nusabali

752 Warga Sebanjar Rapid Test Saat Karantina, 6 Reaktif

  • www.nusabali.com-752-warga-sebanjar-rapid-test-saat-karantina-6-reaktif

NEGARA, NusaBali
Karantina 990 warga sebanjar di Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana telah dilaksanakan sejak Jumat (3/7) pagi, diawali dengan rapid test massal.

Dari 752 warga yang telah mengikuti rapid test, 6 orang menunjukan hasil reaktif, sehingga harus dilanjut dengan uji swab untuk memastikan status kesehatannya.

Pantauan NusaBali, Jumat kemarin, rapid test massal warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah ini terbagi di empat tempek. Pelaksanaan rapid test massal ini sempat dipantau langsung Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan. Selain menunggu warga di bale tempek, tim medis didampingi perangkat banjar, perangkat desa, dan aparat TNI/Polri juga melakukan rapid test ke rumah-rumah penduduk, menyasar mereka yang tidak hadir.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jembrana, dr I Gusti Agung Putu Arisantha, mengatakan 752 warga Banjar Munduk yang sudah di-rapid test kemarin, masing-masing 209 orang di Tempek I, 232 orang di Tempek II, 177 orang di Tempek III, dan 134 orang di Tempek IV. Dari 752 warga yang di-rapid test itu, 6 orang hasilnya reaktif. Rinciannya, 4 orang di Tempek II dan 2 orang di Tempek III.

“Untuk yang hasilnya reaktif itu, dikarantina mandiri dan dipisah dengan keluarganya yang non reaktif. Sesuai pedoman, yang reaktif itu akan segera kami lakukan tes swab,” ujar Arisantha.

Menurut Arisantha, GTPP Covid-19 Jembrana bersama perangkat Desa Kaliakah dan Banjar Munduk masih melakukan penyisiran terhadap warga yang belum mengikuti rapid test. Nantinya, mereka segera akan di-rapid test. “Sekarang masih disisir dan didata siapa-siapa saja warga banjar setempat yang belum di-rapid test. Kalau memang sudah bisa dipastikan identitasnya, secepatnya kami rapid test mereka,” katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Kembang Hartawan berharap seluruh masyarakat Banjar Munduk, Desa Kaliakah dapat mematuhi semua proses karantina dengan disiplin. Mereka tidak boleh melakukan aktivitas keluar rumah. Mereka hanya diizinkan keluar saat pengambilan rapid test. Sedangkan kebutuhan pangan warga akan dipenuhi GTPP Covid-19 Jembrana, dipasok ke Banjar Munduk mulai Sabtu (4/7) ini.

“Baru mulai besok (hari ini) akan didrop sembaku, karena masih perlu packing dan rincian jiwa per masing-masing kepala keluarga (KK). Sesuai kesepakatan dengan desa, teknisnya nanti kita berikan logistik per-KK, sesuai dengan jumlah kebutuhan (jiwa) di masing-masing keluarga tersebut,” jelas Kembang.

“Jadi, paket sembako yang sudah dipacking sesuai kebutuhan masing-masing KK. Nanti bisa langsung dibawakan ke depan rumah-rumah warga, menghindari kontak langsung,” lanjut Ketua DPC PDIP Jembrana ini.

Sedangkan Perbekel Kaliakah, I Made Bagiarta, mengatakan berdasar catatan di desa, jumlah keseluruhan warga Banjar Munduk mencapai 990 jiwa. Namun, dari pendataan per Jumat kemarin, ada 292 dengan jumlah 974 jiwa yang melaksanakan karantina. Sedangkan belasan orang lainnya, ada yang memang sedang kerja ataupun tinggal di luar, termasuk 5 pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di RSUD Negara.

“Tadi sudah dipastikan kembali berapa KK dan berapa jiwa di masing-masing keluarga untuk keperluan logistik. Yang pasti, logistik sudah disiapkan dari kabupaten. Rencananya, mulai besok (hari ini) akan disalurkan,” jelas Bagiarta.

Sesuai koordinasi, kata Bagiarta, nanti pihaknya menerima paket sembako yang sudah dipacking per KK, tinggal disalurkan ke masing-masing rumah. “Sesuai informasi, nanti untuk logistik yang diterima menyesuaikan. Seperti beras, hitung-hitungan akan diberikan 400 gram per jiwa sehari. Di samping beras, informasinya juga sudah disiapkan mie, telor, dan minyak goreng,” katanya.

Meski sembako baru akan dibagikan hari ini, menurut Bagiarta, karantina warga satu banjar tetap dijalankan sejak kemarin. Dalam pelaksanaan karantina tersebut, warga yang sempat keluar mengikuti rapid test kemarin, langsng kembali diam di rumah masing-masing. Tempat-tempat usaha warga seperti warung juga sudah ditutup.

Posko penjagaan di jalan utama menuju Banjar Munduk, sudah dibangun. Selain Posko penjagaan, juga dilakukan penutupan 3 titik gang atau jalan setapak yang bisa dijadikan akses keluar masuk banjar. “Posko penjagaan itu untuk memeriksa orang yang lewat,” jelas Bagiarta.

Menurut Bagiarta, hampir seluruh perangkat desa dan banjar dilibatkan kawal Posko, mulai dari pecalang, Linmas, jajaran Relawan Penanganan Covid-19 Desa Kaliakah, hingga Satuan Tugas (Satgas) Gotong-Royong dari unsur desa adat. Mereka di-back up aparat TNI/Polri.

Bagiarta menyebutkan, selama 14 hari karantina, warga Banjar Munduk dibolehkan beraktivitas di sekitar rumahnya. Kalau punya kebun di luar banjar, mereka minta bantuan keluarga di untuk mengurus, jika ada yang mendesak. “Begitu juga yang punya ternak di luar banjar, boleh membawa ternak pulang atau menitipkan sementera kepada warga di banjar lain.” *ode

Komentar