nusabali

Nelayan Bunutan Terdampar di Nusa Penida

  • www.nusabali.com-nelayan-bunutan-terdampar-di-nusa-penida

Karena gelombang tinggi, saya selamatkan orangnya saja. (nelayan I Nengah Urip).

SEMARAPURA, NusaBali
Seorang nelayan asal Banjar/Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, I Nengah Cenik, 45, diselamatkan oleh nelayan saat terdampar di perairan Desa Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Jumat (10/7) dinihari. Nelayan Cenik sempat terombang-ambing di atas jukung terbalik selama seharian di tengah laut.

Keberadaan Nengah Cenik ditemukan kali pertama oleh seorang nelayan asal Banjar Bingin, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, I Nengah Urip,50, alias Jambeng, sekitar pukul 05.30 Wita. Saat itu, Urip sedang mencari ikan di dekat perairan Desa Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida, tiba-tiba Urip melihat ada jukung terbalik. Setelah didekati, ternyata ada seorang pria di atas jukung terbalik tersebut meminta tolong, dengan posisi tengkurap dan tampak sudah lemas. "Saat saya temukan jukungnya terbalik, orangnya di atas jukung tengkurap dan  minta tolong. Saya datangi," ujar Nengah Urip.

Kemudian Cenik langsung dinaikkan ke atas jukung milik Urip. Dia dibawa ke pesisir Pantai Monggalan, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung. Sedangkan keberadan jukung terbalik tersebut dibiarkan terombang-ambing di tengah laut, terlebih kondisi gelombang kurang bersahabat. "Karena gelombang tinggi, saya selamatkan orangnya saja," imbuh Urip.

Sementara itu, Nengah Cenik mengaku kejadian ini bermula saat dirinya mencari ikan di perairan Desa Bunutan, Kamis (9/7) dinihari sekitar pukul 03.30 Wita. Setelah mendekati perairan Gili Terawangan, Lombok, NTB, tiba-tiba muncul gelombang tinggi yang menerjang jukungnya. "Setelah dua kali diterjang ombak, jukung saya langsung terbalik," ujar Cenik.

Setelah jukung terbalik, Cenik berusaha membalikkan lagi dengan bantuan gelombang. Namun karena jukungnya agak besar usahanya sia-sia hingga akhirnya terbawa arus. Cenik sempat berteriak minta tolong. Tapi tidak ada yang mendengar karena sudah jauh dari nelayan lain. "Selama terombang-ambing di laut, saya tetap berpegangan di atas jukung yang terus terbawa arus," ujarnya.

Selanjutnya Cenik diantar kembali ke rumahnya oleh petugas. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) Gede Darmada mengatakan saat menangkap ikan itu, teman korban memang melihat jukung korban terbalik. Korban Cenik masih bertahan di atas jukung, serta menitipkan HP serta celananya. "Sementara temannya kembali ke daratan untuk melaporkan kejadian tersebut," ujarnya.

Selama pencarian nelayan tersebut sejak Kamis, operasi SAR melibatkan unsur SAR dari Basarnas Bali, Ditsamapta Polda Bali, Lanal Denpasar, Polair Polres Karangasem, Pos TNI AL Candidasa, Bakamla RI, Babinkamtibmas Desa Bunutan, Babinsa Desa Bunutan, Balawista BPBD Karangasem, keluarga korban dan masyarakat setempat.

Sebelumnya, jukung milik nelayan I Nengah Cenik, dari Banjar/Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, terbalik, Kamis (9/7). Korban terombang-ambing di tengah laut, berpegangan pada jukung dengan mesin 9 PK. Namun korban menolak saat hendak dievakuasi oleh I Ketut Amentir. Korban hanya menitipkan ember tempat pancing kepada saksi.

Saat itu Ketut Amentir menawarkan Nengah Cenik untuk naik ke jukungnya. Namun tawaran itu ditolak. Alasannya, Ketut Amentir membawa barang-barang cukup berat berupa jaring dan hasil tangkapan. Sehingga korban enggan dievakuasi dan memilih tetap bertahan berpegangan pada jukungnya.

Sementara itu, I Komang Lara dan I Wayan Watri, adik dan kakak kandung I Nengah Cenik, 45, menyukuri karena Cenik telah ditemukan dengan selamat. Hanya saja menyayangkan, saat bertemu rekannya I Ketut Amentir di tengah laut, Cenik menolak diajak naik jukung.

Selama I Nengah Cenik belum ditemukan, I Komang Lara dan I Wayan Watri, tidak bisa tidur. Semalam keduanya gelisah karena Cenik diperkirakan terbawa arus ke arah selatan, karena arah angin ke selatan. "Firasat khusus mengenai Cenik, tidak ada. Saya hanya gelisah sejak Kamis (9/7) pukul 12.00 Wita, belum kembali dari menangkap ikan," kata I Wayan Watri.

Setelah I Nengah Cenik ditemukan, I Wayan Watri hanya berpesan kepada adiknya, agar untuk sementara istirahat menangkap ikan untuk mengikis trauma menghadapi gelombang dan angin kencang di laut. Apalagi Cenik tidak punya istri, cerai 10 tahun lalu saat masih transmigrasi di Sulawesi Tenggara. "Nanti jika memulai melaut, saya sarankan agar terlebih dahulu matur piuning, ke Ida Bhatara Baruna, agar selama perjalanan dikarunia keselamatan," tambah Watri. *wan, k16

Komentar