nusabali

Penyuluh Bahasa Bali di Jembrana Mulai Turun Konservasi Lontar

  • www.nusabali.com-penyuluh-bahasa-bali-di-jembrana-mulai-turun-konservasi-lontar

NEGARA, NusaBali
Penyuluh Bahasa Bali (PBB) Kabupaten Jembrana bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jembrana, mulai turun melanjutkan konservasi dan digitalisasi lontar setelah pemberlakuan tatanan kehidupan Bali era baru.

Konservasi lontar ke rumah-rumah ini, sekaligus menindaklanjuti banyaknya permintaan masyarakat yang tidak bisa dilayani saat jelang Hari Raya Saraswati pada Sabtu (4/7) lalu. Koordinator PBB Kabupaten Jembrana I Putu Wahyu Wirayuda, Rabu (29/7), mengatakan setiap jelang Hari Raya Saraswati, banyak masyarakat yang meminta bantuan konservasi lontar. Tetapi mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19 dan instruksi pemberlakuan tatanan kehidupan Bali era baru juga baru keluar per 9 Juli 2020 lalu, banyaknya permintaan saat jelang Hari Raya Saraswati yang jatuh pada Sabtu (4/7) lalu, permintaan itu tidak bisa dilayani. “Konservasi lontar tahun ini, baru dimulai sejak pertengahan Juli. Dalam pelaksanaannya tetap mengutamakan protokol kesehatan,” ucap Wahyu.

Menurut Wahyu, sejak dimulai pertengahan Juli hingga Rabu (29/7), sudah ada 28 cakep lontar yang dikonservasi. Di antaranya, 2 cakep di Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana, 5 cakep di Desa Baluk, Kecamatan Negara, dan 21 cakep di Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo. “Yang di Tegal Cangkring masih ada sisa 34 cakep yang belum selesai, karena kami juga batasi jumlah anggota tim dan durasi. Nanti untuk yang lain, kami jadwalkan bertahap. Menyesuaikan kapan pemilik bisa, karena biasanya pemilik juga ada yang mencari dewasa (hari baik),” ujar pria tamatan Sarjana Sastra Daerah Universitas Udayana (Unud), ini.

Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jembrana Ida Ayu Made Dharma Yanti, mengatakan program konservasi lontar itu adalah upaya menjaga sekaligus menyelamatkan warisan leluhur. Program konservasi dan digitalisasi lontar bekerjasama dengan PBB Jembrana ini, telah berjalan sejak 2017 lalu, yang diawali pendataan mulai tahun 2016. “Saat ini, masih banyak lontar yang masih tersimpan. Itu yang perlu kita selamatkan, agar tidak rusak. Lontar yang asli juga akan digitalisasikan, supaya nantinya, anak cucu tetap dapat belajar dan mengetahui apa saja yang ada di dalam lontar leluhur-leluhur kita,” kata Wahyu.

Sesuai catatan PBB Kabupaten Jembrana, sejak 2017 hingga 2019, sudah ada 451 cakep lontar yang dikonservasi di 5 kecamatan se-Jembrana. Dari total 451 cakep lontar itu, 28 cakep di wilayah Kecamatan Pekutatan, 138 cakep di wilayah Kecamatan Mendoyo, 164 cakep di wilayah Kecamatan Jembrana, 65 cakep di wilayah Kecamatan Negara, dan 56 cakep di wilayah Kecamatan Melaya. Kebanyakan lontar di Kabupaten Jembrana ini adalah lontar yang berisi tentang usada (obat-obatan), wariga (hari), kekawin (puisi tradisional), hingga kawisesan (ilmu kesaktian). *ode

Komentar