nusabali

Petenis PON Bali Terganjal Uang Bensin

  • www.nusabali.com-petenis-pon-bali-terganjal-uang-bensin

SINGARAJA, NusaBali
Permasalahan klasik kembali dialami atlet peraih tiket PON Papua XX/2021. Setelah sebelumnya uang insentif latihan resmi tidak diberikan lagi oleh KONI Bali selaku induk cabor.

Permasalahan klasik kembali muncul di cabor tenis lapangan. Terungkap, atlet peraih tiket PON itu kini mengalami permasalahan terganjal yang operasional latihan yakni uang bensin. Hal itu terjadi sebab ada 1 dari 4 atlet peraih tiket PON berada di Kabupaten lain yakni Gianyar. Sementara tiga lagi berada di Buleleng. Permasalahannya, saat menggelar latihan bersama uang transport menjadi pemicu utama bagi atlet dan pelatih. "Siapa yang akan menanggung biaya uang transportnya. Ini baru bicara uang transport, operasional lainnya juga belum terhitung. Kalau dulu kan masih ada uang insentif latihan, sekarang sudah tidak ada lagi. Mau bagaimana lagi, lokasi latihan kan cukup jauh, kasihan atletnya juga," ucap pelatih Putu Yasa, Selasa (14/7).

Kata Putu Yasa yang juga eks pengurus Binpres Pelti Buleleng itu, dari 4 orang atletnya, 3 memang berasal dari Buleleng. Meski begitu latihan bersama belum bisa dilakukan. Ada keinginan lokasi latihan akan diubah-ubah untuk memudahkan atletnya dalam menjalani latihan bersama.

Kadek Agus Satria Winaya Putra (Buleleng) kategori tunggal putra, Putu Agus Primadana Putra (Gianyar, di kategori ganda, Nyoman Suma Indrawan (Buleleng) kategori ganda dan Gede Fallyawan Eka Putra beregu putra, ada keinginan untuk latihan di Gianyar lebih dulu. 3 orang atletnya asal Buleleng bersama pelatih mendatangi langsung lokasi latihan Putu Agus Primadana Putra di Gianyar. Program selanjutnya menggelar latihan bersama di Buleleng, tepatnya di GOR Bhuana Patra. Opsi lainnya untuk mengubah suasana latihan agar lebih semangat dan dapat suasana fresh ada arah latihan di Denpasar di Lapangan Tenis KONI Bali. "Kendala klasik kami terus siapa yang menanggung uang transport dan biaya operasionalnya. Minimal uang bensin diganti, sehingga atlet bisa fokus latihan. Masak latihan untuk Bali di ajang PON, sementara biaya latihan dalam hal ini yang transport masih dipikirkan atlet. Jelas kasihan atlet, tidak fokus ke latihan saja jadinya," tutur Putu Yasa.

Artinya ketika datang ke Gianyar menggelar latihan bersama, atau sebaliknya saat atlet dari Gianyar datang ke Buleleng, atau kumpul sekali di tempat netral di Denpasar, biaya operasional ini jelas belum ada. Pihaknya belum mengerti soal solusi uang transport latihan pasca uang insentif latihan dihentikan oleh KONI Bali. Padahal jadwal latihan telah kami rancang setiap hari Sabtu dan Minggu. Itu semua karena atletnya juga bekerja di Pemkab Buleleng selaku tenaga kontrak. "Kami sudah siasati latihan setiap hari Sabtu dan Minggu. Dengan harapan tidak menggangu pekerjaan atlet. Soal tempat dimana latihan akan kami koordinasikan ke atlet," tegas Putu Yasa.

Tak hanya itu jika situasi sudah normal, juga ada rencana menggelar try out. Hanya saja dalam pandemic  Covid-19 sangat berimbas pada tidak siapnya anggaran. "Try out kan sebagai evaluasi. Ini bagian penting dari evaluasi program juga. Tapi kembali lagi ke persoalan klasik yakni dana," tutur Putu Yasa. Hanya saja kendala anggaran itu dilawan dengan tekad dan semangat saja untuk meraih prestasi, ujar Putu Yasa. *dek

Komentar