nusabali

Pandemi, Karya Maligia Puri Ageng Blahbatuh Ditunda 5 Bulan

  • www.nusabali.com-pandemi-karya-maligia-puri-ageng-blahbatuh-ditunda-5-bulan

GIANYAR, NusaBali
Puri Ageng Blahbatuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, berencana menggelar Karya Maligia, April 2020, dengan persiapan fisik dua bulan sebelumnya.

Karena Covid-19 mewabah di Bali sejak Maret 2020, maka pelaksanaan karya diundur. Namun karya akan dijadwal ulang dengan Puncak Karya pada Anggara Umanis Wariga, Selasa (18/8) mendatang, bertepatan Tilem Karo.

Senin (27/7), Panitia karya Gusti Ngurah Udayadnya mengakui persiapan Karya Maligia ini telah dilakukan sejak Februari 2020, dan telah rampung, namun ditunda karena pandemi. Menurutnya, jika karya ini ditunda lebih lama lagi,  maka bangunan petak-petak (tempat upacara, Red) yang terbuat dari bambu dan atap alang-alang tersebut  lapuk hingga tidak bisa digunakan lagi. “Daya tahan bahan-bahan bangunan ini maksimal enam bulan. Jika ditunda lagi, maka kami harus mengulang dari awal membangun petak lagi. Namun karena kondisi begini, apapun keputusan pemerintah akan kami ikuti,” ujar Gusti Udayadnya.

Karya Maligia mengupacarai 134 sawa (roh). Rangkaian upacara dimulai 2 Agustus dengan Matur Piuning/Pakeling. Puncak karya pada 18 Agustus 2020.

Sementara itu, Sekda Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya bersama Kabag Ops Polres Gianyar Kompol Wayan Latra, meninjau lokasi karya tersebut  di Puri Ageng Blahbatuh, Senin (27/7). Sekda Wisnu diikuti Plt Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Gianyar Ngakan Dharma Jati, Camat Blahbatuh Ida Bagus Dharma Yuda dan tim dari Dinas Kesehatan Gianyar. Peninjauan terkait penjadwalan ulang pelaksanaan karya setelah ditunda hampir lima bulan akibat pandemi. Rangkaian prosesi akan dimulai lagi sehingga Pemkab wajib memastikan upacara besar tersebut berlangsung dengan menaati protokol kesehatan,

Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh Anak Agung Alit Kakarsana mengatakan, persiapan protokol kesehatan telah dilakukan. Di antaranya, memasang tempat cuci tangan 10 buah, pintu keluar - masuk diatur satu jalur di selatan dan utara. Dengan pintu satu jalur, masyarakat tidak berseliweran. Selain itu, ada desinfektan, pemeriksaan suhu badan. Parkir kendaraan di sebelah utara dan timur puri. “Orang yang akan keluar masuk saat puncak acara maligia sekitar 402 orang, ini sudah kami batasi agar ada ruang untuk menjaga jarak,” terang Kakarsana. Dia mengaku siap menambahkan tempat cuci tangan jika diperlukan.

Sekda Wisnu Wijaya meminta panglingsir Puri Ageng Blahbatuh dan pihak panitia agar menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, terutama atur jarak  atau kerumunan. Warga juga dilarang berseliweran, begitu datang agar langsung duduk, kecuali yang memang mengemban tugas tertentu dalam rangkaian upacara. Terkait penggunaan thermo gun untuk memeriksa suhu badan, Sekda Wisnu Wijaya meminta pihak panitia menggunakan alat pendeteksi suhu badan otomatis yang dipasang di pintu masuk. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya penumpukan antrian yang kemudian menyebabkan orang berdesakan. Sekda Wisnu meminta pihak Puri Ageng Blahbatuh memaklumi alasan Pemkab Gianyar menolak pelaksanaan Karya Maligia ini sebelumnya, karena saat itu awal pandemi.

Dikatakan, ketaatan masyarakat sangat rendah di awal pandemi itu dan pengetahuan tentang penyakit ini juga sangat terbatas. “Kini, setelah sekian bulan kedisiplinan masyarakat sudah terbentuk, penerapan new normal juga sudah dimulai, kami rasa masyarakat sudah taat dan paham. Apalagi tak boleh ngandeg nak mekarya (menunda warga berupacara, Red), kami akan bahas lebih lanjut bersama tim,” kata dia.

Sekda Wisnu mengaku tim Pemkab perlu turun meninjau ke lapangan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat. Setelahnya, tim akan menyusun SOP (standar operasional prosedur) sebagai panduan pelaksanaan upacara serupa yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. *nvi

Komentar