nusabali

Gubernur Cek Kesiapan Objek Wisata

Pengunjung Dibatasi, Jam Kunjungan Kebun Raya Bedugul Juga Dikurangi

  • www.nusabali.com-gubernur-cek-kesiapan-objek-wisata

Objek wisata yang akan ditinjau Gubernur Koster hari ini, antara lain, Taman Bali Safari and Marine Park dan Taman Kertagosa

DENPASAR, NusaBali

Bersamaan dengan dimulainya tatanan kehidupan Bali era baru, Kamis (9/7) ini, Gu-bernur Wayan Koster bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompim-da) Provinsi Bali akan lakukan peninjauan ke sejumlah objek wisata di Pulau De-wata. Hal ini dilakukan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan cegah Covid-19 sektor kepariwisataan.

Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mengatakan ada sejumlah objek wisata yang akan ditinjau Gubernur Koster bersama Forkompimda, Kamis ini. Di antaranya, Bali Safari and Marinme Park di Desa Lebih (Kecamatan Gianyar), Taman Kertagosa di Kota Semarapura (Kecamatan Klungkung), Mall Beachwalk Shopping Center di kawasan wisata Kuta di Kelurahan Kuta (Kecamatan Kuta, Badung), dan Pantai Kuta di Kelurahan Kuta (Kecamatan Kuta, Badung).

"Ya, besok (hari ini) Gubernur bersama Forkopimda akan melaksanakan peninjauan lapangan terkait penerapan protokol tatanan kehidupan era baru,” jelas Dewa Indra yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 di Denpasar, Rabu (8/7).

Gubernur Koster sendiri sebelumnya telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Bali Era Baru. Pada hari yang sama dengan ditandatanganinya SE 3355/2020 tersebut, 5 Juli 2020, Pemprov Bali di bawah koordinasi langsung Gubernur Koster menggelar upacara Pemahayu Jagat di Pura Agung Besakih, Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem tepat Purnamaning Kasa pada Radite Paing Sinta, Minggu (5/7). Upacara Pemahayu Jagat ini sekaligus upaya niskala mohon restu Ida Batara Sesuhunan untuk diberlakjukannya Tatanan Hidup Bali Era Baru.

Berselang dua hari kemudian, Selasa (7/7), Gubernur Koster memimpin langsung rapat GTPP Covid-19 Provinsi Bali di Bale Gajah Rumah Jabatan, Komplek Jaya Sabha Denpasar. Dalam rapat yang dihadiri pula para Bupati/Walikota se-Bali dan Forkompimda Provinsi Bali itu, disepakati secara resmi untuk melaksanakan proto-kol kesehatan tatanan hidup Bali era baru, mulai 9 Juli 2020.

Sekda Dewa Indra mengatakan, tatanan kehidupan Bali era baru diberlakukan me-ngingat pandemi Covid-19 sudah berkecamuk cukup lama, tanpa ada kepastian ka-pan akan berakhir. Karena itu, pemerintah perlu bersikap untuk menghidupkan kem-bali aktivitas perekonomian di Bali, yang terpuruk karena terhentinya sektor pariwi-sata sejak 4 bulan terakhir.

"Saya mohon agar dalam melaksanakan aktivitas nanti, tetap menerapkan protokol tatanan kehidupan era baru secara tertib, disiplin, dan dengan rasa penuh tanggung jawab, yakni selalu memakai masker/pelindung wajah, menjaga jarak fisik, tidak berkerumun, rajin mencuci tangan di air mengalir, menjaga daya tahan tubuh, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," tandas birokrat asal Desa Pemaron, Keca-matan Buleleng yang notabene mantan Karo Keuangan Setda Provinsi Bali dan Kepala BPBD Provinsi Bali ini.

Dewa Indra juga memohon kepada masyarakat Bali agar dalam beraktivitas, selalu mematuhi imbauan, arahan, dan kebijakan pemerintah pusat, TNI/Polri, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, Majelis Desa Adat, dan majelis keagamaan, se-hingga bisa produktif dan aman dari penularan Covid-19.

Sementara, Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan pihaknya mendukung penuh penerapan protokol kesehatan tatanan hi-dup era baru di tengah pandemi Covid-19. Menurut Sugawa Korrry, DPRD siap me-ndukung penyediaan APBD Semesta Berencana Provinsi Bali untuk bidang ke-sehatan, penanganan dampak ekonomi, dan jaring pengaman sosial.

"Kami memberikan dukungan sepenuhnya untuk pembukaan kegiatan masyarakat secara bertahap, baik sosial maupun ekonomi. Namun, tetap dilakukan pengawasan secara ketat untuk kegiatan yang akan dibuka tersebut, dengan memberlakukan pro-tokol kesehatan Covid-19 yang ketat pula," tandas Sugawa Korry.

Mengenai jenis kegiatan yang akan dibuka, menurut Sugawa Korry, sebaiknya dila-kukan verifikasi terlebih dulu, apakah layak untuk dibuka atau tidak. Hal ini penting dilakukan, agar tidak salah langkah dalam penerapan tatanan hidup Bali era baru.

"Saya setuju kegiatan pariwisata dibuka secara bertahap: pertama untuk lokal, se-lanjutnya untuk nusantara, dan terakhir untuk wisatawan mancanegara. Kegiatan yang akan dibuka harus diverifikasi secara ketat," tegas politisi senior asal Desa Ba-nyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPD I Golkar Bali ini.

Sugawa Korry juga meminta pengecekan tempat wisata yang akan dibuka, apakah sudah menyiapkan tempat cuci tangan, cairan pembersih tangan, pengukur suhu tubuh, serta protokol kesehatan lainnya, dan memberlakukan jaga jarak. "Jangan sampai lengah, lakukan evaluasi, agar risikonya tidak ada," katanya.

Sementara itu, Daya Tarik Wisata (DTW) Kebun Raya Eka Karya Bali di Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan sudah siap terima kunjungan de-ngan tatanan hidup era baru di tengah Covid-19. Hanya saja, sebagai awal, pengun-jung ke Kebun Raya Bedugul jumlahnya dibatasi dan jam kunjungan pun diperpen-dek, untuk mengantisipasi kerumunan wisatawan.

Manajer Operasional Kebun Raya Eka Karya, Teguh Dwiyanto, mengatakan ope-rasional kembali kebun raya ini menyesuaikan dengan instruksi Gubernur Bali. Pariwisata dibuka secara bertahap, di mana untuk wisatawan nusantara baru akan dibuka 31 Juli 2020 nanti. Sementara untuk wisatawan mancanegara, baru dibuka 11 September 2020 mendatang.

“Kami sebenarnya sudah mendapat surat edaran dari pusat untuk operasional kem-bali, seperti Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Bogor yang sudah lebih dulu buka untuk kunjungan. Tetapi, kami di Bali tetap ikuti instruksi Gubernur Bali,” je-las Dwiyanto dalam keterangan persnya di Bedugul, Rabu kemarin.

Menurut Dwiyanto, meskipun pariwisata di Bali akan dibuka mulai 31 Juli, namun khusus untuk Kebun Raya Bedugul baru akan dimulai 2-3 hari berikutnya. Penunda-an itu tujuanya untuk memastikan kembali kesiapan menerima kunjungan wisata-wan.

Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, kata Dwiyanto, penerimaan kunjungan di Kebun Raya Bedugul akan diterapkan per fase. Untuk fase pertama, akan dicoba satu minggu dengan kouta kunjungan hanya 1.500 orang berada di dalam Kebun Raya Bedugul. Apabila masih ada pengunjung yang ingin masuk, di pintu masuk kawasan mereka diarahkan terlebih dulu berwisata ke tempat lain.

“Jika dari kuota 1.500 orang sudah berkurang atau ada pengunjung yang telah sele-sai, barulah wisatawan yang ingin berkunjung berikutnya ke Kebun Raya dibolehkan masuk,” beber Dwiyanto.  

Bukan hanya pembatasan jumlah orang. Jam kunjungan ke Kebun Raya Bedugul ju-ga dikurangi 2 jam dari semula mulai pagi pukul 07.00 Wita hingga sore pukul 17.00 Wita. Di era new normal nanti, kunjungan akan dibuka mulai pagi pukul 08.00 Wita hingga sore pukul 16.00 Wita.

“Begitu pula untuk pembelian tiket, pengunjung diimbau membeli secara online. Na-mun, kalau ada wisatawan yang belum membeli tiket secara online, mereka masih bisa dilayani di lokasi,” tegas Dwiyanto.

Disebutkan, Kebun Raya Bedugul sudah sangat siap menyambut  tatanan hidup era baru. Di sini telah disediakan layanan tempat cuci tangan air mengalir, hand saniti-zer, hingga sekat pembatas jarak masuk. “Sekarang sudah ada 16 titik tempat cuci tangan. Nanti kami tambah 8 titik tempat cuci tangan lagi,” katanya. *nat,des

Komentar