaBali
Kementerian dan lembaga di Pusat diminta memperbanyak menggelar event khususnya rapat-rapat atau pertemuan di Bali, untuk membangkitkan industri pariwisata di daerah ini. Untuk budget rapat-rapat kementerian dan lembaga di Pusat ada anggaran Rp 239 miliar.
Dari jumlah tersebut, Bali berharap bisa mendapatkan 50 persen atau lebih. Alasannya kondisi perekonomian Bali yang paling terpuruk. Yang kedua, Bali sebelumnya merupakan daerah penyumbang terbesar devisa dari sektor pariwisata.
Kadisparda Bali I Putu Astawa mengatakan hal tersebut terkait langkah-langkah cepat jangka pendek untuk mendukung bangkitnya pariwisata Bali. “Memang ancer-ancer Gubernur untuk wisatawan Nusantara paling tidak kementerian lembaga bisa menggelar rapat-rapat di Bali,” ucap pejabat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Rabu (29/7).
Pelaksanaan rapat-rapat atau pertemuan kementerian dan lembaga tersebut, bisa membangun optmisme dan semangat baru industri pariwisata Bali setelah terpuruk selama 4 bulan. “Bisa mulai mempekerjakan karyawan maupun stafnya,” kata Astawa.
Dana Rp 239 miliar tersebut belum diploting. Walau demikian kemungkinan besar, ploting atau pengucuran dilakukan secara proporsional. Bali termasuk delapan daerah yang digadang-gadang bisa mendapatkan bagian Rp 239 miliar tersebut.Paling tidak 40 persen atau 50 persen diharap Bali bisa mendapatkan. “Bali penyumbang devisa terbesar dan (saat ini) Bali yang paling terpuruk,” jelasnya.
Untuk kepentingan tersebut, Astawa menyatakan Bali akan berkoordinasi dengan Pusat. Rencananya akan akan dilakukan setelah pembukaan pariwisata Bali setelah 31 Juli. “Mudahan-mudahan bisa dipush, lagi bisa lebih sehingga lebih banyak lagi meeting di Bali. Untuk bisa memberikan semangat lagi,” kata Astawa. *k17
Kadisparda Bali I Putu Astawa mengatakan hal tersebut terkait langkah-langkah cepat jangka pendek untuk mendukung bangkitnya pariwisata Bali. “Memang ancer-ancer Gubernur untuk wisatawan Nusantara paling tidak kementerian lembaga bisa menggelar rapat-rapat di Bali,” ucap pejabat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Rabu (29/7).
Pelaksanaan rapat-rapat atau pertemuan kementerian dan lembaga tersebut, bisa membangun optmisme dan semangat baru industri pariwisata Bali setelah terpuruk selama 4 bulan. “Bisa mulai mempekerjakan karyawan maupun stafnya,” kata Astawa.
Dana Rp 239 miliar tersebut belum diploting. Walau demikian kemungkinan besar, ploting atau pengucuran dilakukan secara proporsional. Bali termasuk delapan daerah yang digadang-gadang bisa mendapatkan bagian Rp 239 miliar tersebut.Paling tidak 40 persen atau 50 persen diharap Bali bisa mendapatkan. “Bali penyumbang devisa terbesar dan (saat ini) Bali yang paling terpuruk,” jelasnya.
Untuk kepentingan tersebut, Astawa menyatakan Bali akan berkoordinasi dengan Pusat. Rencananya akan akan dilakukan setelah pembukaan pariwisata Bali setelah 31 Juli. “Mudahan-mudahan bisa dipush, lagi bisa lebih sehingga lebih banyak lagi meeting di Bali. Untuk bisa memberikan semangat lagi,” kata Astawa. *k17
1
Komentar