nusabali

Perahu Rusak, Empat Pemancing Terombang-ambing di Laut

  • www.nusabali.com-perahu-rusak-empat-pemancing-terombang-ambing-di-laut

MANGUPURA, NusaBali
Apes dialami oleh empat orang pemancing yang sedang melakukan aktivitas memancing di Perairan Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Sabtu (18/7) siang.

Pasalnya, perahu yang ditumpangi keempat pemancing itu mengalami patah baling-baling. Akibatnya, perahu mereka terombang-ambing di tengah laut. Beruntung, keempat pemancing itu berhasil diselamatkan petugas Basarnas yang mendapat laporan perihal kejadian yang menimpa mereka.

Kepala Basarnas Denpasar, I Gede Darmada, mengatakan kejadian yang menimpa keempat pemancing masing-masing bernama Yudi, 25, Bagus, 35, Dedi, 36, dan Yogi, 38, itu bermula saat mereka lepas jangkar dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan pada, Sabtu pukul 13.00 Wita. Kemudian, para pemancing yang tinggal di Jalan Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan itu bergerak menuju lokasi pemancingan tepat di koordinat 8° 47.954'S-115° 14.503'E atau sekitar 5 Km dari Tanjung Benoa, Nusa Dua.

Namun, berselang satu jam saat mengarungi perairan itu secara tiba-tiba baling-baling mesin perahu mereka patah. Dugaan awal, penyebab patahnya baling-baling disebabkan derasnya ombak di perairan tersebut. "Kondisi gelombang cukup besar dan menyebabkan kejadian patah baling-baling perahu itu," ungkap Darmada yang dikonfirmasi pada Sabtu sore kemarin.

Keempat pemancing itu mencoba menghubungi rekan mereka yang berada di darat dan memberitahukan perihal kejadian tersebut. Kemudian, oleh rekan mereka menghubungi petugas Basarnas Denpasar. Dari penjelasan Kepala Basarnas Denpasar, Gede Darmada, kejadian itu dilaporkan oleh orang bernama I Wayan Sudarta melalui telepon pada, Sabtu pukul 14.15 Wita. Mendapat laporan, Basarnas langsung berkoordinasi dengan tim yang ada di Pelabuhan Benoa untuk melakukan penyisiran di perairan tempat keempat pemancing itu terombang-ambing.

"Sesaat setelah laporan, tim beranggotakan 6 orang dikerahkan ke lokasi menggunakan Kapal RIB (Rigid Inflatable Boat) atau kapal cepat. "Proses pencarian terhadap pemancing ini tergolong cepat dikarenakan lokasi pemancing itu tidak jauh dari Pelabuhan Benoa," ungkap Darmada.

Diakuinya, pergerakan dari Pelabuhan Benoa menuju lokasi titik hilang memakan waktu sekitar 15 menit lalu dilakukan penyisiran. Pukul 14.45 Wita tim SAR gabungan telah menemukan target pada koordinat (8° 46.677'S- 115° 14.159'E), dekat dari posisi awal ketika dilaporkan.

Petugas menemukan perahu sudah dalam keadaan terombang-ambing. Saat ditemukan, kondisi pemancing dalam keadaan selamat dan langsung dievakuasi ke kapal RIB. Keempat pemancing itu tiba pukul 15.20 Wita di Dermaga Apung KN SAR Arjuna 229 Pelabuhan Benoa dan langsung dilakukan pendataan. "Kalau proses evakuasi berjalan lancar dan aman. Pun kondisi pemancing juga sehat semua dan stabil," ungkap Darmada.

Setelah didata dan diambil keterangan, keempat orang pemancing itu dipulangkan ke rumah masing-masing. Mengingat kondisi gelombang dan cuaca belakang ini yang tidak menentu, Gede Darmada mengimbau kepada pemancing dan juga nelayan untuk selalu memperhatikan imbauan dari pihak Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar. Hal ini untuk menekan resiko yang tidak diinginkan. "Kepada nelayan atau masyarakat yang melakukan aktivitas di perairan agar menggunakan pelampung untuk keselamatan. Tak kalah pentingnya agar memperhatikan cuaca, gelombang, arus dan angin kencang sebelum melaut," imbaunya.

Sementara, Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Fatchurochman, menerangkan dari analisa yang dilakukan pihaknya pada, Sabtu (18/7) hingga Minggu (19/7) berpotensi terjadi gelombang tinggi dari 4 meter hingga 6 meter di beberapa perairan, yakni Selat Badung, Selat Bali bagian Selatan, Selat Lombok bagian Selatan dan Samudra Hinda Selatan Bali. Untuk itu, perlu diperhatikan oleh masyarakat atau nelayan untuk selalu mematuhi setiap imbauan dari pihaknya. "Masyarakat dan kapal-kapal yang beraktivitas di perairan diatas untuk perlu mempertimbangkan kondisi itu sebelum melaut. Jadi, harus update setiap informasi dari kita, dan selalu menggunakannya sebagai acuan," harapnya. *dar

Komentar