nusabali

Palinggih Taro Tetap Laku

  • www.nusabali.com-palinggih-taro-tetap-laku

Kualitas bangunan fisik krama di Bali makin meningkat, terutama palinggih (bangunan suci) baik di pura, sanggah atau mrajan.

Terbukti, makin banyak pura atau mrajan/sanggah memakai palinggih berbahan batu hitam, terutama bekas lahar Gunung Agung. Banyak juga yang membangun palinggih kosotan berbahan bata merah dan paras, karena kualitas. Namun di tengah maraknya palinggih batu hitam dan kosotan itu, palinggih buatan perajin di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, dikenal dengan nama ‘palinggih taro’ tetap saja laku di pasaran. Karena palinggih ini masih punya ceruk pasar yang tak kalah banyak. Antara lain, para pembangun sanggah/mrajan yang uangnya relatif pas-pasangan, namun harus  punya palinggih. ‘’Palinggih berbahan batu hitam, bata dan paras, memang laris. Tapi palinggih taro (berbahan olahan semen dan serbuk batu taro) ini juga masih laris, Pak,’’ ujar salah seorang perajin palinggih taro saat menggarap bagian palinggih,  di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, pekan lalu. Menurut warga, harga palinggih taro 1 berbanding 4 dengan palinggih batu hitam. *lsa

Komentar