nusabali

Diterjang Ombak, Pemancing Hilang

Kejadian Naas di Tebing Akuh Gamat, Nusa Penida

  • www.nusabali.com-diterjang-ombak-pemancing-hilang

SEMARAPURA, NusaBali
I Nyoman Wirasta, alias Nyoman Rede, 49, warga Banjar/Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, terseret ombak saat memancing di atas tebing Akuh Gamat, wilayah Desa Sakti, Nusa Penida, pada Kamis (2/6) malam.

Hingga Jumat (4/7) ini keberadaan korban masih misterius alias belum ditemukan. Informasi yang dihimpun kejadian tersebut bermula saat korban dan seorang temannya yang berasal dari satu banjar, I Made Arsana, 41, sama-sama berangkat dengan berboncengan menuju tebing Akuh Gamat Desa Sakti, untuk memancing di laut sejak Kamis sekitar pukul 18.00 Wita.

Mereka memancing hingga malam, karena umpan habis korban mencari umpan berupa yuyu (kepiting) di areal tebing Akuh Gamat, dengan ketinggian sekitar 5 meter, sekitar pukul 20.00 Wita.

Tiba-tiba muncul ombak besar menghempas tebing, dan seketika korban langsung terhempas jatuh ke laut, terlebih kondisi tebing licin. Begitu jatuh jatuh korban berusaha berenang dan berteriak minta tolong kepada temannya di atas.

Mendengar teriakan korban temannya lalu melemparkan tas anti air kepada korban dan sempat dipegang oleh korban. Namun karena arus sangat deras dengan ketinggian ombak 2 meter, korban terus terseret ke tengah laut dan berselang 30 menit kemudian korban tidak terlihat lagi.

Teman korban langsung panik dan meminta pertolongan warga sekitar, termasuk menghubungi keluarga korban. Kemudian kejadian ini dilaporkan ke Polsek Nusa Penida dan Unit SAR Nusa Penida. Malam itu petugas dan warga sekitar turut menelusuri areal lokasi korban jatuh namun tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali), Gede Darmada mengatakan, baru menerima laporan kejadian pukul 07.00 Wita. Sebanyak 8 anggota bergerak menuju Pelabuhan Benoa untuk pengerahan RIB (Rigid Iflatable Boat) menuju Nusa Penida. "Untuk saat ini keberadaan korban belum ditemukan," ujar Darmada. Sementara itu personel yang siaga di unit SAR Nusa Penida terus berkoordinasi dengan masyarakat setempat dan instansi terkait.

Menurut keterangan warga sekitar Agus Made Alep, untuk mencapai lokasi tempat memancing tersebut berjarak sekitar 1,5 km dari rumah korban, namun karena sepeda motor tak bisa masuk maka harus berjalan kaki lagi 400 meter. Selain ombak saat itu agak besar wilayah tersebut juga dikenal keramat. "Saat kejadian mereka hanya berdua mancing di lokasi, di sebelahnya baru ada pemancing lain," ujar Alep, yang juga mantan Perbekel Desa Sakti.

Disebutkan, korban baru pulang dari merantau sekitar 8 bulan lalu dari Kalimantan, mengigat pariwisata Nusa Penida ketika itu tengah maju. Sehingga korban bekerja di Nusa Penida menjadi buruh. Karena pandemi Covid-19, maka mencari pekerjaan pun sulit. "Sehingga korban dan banyak warga lokal mengisi waktu dengan memancing, biasanya pemancing membawa perlengkapan seperti baju pelampung, atau alat untuk pelindung diri lainnya," ujar Alep. Sementara itu istri korban sudah meninggal beberapa tahun lalu, dan memiliki 4 orang anak. *wan

Komentar