nusabali

Gedung SDN 3 Bajera Terbakar Saat Saraswati

Mesin Pompa Mobil Damkar Macet Sesampai di TKP

  • www.nusabali.com-gedung-sdn-3-bajera-terbakar-saat-saraswati

TABANAN, NusaBali
Musibah menimpa lembaga pendidikan di Kabupaten Tabanan bertepatan dengan Hari Suci Saraswati pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (4/7).

Kebakaran hebat menimpa gedung SD Negeri 3 Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, Sabtu sekitar pukul 17.30 Wita. Akibatnya seluruh ruang belajar SDN 3 Bajera yang berada di wilayah Banjar Bajera Kaja, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan ini hangus terbakar.

Data sementara total ruangan yang ludes dilalap si jago merah berjumlah 4 ruangan. Di antaranya ruang kepala sekolah gabung dengan ruang guru, ruangan kelas 5, ruangan kelas 6, ruang mess dan kamar mandi. Sementara ruangan lain terimbas sedikit. Dugaan terkait pemicu terjadinya kebakaran masih diselidiki. Namun api diketahui muncul pertama kali dari mess sekolah. Proses pemadaman api sempat menuai kekecewaan dari masyarakat. Sebab saat dihubungi pertama kali oleh warga Pemadam Kebakaran mengaku tidak ada petugas. Bahkan saat tiba di lokasi TKP kebakaran, mesin mengalami masalah. Sehingga pemadaman hanya dilakukan saat bangunan sekolah sudah nyaris ludes terbakar.

Informasi yang dihimpun, kebakaran pertama kali diketahui seorang saksi Samsul Anwar, 26. Awalnya sekitar pukul 13.30 Wita saksi datang dengan maksud silahturahmi dengan keluarga Amir.

Di mana Amir ini merupakan guru Agama Islam yang tinggal di mess SDN 3 Bajera. Hanya saja sampai di lokasi Amir bersama istrinya sedang pergi keluar dan saksi Samsul Anwar disuruh menunggu di dalam mess, karena mess tidak terkunci. Saksi pun saat itu menunggu sambil tiduran. Sedang asyik rebahan sekitar pukul 17.30 Wita saksi mendadak mencium bau asap yang dikiranya ada orang membakar sampah.

Saksi kemudian duduk dan menyandar di tembok dapur mess dan secara tiba-tiba merasakan tembok panas. Samsul pun bergegas keluar melihat ruang dapur melalui pintu belakang dan ternyata didapati sudah ada api dan asap mengepul di dapur mess.

Pada saat itu saksi berencana mengambil gas dengan maksud agar tidak terjadi ledakan, namun tidak bisa. Dalam keadaan panik sambil meminta tolong kepada warga, saksi Samsul Anwar hanya sempat menyelamatkan barang yang ada, seperti HP miliknya, jemuran dan sepeda motor milik Amir. Sedangkan dompet saksi yang berisi identitas lengkap tidak bisa diselamatkan.

Kapolsek Selemadeg, Kompol I Made Budi Astawa, mengatakan pemicu kebakaran belum bisa dipastikan. Begitu pun pihaknya belum bisa menduga-duga apakah dari tabung gas atau hal lainnya. “Belum bisa kita pastikan, karena tadi olah TKP sudah malam, yang jelas api pertama kali muncul dari mess sekolah,” jelasnya.

Menurutnya, proses evakuasi berlangsung sekitar 1 jam. Sebelum 2 unit mobil pemadam kebakaran datang, api sudah dipadamkan sejumlah warga secara manual. “Kita akan lakukan olah TKP lanjutan besok pagi (hari ini),” tegasnya. Kompol Budi Astawa menyebutkan sejumlah ruangan yang ada di SDN 3 Bajera terimbas. Bahkan barang-barang dan berkas sebagian tidak ada yang bisa diselamatkan. Sebab mess dengan ruang belajar lokasinya satu blok. “Seluruh ruangan itu terimbas, barang-barang sebagian tidak ada yang bisa diselamatkan,” kata Kompol Budi Astawa.

Sementara itu di sisi lain proses pemadaman api menuai kekecewaan dari masyarakat. Sebab ketika ditelepon petugas Pemadam Kebakaran mengatakan tidak ada anggota. Bahkan saat di lokasi mesin pemadam mengalami masalah. “Pemadam sampai di lokasi ketika api sudah padam, dan sampai di lokasi alat bermasalah,” ungkap Kelian Dinas Bajera Kaja, I Made Sumantra.  “Jadi pemadam datang ketika api sudah berhasil dipadamkan masyarakat,” tegasnya.

Menurutnya, terkait penyebab kebakaran ini belum diketahui jelas karena hal tersebut kewenangan ada di pihak polisi. Yang jelas masyarakat mengetahui ada kebakaran karena mendengar suara ledakan dari sekolah. “Dulu ini SDN 4 Bajera, sekarang sudah menjadi SDN 3 Bajera,” Imbuhnya.

Dia menambahkan ada 5 ruangan yang ludes dilalap api. Seperti ruangan kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas 5, ruang kelas 6 dan kamar mandi. Sisa ruangan seluruhnya kena imbas terutama bagian atap. “Berkas dari sekolah semuanya itu ludes tidak ada yang bisa diselamatkan,” tambahnya.

Pelaksana Harian Kabid Pemadam Kebakaran Tabanan, I Wayan Suakta, menjelaskan terkait dengan mesin mati ketika di lokasi kejadian karena kesalahan teknis. Sebab kondisi mobil memang sudah tua sehingga terjadi sedikit masalah. “Pompanya yang macet, padahal kita sudah sering perbaiki. Seperti diketahui mobil pemadam kita memang sudah tua,” bebernya.

Sementara mengenai keluhan masyarakat yang menyebut pemadam kebakaran lambat sampai di lokasi karena jaraknya memang jauh. Kebetulan mobil bantuan Jepang yang biasanya mem-back up pertama sedang perbaikan sehingga mengandalkan kendaraan yang digunakan untuk memback up kedua.

“Masyarakat juga bilang tidak ada petugas ketika menghubungi kami, padahal kami sudah jalan ketika mendapat informasi, bahkan informasi yang kami dapat tidak hanya dari masyarakat ada tokoh yang menghubungi. Di samping itu kami juga mencari air ke sumber lain, jika membawa air dalam perjalanan jauh tabung dalam keadaan bocor dan laju kendaraan menjadi lambat. Yang jelas kita sudah berusaha untuk melakukan pelayanan prima kepada masyakat di tengah kondisi kendaraan kita yang sudah tua,” tandasnya. *des

Komentar