nusabali

150 Hektare Hutan Kopi Wanagiri Siap Dipanen

  • www.nusabali.com-150-hektare-hutan-kopi-wanagiri-siap-dipanen

Setelah lima tahun ditanam, kini ratusan tanaman kopi di hutan konservasi sudah siap dipanen.

SINGARAJA, NusaBali

Pengelolaan hutan desa seluas 250 hektare yang dilakukan masyarakat Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, sejak tahun 2015 lalu kini menuai hasil. Dengan mempertahankan wilayah konservasi, sekitar 150 hektare,  sebagian hutan tersebut ditanami kopi. Kini ratusan tanaman kopi tersebut sudah berbuah dan siap untuk dipanen oleh para petani Desa Wanagiri.

Hasil panen kopi selanjutnya akan dikelola oleh (Badan Usaha Milik Desa) BUMDes Wanagiri Eka Giri Karya Utama. Ketua BUMDes Eka Giri Karya Utama I Made Darsana menyampaikan, BUMDes akan mengontrol pasar bagi kopi yang dihasilkan oleh kelompok tani pengelola hutan. "Seluruh hasil panen kopi hutan akan diserap oleh BUMDes. Kami harapkan ada nilai tambah bagi petani pengelola hutan desa," ujarnya, Rabu (8/7).

Dengan diserapnya hasil panen tersebut diharapkan para petani pengelola hutan tidak lagi bingung untuk memasarkan hasil panennya. "Petani hanya bertugas melakukan proses perawatan pohon kopi, pemetikan saat panen, dan proses pasca panen. Sedangkan kami di BUMDes sebagai penjamin pasar dengan memasarkan hasil panen tersebut," imbuh Made Darsana.

Para petani diminta untuk menjaga proses pasca panen untuk agar kopi yang dipanen terjaga kualitasnya dan dibutuhkan oleh pasar. Pasalnya bagaimana kopi diproses setelah dipanen akan memengaruhi, bahkan memberikan efek kepada hasil akhir kopi hingga saat diseduh "BUMDes akan melakukan kontrol ini. Pada dasarnya kopi itu semuanya bagus, jadi kami sesuaikan dengan kebutuhan pasar yang ada” jelasnya.

Meski ditanami kopi, namun Made Darsana tetap mengingatkan kepada pengelola hutan desa jika fungsi hutan sebagai lahan konservasi utamanya sumber mata air, harus tetap dijalankan. Terlebih, kata dia, di Wanagiri ada sedikitnya 50 sumber mata air yang harus dijaga kelestariannya. "Jadi hutan ini bukan berubah menjadi hutan kopi, tapi hutan yang ada kopinya. Pohon-pohon lainya juga harus dijaga," sambungnya.

Diungkapkannya, pohon kopi yang ditanam di hutan desa, selain berfungsi sebagai tanaman konservasi juga berfungsi sebagai tanaman produkif yang berdampak ekonomis bagi puluhan pengelola hutan desa yang tergabung dalam kelompok masyarakat Desa Wanagiri. "Jenis kopi yang ditanam di hutan desa ada beragam jenisnya. Ada Arabika dan Robusta dengan beragam varietas,” ungkapnya.

Sementara itu, pegiat Kopi Bali Komang Sukarsana mengapresiasi kualitas kopi yang dihasilkan dari hutan Desa Wanagiri. Sukarsana menyebut, secara kualitas kopi yang dihasilkan di hutan Wanagiri tergolong sangat baik dan mampu bersaing dengan kopi lain di Bali. Ia berharap petani harus tetap konsisten dalam perawatan dan pasca panennya, sehingga nantinya kopi ini dapat menjadi kopi yang organik.

“Kalau petani mau konsisten, ini bisa jadi kopi organik. Pasca panennya juga harus dijaga, dengan petik merah dan olah secara natural, fullwash serta coffee honey. Proses pasca panen juga akan menentukan harga jual nantinya” ucapnya. Dikatakannya, pihaknya kini sedang membangun kerja sama dengen BUMDes Eka Giri Karya Utama untuk pengembangan kopi bubuk Wanagiri.

Sukarsana menyebutkan, pendampingan terhadap petani juga terus dilakukan demi menjaga kualitas kopi yang dihasilkan. Ia tak menampik masih ada petani yang pesimis dengan kopinya hasil panennya. “Ya karena masih ada petani yang enggan petik merah. Saya disini bersama BUMDes berjuang untuk meyakinkan petani untuk mau petik merah,” pungkas dia.*cr75

Komentar