nusabali

Lokasi Batu Berisi Jejak Tapak Kaki Kebo Iwa Dibangun Pura

Berada di Tepi Sungai Kawasan Desa Tianyar Barat, Jadi Tempat Mohon Obat

  • www.nusabali.com-lokasi-batu-berisi-jejak-tapak-kaki-kebo-iwa-dibangun-pura

Seorang penekun spiritual sempat berniat memindahkan batu berisi jejak tapak kaki Kebo Iwa ke Desa Muncan, Kecamatan Selat namun gagal, meskipun telah kerahkan alat berat dan 30 tenaga kerja

AMLAPURA, NusaBali
Sebuah pura telah dibangun di lokasi batu berisi jejak kaki di kawasan Banjar Labuhan Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, yang diyakini sebagai tapak kaki Kebo Iwa, Mahapatih Raja Bali Mula. Pura yang diberi nama Pura Manik Mas Maketel tersebut telah diupacarai pamelaspas saat Tumpek Landep pada Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (18/7).

Pura Manik Mas Maketel ini dibangun oleh komunitas Sai Spiritual Foundation bersama krama Banjar Labuhan Sari, Desa Tianyar Barat. Pura ini dibangun untuk mengenang perjalanan spiritual Kebo Iwa, tokoh besar di zaman pemerintahan Raja Bali Mula Sri Asta Sura Bumi Banten, yang ditakhlukkan Mahapatih Majapahit, Gajah Mada.

Jejak tapak kaki di atas batu yang ditemukan di lokasi dibangunnya Pura Manik Mas Maketel ini panjangnya sekitar 30 sentimeter. Lokasi batu berisi jejak tapak kaki Kebo Iwa ini sejak lama dipercaya masyarakat sebagai tempat mohon obat dan kemasyuran. Bahkan, sejumlah pamangku belakangan datang secara khusus untuk mohon berkah obat.

Lokasi batu berisi jejak tapak kaki Kebo Iwa ini berada di pinggir Sungai Bungbung kawasan Banjar Labuhan Sari, Desa Tianyar Barat. Di sebelah tenggara batu berisi jejak tapak kaki Kebo Iwa ini ditemukan rembesan air dari tebing sungai yang lokasi sekitarnya gersang.

Ketua Panitia Upacara Pamelaspas Pura Manik Mas Maketel, Jro Mangku Ciri,  mengatakan jejak tapak kaki Kebo Iwa di atas batu ini ditemukan sekitar tahun 1954. Barulah sejak tahun 1960 lokai ini mulai didatangi krama untuk mohon berkah obat, berdasarkan petunjuk niskala.

Cerita soal lokasi jejak tapak kaki Kebo Iwa yang bisa untuk mohon obat, kemudian tersebar dari mulut ke mulut. Sekitar tahun 2010, datanglah seorang penekun spiritual yang berniat memindahkan batu berisi jejak kaki Kebo Iwa tersebut untuk dibawa ke Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem. 

Batu berisi telapak kaki Kebo Iwa. -NANTRA

“Namun, batu berisi tapak kaki Kebo Iwa gagal dipindahkan,” ungkap Jro Mangku Ciri dis ela upacara pamelaspas Pura Manik Mas Maketel, Sabtu siang. Padahal, kata Jro Mangku Ciri, penekun sipiritual tersebut telah menyewa alat berat dan 30 tenaga kerja untuk memindahkan batt tersebut. Diawali dengan menggali sekeliling batu berisi jejak kaki Kebo Iwa, lalu dipasang katrol untuk diangkat.

Beberapa tahun kemudian, komunitas spiritual dari Sai Spiritual Foundation Bali, yang dikoordinasikan Ida Sri Nabhesima, mendengar adanya batu ajaib yang berisi jejak kaki Kebo Iwa di tepi Sungai Bungbung, Banjar Labuhan Sari, Desa Tianyar Barat. Pada 30 Juni 2020, Ida Sri Nabhesima, tokoh spiritual asal Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Karangasem tapi tinggal di Jembrana, datang bersama timnya ke lokasi jejak Kebo Iwa.

Kala itu, Ida Sri Nabhesima datang ke lokasi jejak Kebo Iwa dengan diantar 7 pamangku, masing-masing Jro Mangku Gede Pasek, Jro Mangku Komang Suardana, Jro Mangku Srinawi, Jro Mangku Dharma, Jro Mangku Suasta, Jro Mangku Budi, dan Jro Mangku Sidemen. Saat itulah Ida Sri Nabhesima melakukan kontak niskala dengan Kebo Iwa.

Berdasarkan kontak niskala tersebut, terungkap bahwa Kebo Iwa menginginkan dibangun pura di lokasi ini untuk mengenang perjalanan spiritualnya dalam menyelamatkan Bali selama jadi Patih Kerajaan Bali Mula. Terungkap pula, Kebo Iwa meninggalkan jejak kaki di atas batu kawasan Desa Tianyar Barat, karena sempat melakukan perjalanan spiritual di sana sekitar tahun 1341.

"Setelah saya melakukan komunikasi secara niskala dengan arwah Ida Bhatara Kebo Iwa, ternyara memang benar apa yang menjadi keyakinan masyarakat bahwa jejak kaki di atas batu tersebut adalah tapak kaki Kebo Iwa. Tempat ini diyakini sebagai tempat mohon obat dan kemasyuran," ungkap Ida Sri Nabhesima di Pura Manik Mas Maketel, Sabtu lalu.

Maka, diputuskanlah untuk dibangun Pura Manik Mas Maketel di lokasi jejak kaki Kebo Iwa. Pura dibangun untuk mengenang perjalanan spiritual Kebo Iwa. Pembangunan Pura Manis Mas Maketel dilakukan dalam kurun kurang dari tiga pekan, mulai 1 Juli 2020 hingga tuntas 16 Juli 2020.

Saat ini, Pura Manik Mas Maketel baru dibangun bagian Utama Mandala (jeroan)-nya. Palinggih utama batu jejak kaki Kebo Iwa berada di sebelah tenggara Padmasana. Sedangkan yang lainnya berupa palinggih bebaturan untuk linggih tirtha dan taksu.

Upacara pamelaspas Pura Manik Mas Maketel saat Tumpek Landep diantarkan oleh Jro Gede Pasek, tokoh spiritual asal Banjar Eka Adnyana, Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu. Ke depan, piodalan di Pura Manik Mas Maketel akan dilaksanakan 6 bulan sekala (210 hari sostem penanggalan Bali) pada Saniscara Kliwon Landep. Pura Manik Mas Maketel yang baru dibangun ini diempon oleh krama Banjar Labuhan Sari, Desa Tianyar Barat dan segenap penekun spiritual yang sudah biasa datang ke lokasi. *k16

Komentar