nusabali

Kasus Begal di Gitgit Ternyata Fiktif

  • www.nusabali.com-kasus-begal-di-gitgit-ternyata-fiktif

Korban sengaja membuat laporan palsu karena takut dimarahi orangtuanya. Pasalnya dia sempat mabuk di Pantai Kedonganan, Kuta, dan pulang ke Singaraja naik ojek online.

SINGARAJA, NusaBali

Seorang mahasiswi, Leti Fuji Lestari, 24, asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, mengaku menjadi korban begal pada Senin (13/7) sekitar pukul 14.30 Wita di kilometer 13, wilayah Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Belakangan diketahui bahwa peristiwa pembegalan di siang bolong tersebut tidak pernah benar-benar terjadi alias fiktif.

Hal ini diungkapkan Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa, Sabtu (18/7). Perempuan yang kos di Lingkungan Penarungan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, tersebut sengaja membuat laporan fiktif atau palsu telah dibegal oleh tiga orang tak dikenal saat dalam perjalanan menuju Singaraja. Fuji melapor ke Mapolsek Sukasada, mengaku telah menjadi korban pencurian dengan kekerasan (curas).

Menindaklanjuti laporan tersebut, aparat kepolisian Mapolsek Sukasada beserta jajaran Satreskrim Polres Buleleng bekerjasama untuk mengungkap pelaku, sesuai laporan yang diterima. Kemudian saat proses penyelidikan berlangsung, tim kepolisian mendapat informasi melalui media sosial bahwa sepeda motor yang dilaporkan hilang justru ditemukan tergeletak di Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung, selama tiga hari.

“Saat tim melakukan proses penyelidikan, kami mendapat informasi dari masyarakat bahwa barang bukti sepeda motor milik pelapor ditemukan di pinggir Pantai Kedonganan,” ungkap AKBP Sinar Subawa.

Barang bukti motor Yamaha Mio Soul bernomor polisi DK 6075 ZU ini ditemukan lengkap dengan sejumlah barang milik pelapor yang dilaporkan hilang.

Setelah barang bukti tersebut diamankan, pihak kepolisian memanggil kembali Fuji untuk dimintai keterangan lebih lanjut. “Pelapor saat dimintai keterangan justru tidak fokus, serta berubah-ubah keterangannya,” imbuh mantan Kapolres Tabanan, ini.

Dari hasil interogasi terungkap ternyata Fuji mengaku membuat laporan fiktif. Aksi begal yang menimpanya tidak pernah terjadi dan hanyalah karangan belaka.

Hal tersebut diakui Fuji saat dihadapkan kepada wartawan di Mapolres Buleleng, Sabtu kemarin. Dia sengaja membuat laporan palsu tersebut karena takut dimarahi orangtuanya. Pasalnya mahasiswi kelahiran Jember, 18 Mei 1996, ini sempat minum minuman beralkohol di Pantai Kedonganan sebelum membuat laporan palsu. Karena mabuk berat dia lupa membawa sepeda motornya, dan pulang ke Singaraja dengan menyewa ojek online.

Di tengah perjalanan, pelaku yang merasa takut keteledorannya diketahui oleh orangtuanya, langsung berpikir membuat cerita fiktif bahwa dirinya mengalami curas di wilayah Gitgit.

“Saya habis minum di Kedonganan dan lupa motornya ketinggalan di sana. Terus saya pulang naik ojek online,” kata perempuan asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, ini dengan wajah tertunduk.

Setelah kebohongannya terbongkar, dia menyesali perbuatan yang dilakukan sebab sudah meresahkan warga khususnya masyarakat yang sering melintas di jalur tersebut. “Saya sangat menyesal dan tidak akan mengulangi lagi. Saya memohon maaf kepada masyarakat dan anggota kepolisian Polres Buleleng serta Polsek Sukasada atas perbuatan yang sudah saya lakukan,” kata Fuji.

Pihak kepolisian belum menentukan pasal yang akan disangkakan kepada Fuji yang masih berstatus mahasiswa dan harus mengikuti proses pembelajaran di kampus. Kepolisian akan mengkaji ulang kasus ini. Jika pelaku meminta maaf secara sungguh-sungguh dan tidak mengulangi hal yang sama, bakal tidak dilakukan penahanan. “Kami lihat dulu kesungguhannya, apakah dia sungguh-sungguh menyesali perbuatannya,” tutur AKBP Sinar Subawa.

Sebelumnya diberitakan, korban Leti Fuji Lestari mengaku, melintas di jalur Singaraja-Denpasar via Gitgit, kondisi jalanan sepi, dia dipepet oleh sebuah sepeda motor yang berpenumpang tiga orang. Tiga orang terduga pelaku itu menggunakan masker dan helm dan menyuruh korban berhenti sambil menodongkan pisau.

Seorang di antaranya langsung turun menghampiri korban dan merampas sepeda motor Yamaha Mio Soul warna Hitam DK 6075 ZU. Korban yang sempat akan berteriak meminta tolong sempat digampar di bagian mulut oleh salah satu pelaku. Ketiganya lalu kabur meninggalkan korban seorang diri dengan membawa motor korban.

Korban yang berlari menyelamatkan diri langsung menghubungi salah satu keluarganya yang tinggal di Buleleng dan melaporkan kejadian yang dialaminya ke Mapolsek Sukasada. Selain kehilangan sepeda motor, korban juga kehilangan dompet yang disimpan di dalam jok motor berisi STNK, KTP, ATM, kartu Mahasiswa, BRIZI, dan uang tunai Rp 750 ribu. *cr75

Komentar