nusabali

MPLS di Masa Pandemi, 60 Persen Gunakan Daring

  • www.nusabali.com-mpls-di-masa-pandemi-60-persen-gunakan-daring

Sekolah yang tak bisa melaksanakan daring secara penuh tetap akan menyambangi siswanya untuk memberikan materi terkait pembelajaran yang diberikan, begitu juga pada MPLS kali ini.

SINGARAJA, NusaBali
Belasan ribu siswa baru di jenjang SMP Buleleng mulai menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Senin (13/7) . Sebagian sekolah memang sudah melaksanakannya menggunakan sistem dalam jaringan (daring), namun sebagian juga masih menggunakan sistem luar jaringan (luring) dengan jemput bola dan pemberian materi secara konvensional.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, I Made Astika, pelaksanaan MPLS di masa pandemi ini disebut sangat fleksibel. Sama halnya dengan sistem belajar dari rumah selama tiga bulan terakhir di sektor pendidikan. Sekolah yang tak bisa melaksanakan daring secara penuh tetap akan menyambangi siswanya untuk memberikan materi terkait pembelajaran yang diberikan, begitu juga pada MPLS kali ini.

Dari 85 SMP negeri, swasta dan MTs di Buleleng dengan 11.991 orang siswa barunya, hampir seluruhnya dikatakan Astika tak dapat melakukan daring secara penuh. “Setiap sekolah ada saja siswanya yang tidak punya sarana minimal HP android dan itu tidak bisa dipaksakan pakai daring sehingga yang digunakan sistem luring dengan membentuk mereka menjadi kelompok kecil,” kata Astika yang juga Sekretaris Disdikpora Buleleng ini.

Siswa di satu sekolah yang tak memiliki HP android akan dikumpulkan menjadi satu kelompok yang terdiri 4-5 siswa yang tinggal berdekatan dikumpulkan di salah satu rumah siswa yang kemudian akan disambangi guru sekolahnya untuk diberikan materi pembekalan MPLS. Bahkan bagi sekolah yang berada di daerah terpencil yang minim sinyal internet dapat menggunakan fasilitas sekolah untuk dimanfaatkan anak didiknya mengikuti MPLS.

“Seperti di SMPN 3 Busungbiu yang di Desa Sepang, selain minim internet ada 20 siswanya yang memang tidak punya android, jadi MPLS diikuti di sekolah menggunakan sarana yang dimiliki sekolah dengan protokol Covid-19. Hampir disetiap sekolah ada yang luring,” imbuh Astika. Dari kondisi itu pelaksanaan MPLS dengan menggunakan sistem daring sekitar 60 persen sedangkan sisanya masih menggunakan sistem luring.

Sementara itu seorang siswi baru SMPN 1 Singaraja Putu Putik Padi yang mengikuti MPLS secara online mengaku sudah mempersiapkan alat yang digunakan sehari sebelumnya. Dia yang baru tamat SD itu pun masih meminta bantuan dan dampingan orangtua terutama dalam pengoperasian menggunakan aplikasi meeting online.

Meski mengikuti MPLS dari rumah, Putik tetap harus bangun pagi menyiapkan segalanya termasuk kewajiban menggunakan seragam dengan rambut dijalin dua. “Karena baru pertama, agak repot dan khawatir saja, takut tidak bisa gabung, jadi harus bangun pagi, kemarinnya juga sudah gladi dibantu bunda,” ungkap siswa yang diterima melalui jalur prestasi ini.*k23

Komentar