nusabali

PJJ untuk Kelas 1, 2, dan 3 SD Dinilai Tak Efektif

  • www.nusabali.com-pjj-untuk-kelas-1-2-dan-3-sd-dinilai-tak-efektif

Dinas Pendidikan Tabanan menginstruksikan bagi murid SD kelas 1, 2, dan 3 belajar kelompok. Guru mendatangi murid, dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

TABANAN, NusaBali
Metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan karena pandemi Covid-19 dinilai belum efektif, terutama bagi murid SD kelas rendah. Untuk memaksimalkan, Dinas Pendidikan Tabanan instruksikan siswa SD kelas rendah, yakni kelas 1, 2, dan 3, belajar kelompok.

Dalam belajar kelompok yang diterapkan, guru yang mendatangi siswa dan tidak belajar di sekolah atau di kelas. Kendati demikian, pembatasan jumlah siswa wajib dilaksanakan maksimal 7 orang tiap kelompok. Pembelajaran secara kelompok untuk kelas rendah sudah mendapat dukungan dari DPRD Tabanan.

Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Nyoman Putra, mengatakan sebagai salah satu evaluasi PJJ di Tabanan, Dinas Pendidikan Tabanan membuat terobosan agar pembelajaran untuk kelas rendah menjadi efektif. Di mana jenjang SD khusus kelas rendah diinstruksikan untuk belajar kelompok. “Kita ketahui kelas 1 kalau belajar jarak jauh dinilai kurang efektif, maka dari itu dibuat instruksi untuk belajar kelompok. Tapi bagi siswa kelas 3 yang sudah mampu lewat PJJ, bisa dilanjutkan,” ungkap Nyoman Putra, Selasa (28/7).

Kata Nyoman Putra, belajar kelompok yang dimaksud, guru yang mendatangi siswa. Tetapi proses belajar tidak dilakukan di sekolah, melainkan di rumah siswa sesuai dengan kesepakatan. “Meskipun belajar kelompok, pembatasan jumlah wajib dilakukan, maksimal 7 orang per kelompok,” imbuh Nyoman Putra.

Nyoman Putra menerangkan proses pembelajaran kelompok disesuaikan dengan jumlah siswa. Misalnya jumlah siswa 20 orang, otomatis siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Sehingga tiap kelompok tidak harus belajar tiap hari, namun pembelajaran bisa dilakukan 2 hari sekali. “Tetapi bagi yang jumlah siswanya sedikit, terdiri 1 kelompok bisa dilakukan tiap hari,” beber Nyoman Putra.

Menurut Nyoman Putra, pembelajaran kelompok tersebut sudah mendapat dukungan dari Komisi IV DPRD Tabanan pada saat dilakukan rapat, Senin (27/7). Dewan setuju dan mendorong diberlakukan belajar kelompok bagi kelas rendah, lantaran dalam PJJ, sangat dimungkinkan murid mengalami kesulitan memahami. “Kami sudah instruksikan kepala sekolah SD melalui Kabid SD agar dilakukan pembelajaran kelompok bagi kelas rendah,” tandas Nyoman Putra.

Dia berharap dengan adanya pembelajaran kelas rendah, antara siswa dan guru ada ikatan batin sehingga membuat pembelajaran lebih maksimal meskipun di tengah pandemi Covid-19. “Pembelajaran kelompok tersebut diharapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku,” imbuh Nyoman Putra.

Di sisi lain, untuk memaksimalkan PJJ di Tabanan, guru akan ditingkatkan kwalitasnya dengan cara memberi pelatihan. Pelatihan yang diberikan khusus tentang PJJ baik itu secara virtual dan tatap muka. “Kalau guru bisa tatap muka langsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Pelatihan sudah berlangsung di SDN 2 Dajan Peken,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Tabanan I Gusti Komang Wastana menegaskan Dinas Pendidikan Tabanan diminta memperketat pengawasan PJJ dalam situasi pandemi. Terlebih lagi khusus kelas rendah 1, 2, dan 3 yang dinilai belum efektif jika mengikuti PJJ. “Kemarin (Senin, 27/7) sudah rapat dengan Dinas Pendidikan, kami dorong untuk kelas rendah diagendakan belajar kelompok, dan itu sudah disetujui,” ujar Gusti Komang Wastana.

Tak hanya itu, dewan juga minta kepada Dinas Pendidikan bagi guru yang memberikan tugas jangan sampai hanya memberikan soal saja tanpa keterangan. Minimal guru menjelaskan lewat aplikasi zoom terkait tugas yang diberikan. Bahkan tak hanya soal tugas akademik saja, perlu diselipkan pendidikan karakter meskipun diberlakukan PJJ. “Kami harapkan Dinas Pendidikan tetap semangat di tengah pandemi,” tandasnya. *des

Komentar