nusabali

PHDI Bali dan Ormas Hindu Sikapi Polemik Hare Krishna di Media Sosial

  • www.nusabali.com-phdi-bali-dan-ormas-hindu-sikapi-polemik-hare-krishna-di-media-sosial

DENPASAR, NusaBali
Beberapa organisasi masyarakat (ormas) Hindu diantaranya Swastika Bali, Cakrawayu, Puskor Hindunesia, dan Sandhi Murti menggelar rapat bersama Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali terkait polemik aliran Hare Krishna (HK) dan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) yang tengah viral di media sosial.

Rapat yang digelar di Kantor PHDI Bali, Rabu (22/7) kemarin untuk meminta PHDI bergerak cepat, agar masalah ini tidak berlarut-larut. Apalagi di media sosial semakin hari semakin memanas.

Ketua Puskor Hindunesia, Ida Bagus Susena mengatakan, PHDI Bali harus lebih proaktif agar kondisi tidak semakin memanas. PHDI Bali harus tegas, agar umat tidak terpecah dan terkotak-kotak. Menurutnya, saat ini terjadi pergeseran yang tidak alamiah yang cenderung mengubah masyarakat dengan ajaran dari luar yang berkedok Hindu. “Generasi kita terancam. Ajaran HK sendiri menentang panca yadnya terutama tentang binatang. Terlebih, mereka menyebarkan ajaranya ke generasi muda dengan menyisir sekolah-sekolah,” ungkapnya.

Praktek kepercayaan HK dinilai berlainan dengan tradisi Hindu di Bali, yang telah diwariskan oleh para leluhur sejak ratusan tahun yang lalu. Masing-masing perwakilan ormas tegas mengemukakan sikapnya terhadap keberadaan serta praktek-praktek kepercayaan HK yang dianggap merongrong stabilitas ajaran Hindu di Bali yang sudah diturunkan sejak dulu oleh leluhur.

Terlebih lagi, pada surat yang diterbitkan pada tahun 2016 ISKCON sudah mendapat pengayoman dari PHDI Pusat. Padahal, Keputusan Kejaksaan Agung no kep-107/JA/5/1984 telah menyatakan HK dilarang keberadaanya di Indonesia. “Yang kami sayangkan, kenapa tokoh-tokoh PHDI justru gegabah menaungi Hare Khrisna,” cetusnya.

Sementara itu, pengurus DPP Cakrawayu, Nyoman Suarta mengatakan, agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, pihaknya meminta PHDI secepatnya mengambil langkah. Jangan sampai permasalahan ini memanas dan terjadi hal-hal yang diinginkan. “PHDI Bali mengatakan lagi dua minggu berkirim surat ke PHDI pusat. Kami kejar lagi, jangan sampai makin memanas,” terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua PHDI Bali, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana MSi mengatakan sedang mengupayakan untuk mengirim surat kedua terkait polemik HK ini. Sudiana mengaku telah mengirim surat pertama ke PHDI Pusat sekitar 2 minggu lalu. Akan tetapi sampai saat ini belum ada jawaban. “PHDI Bali tetap memohon kejelasan PHDI Pusat agar jangan kami di Bali dibiarkan seperti ini, sehingga nantinya kami bisa ambil keputusan,” ujarnya.

Sebelum mengajukan ke pusat, PHDI Bali mengadakan pertemuan yang sifatnya menampung aspirasi dari elemen umat Hindu. Pihaknya mengaku semua pihak harus dilibatkan dalam memberikan masukan. “Hari ini inti dari masukannya, pointnya meminta PHDI Pusat untuk evaluasi ISCON yang terdaftar di PHDI Pusat,” imbuhnya.

Dikatakan, PHDI Bali sudah terus mengejar PHDI pusat untuk mendapatkan jawaban terkait permasalahan yang ada di Bali saat ini. PHDI Bali juga tidak bisa memutuskan secara pribadi mengingat ini keputusan organisasi. “Kami sudah terus kejar PHDI Pusat. Hasil rapat hari ini akan dibawa ke pusat. Ini bukan saya takut memutuskan, kalau boleh PHDI Bali yang memutuskan sudah saya pustuskan. Harus menunggu pusat,” tegas Prof IGN Sudiana. *ind

Komentar