nusabali

Tak Pantas Dijuluki The Flash

M. Rahmat Ungkap Kisah Tinggalkan PSM

  • www.nusabali.com-tak-pantas-dijuluki-the-flash

MANGUPURA, NusaBali
Penyerang Bali United Mohamad Rahmat Sjamsudin (32 tahun) merasa tak pantas dijuluki tokoh superhero, ‘The Flash’.

Pemain asal Makassar itu disamakan dengan The Flash, karena kecepatan larinya yang luar biasa dan memporakporandakan lawan.

"Sebenarnya sebutan The Flash untuk saya tidak pantas. Saya bingung kenapa saya yang disebut The Flash, karena kecepatan saya biasa-biasa saja," kata Rahmat, di laman klub.

Menurut Rahmat, ada banyak pemain sepakbola di Indonesia yang memiliki kecepatan istimewa, seperti Febri Hariyadi (Persib Bandung) atau Terens Puhiri (Borneo FC). Dia pun menilai, merekalah yang layak  dan pantas dijuluki ‘The Flash’.

Lebih jauh Rahmat pun membeberkan kiat di balik kemampuannya berlari cepat. Menurutnya, hal tersebut tak lepas dari masa-masa awalnya bermain sepakbola saat masih kecil.

"Saya bisa suka dengan sepakbola mungkin faktor lokasi lapangan di depan rumah. Jadi dari kecil sudah bermain bola dan sering latihan berlari juga di lapangan depan rumah," kata Rahmat.

"Mungkin ini yang menyebabkan saya bisa punya kelebihan dalam berlari," ujar mantan pemain PSM itu.

Rahmad meninggalkan PSM yang diperkuatnya sejak 2008 dan memilih tawaran pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco yang mengajaknya bergabung. Dari laporan bola.com, menurut Rahmat keputusan meninggalkan PSM semuanya berawal dari beragam komentar suporter di media sosial.

Pasalnya, Rahmat selalu menyempatkan diri membaca komentar suporter. Ada masih ingin dirinya di PSM, ada juga yang tidak. Dia pun secara pribadi mengambil kesimpulan, suporter butuh suasana baru untuk hiburan di stadion.

Sebagai pemain yang mencintai PSM dan suporternya, Rahmat menegaskan dirinya tak mau bersikap egois. Dia pun mulai memikirkan membuat keputusan yang sebenarnya sangat berat.

Ketika ada tawaran dari Coach Teco, Rahmat pun meminta pendapat keluarga dan terutama istrinya, Paramitha. Setelah mendapat berbagai pertimbangan dari keluarga, Rahmat akhirnya mengambil keputusan menerima tawaran Bali United.

Selain keluarga, sejatinya Rahmat juga banyak mendapat saran dari sejumlah pelatih dan rekannya sesama pemain. Mereka menilai dirinya mulai jenuh di PSM dan butuh suasana serta tantangan baru agar kemampuannya tetap tergali optimal. *

Komentar