nusabali

Korban Arisan Online Gerudug Polda

  • www.nusabali.com-korban-arisan-online-gerudug-polda

"Kami menanyakan perkembangan pengaduan, progresnya bagus awal bulan depan sudah gelar perkara,"

DENPASAR, NusaBali

Perwakilan korban arisan online kembali mendatangi Mapolda Bali di Jalan WR Supratman, Denpasar pada Senin (27/7) siang. Kedatangan ibu-ibu korban arisan ILK yang dioperasikan seorang wanita cantik bernisial IYK, 36, ini untuk menanyakan perkembangan perkara penipuan yang dilaporkan beberapa waktu lalu.

Salah satu korban arisan, Anastasia dan kuasa hukumnya dari kantor hukum ARJK yaitu Made Sugiarta dan Anisa Defbi Mariana diterima langsung penyidik Dit Reskrimum Polda Bali. Dalam keterangannya disebutkan jika perkara ini akan digelar awal bulan depan. "Kami menanyakan perkembangan pengaduan, progresnya bagus awal bulan depan sudah gelar perkara," ujar Anisa.

Pengacara cantik asal Jakarta ini menyayangkan sikap pelaku yang enggan menemui korban bahkan terkesan menghindar dari tanggungjawab.  Karenanya, ia meminta penyidik segera menuntaskan laporan korban. "Kami sudah serahkan bukti penyetoran uang ke penyidik baik melalui transfer atau tunai," jelas Anisa.

Sementara itu, Made Sigiarta menyatakan kasus ini dilaporkan ke Krimum karena masuk unsur pasal penipuan  penggelapan. Bila di Krimsus lebih mengarah ke TPPU. "Kami apresiasi penyidik unit 4 Krimum. Dumas kita cepat diproses semoga segera masuk tahap penyidikan," harap Made Sigiarta.

Sementara itu, salah satu korban bernama Anastasia yang mengalami kerugian Rp 360 juta mengaku awalnya ditawari ikut arisan oleh pelaku IYK pada Agustus 2019 lalu. “Saya kenal dengan IYK karena anaknya satu sekolah dengan anaknya,” ujar Anastasia didampingi beberapa korban lainnya.

Bahkan hampir seluruh orang tua murid di salah satu sekolah elit di Renon, Denpasar ini diduga ikut dalam arisan online yang dibuat IYK. “Kalau yang terdata di grup kami ada sekitar 179 member arisan. Total kerugian mencapai Rp 8 miliar,” lanjut IRT ini.

Selain Anastasia, banyak korban lainnya dari berbagai kalangan mulai karyawan swasta, dosen hingga dokter. Hampir semua korban ikut arisan karena diimingi keuntungan dalam waktu singkat. Disebutkan, awalnya pada Agustus hingga Desember arisan ini berjalan lancar. Barulah di bulan Januari mulai ada masalah pembayaran.

Saat itu, IYK mengatakan arisan sedang mengalami masalah. IYK mengaku rekeningnya melebihi batas penarikan, sehingga pencairan mundur. Selanjutnya, IYK mengajak bertemu member arisan online khusus wali murid pada 21 Januari di Jalan Tukad Balian Denpasar. Saat itu, IYK menolak disebut arisannya kolaps dan hanya mengakui ada perbaikan sistem.

Saat itu, IYK berjanji segera membayar uang arisan milik member yang belum cair. Namun hingga saat ini belum ada niat baik dari IYK untuk membayar uang milik member arisan.

Disebutkan, ratusan korban arisan online ini tidak hanya harus kehilangan uang, namun juga mengalami kerugian lain. “Ada yang dimarah dan hampir diceraikan suaminya. Malah ada korban yang hamil sampai meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya karena jadi korban,” lanjut Anatasia. *rez

Komentar