nusabali

Konvoi Massa Saat Kampanye, Pelanggaran!

Mendagri Minta Kampanye Pilkada 2020 Dibatasi 50 Orang

  • www.nusabali.com-konvoi-massa-saat-kampanye-pelanggaran

Kampanye Pilkada di tengah pandemi Corona akan lahirkan lapangan pekerjaan baru, yakni event organizer yang mengatur kampanye tanpa harus bertatap muka.

JAYAPURA, NusaBali
Mendagri, Tito Karnavian, meminta protokol kesehatan diterapkan secara ketat dalam proses tahapan Pilkada Serentak 2020. Acara kampanye juga diminta dibatasi hanya untuk 50 orang saja. Jika ada ramai-ramai apalagi konvoi massa, maka itu merupakan pelanggaran.

Pernyataan itu disampaikan Tito saat melakukan rapat koordinasi kesiapan Pilkada dengan Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal, KPU Papua, Bawaslu Papua, dan Forkopimda Provinsi Papua di Jayapura, Jumat (10/7). "Kemudian saat kampanye nggak boleh ada kampanye akbar, kampanyenya kalau di ruangan saya sudah sampaikan ke ketua KPU maksimal 50 dan tidak boleh ada konvoi di luar, tidak boleh ada konvoi rame-rame di luar," kata Tito.

Tito menjelaskan 50 orang yang terlibat kampanye itu harus tetap menjaga jarak. Selain itu, Tito mengingatkan para paslon dan pendukungnya tak melakukan konvoi. "Nah ini penting karena masa kampanye merupakan masa rawan juga, Bawaslu dengan adanya tulisan aturan itu, dia tinggal ngelihatin saja, 50 orang nggak nih, lewat 50 orang semprit, pelanggaran. Ada konvoi oleh pasangan calon ramai-ramai naik motor, naik truk gini-gini panggil kontestannya pelanggaran, periksa, sehingga nggak akan terjadi pengumpulan kerumunan masyarakat di setiap tahapan yang tidak bisa jaga jarak," ujar dia.

Tito mengatakan kampanye Pilkada di tengah situasi pandemi Corona ini akan melahirkan lapangan pekerjaan baru. Tito menyebut bakal ada event organizer yang mengatur kampanye tanpa harus bertatap muka.

"Nanti juga Pak Dirjen Otda, Dirjen Polpum saya minta sampaikan pada saat zoom mengenai pilkada atau pada saat jadi pembicara di media, ini ada lapangan pekerjaan baru dalam kampanye pilkada kenapa? Area bisa terbentuk, membuat EO event organizer untuk pilkada, ya contoh dulu pilkada kita kampanye bebas itu, buat panggung ramai-ramai di lapangan, ada penyanyi dangdutnya, segala macam, massa dibawa bertruk-truk rame, nggak boleh terjadi," tutur Tito dilansir detik.com.

Menurut Tito, kampanye virtual ini bisa jadi lebih efektif daripada kampanye di lapangan. Dia lantas bicara soal pengalamannya menjadi pembicara dan disaksikan belasan ribu orang. "Kadang-kadang virtual ini lebih efektif, nah, Pak, di tempat kami nggak ada sinyal, gimana? Tantangan untuk EO. Saya pernah menjadi pembicara pada waktu ultah Pemuda Muhammadiyah itu melalui Zoom 600 lebih tapi dia live streaming ke YouTube, Instagram, Twitter, social media ternyata yang mendengar saya bicara itu lebih dari 12 ribu orang," imbuh Tito. *

Komentar