nusabali

MPLS Daring di SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional Denpasar

  • www.nusabali.com-mpls-daring-di-smp-nasional-dan-smk-teknologi-nasional-denpasar

DENPASAR, NusaBali
Seluruh siswa baru SMP Nasional Denpasar dan SMK Teknologi Nasional Denpasar di bawah naungan Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara daring.

Pelaksanaan MPLS dilakukan mulai Senin (13/7) hingga Rabu (15/7). Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua Perdiknas Denpasar, Dr AAA Ngurah Eddi Supriyadinata Gorda SSos MSi.  

Ditemui di sela pantauan MPLS di SMP Nasional Denpasar, Eddi Gorda mengatakan, meski MPLS dilakukan secara daring karena masih situasi pandemi Covid-19, namun tidak mengurangi kualitas proses pengenalan sekolah kepada siswa baru. Dia justru mengatakan, MPLS yang dilakukan secara daring, selain lebih efisien juga memberikan kesempatan kepada siswa belajar lebih menyenangkan, sehingga otak bisa menyerap informasi lebih maksimal.

“Kita harus ambil sisi positifnya. Kalau belajar di sekolah, mungkin anak hanya terfokus pada guru dan teman di sebelahnya. Dengan MPLS maupun pembelajaran secara daring, anak bisa lebih menyenangkan di rumah. Misalnya, bisa diskusi dengan orangtua atau keluarga lainnya, atau bisa belajar sambil duduk santai. Sehingga anak menemukan cara belajar yang menyenangkan, yang terpenting ilmunya masuk,” ungkap Eddi Gorda, Senin kemarin.

Eddi mengaku, situasi ketidakpastian yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 sempat membuatnya agak bingung dalam memprediksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Namun ternyata, saat PPDB jumlah siswa baru SMP Nasional Denpasar justru bisa meningkat sebanyak 22 persen dan SMK Nasional Teknologi Nasional Denpasar naik sebesar 20 persen. “Kenaikan ini juga menjadi sounding keluar bahwa SMP Nasional Denpasar dan SMK Teknologi Nasional Denpasar beda dengan yang lain. Apalagi nanti setelah ada gedung baru, kami menyiapkan ruang psikologi dan ruang dokter untuk siswa nanti,” katanya.

Lebih lanjut, meski belum ada arahan kapan sekolah akan mulai dibuka untuk pembelajaran tatap muka, namun Eddi mengatakan bahwa sekolah yang ada di bawah naungan Perdiknas baik SMP Nasional Denpasar maupun SMK Teknologi Nasional Denpasar telah menyiapkan piranti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti menyediakan tempat cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, serta rencana mengatur physical distancing di dalam ruangan.

Sementara itu, Kasek SMP Nasional Denpasar Ni Putu Supadmi SPd menjelaskan, pelaksanaan MPLS di sekolah yang dipimpinnya menggunakan mode daring berbasis website. Adapun peserta MPLS di SMP Nasional Denpasar berjumlah 232 orang. MPLS selama 3 hari akan diisi dengan berbagai tema seperti bela negara, wawasan wiyata mandala, etika belajar, sarana prasarana sekolah, PHBS dan edukasi tentang Covid-19. “Termasuk juga mengedukasi para peserta MPLS jika seandainya nanti sudah dibolehkan untuk sekolah agar menerapkan protokol kesehatan secara disiplin,” ujarnya.

Untuk memastikan para peserta MPLS benar-benar mengikuti kegiatan, maka panitia MPLS SMP Nasional Denpasar memberikan penugasan di akhir materi. Mereka nantinya menunjukkan foto bahwa mereka sedang menyimak materi kemudian mengerjakan tugas di akhir materi. “Nanti jawabannya akan di-upload di website. Begitu peserta MPLS meng-upload tugas tersebut, berarti dia sudah hadir,” terang Supadmi.

Dikatakan, sejauh ini belum ada kendala selama melaksanakan MPLS hari pertama, mengingat siswa sendiri cukup mudah mengakses website SMP Nasional Denpasar. Begitupun nanti saat pembelajaran tahun ajaran baru dimulai, pembelajaran juga dilakukan via daring. “Selama awal pandemi sekitar bulan Maret sampai bulan Mei, kami menggunakan mode daring dengan model bermacam-macam. Dari situ banyak yang perlu kami evaluasi, karena kadang-kadang siswa tidak bisa masuk semua dan mengakses. Maka tim kami membuat terobosan yakni menggunakan website ini,” tandasnya.

Sedangkan Kasek SMK Teknologi Nasional Denpasar, Ni Nyoman Sulasmini SPd mengatakan, MPLS kali ini menggunakan aplikasi zoom. Adapun yang ikut MPLS sebanyak 76 orang siswa. Materi MPLS yang diberikan juga tidak jauh berbeda dengan MPLS di sekolah lainnya. “Hari terakhir MPLS kami ada kunjungan ke panti asuhan, namun hanya panitia saja,” jelasnya.

Disinggung mengenai pembelajaran jarak jauh lewat daring untuk siswa jenjang SMK, yang mana memiliki jam belajar praktek yang lebih banyak, kata Sulasmini, guru dituntut untuk berinovasi dalam menyajikan materi agar bisa diterima dan mudah dipraktekkan oleh para siswa. “Selama 3 bulan ini, kami mengadakan pembelajaran jauh jarak jauh dengan daring menggunakan google classroom. Sehingga untuk tugas praktek itu, guru-guru memang benar-benar harus berinovasi di sini. Bagaimana mengemas pelajaran terutama yang jam produktif (praktek) bisa lebih mengena,” tuturnya. 

“Masih kami diskusikan bagaimana nanti baiknya. Apabila situasinya masih seperti ini, mungkin sebulan sekali terutama untuk mata pelajaran produktif (praktek) mendatangkan siswa dengan protokol kesehatan yang ketat. Itupun juga jika orang tuanya mengizinkan untuk anaknya sekolah,” tandas Sulasmini. *ind

Komentar