nusabali

Petani Subak Bengkel, Kecamatan Kediri, Panen Bawang Merah Bantuan Pusat

  • www.nusabali.com-petani-subak-bengkel-kecamatan-kediri-panen-bawang-merah-bantuan-pusat

TABANAN, NusaBali
Petani Subak Bengkel, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan saat ini panen bawang merah jenis Super Philips Bima bantuan pusat.

Panen kali ini cukup bagus, rata-rata per hektare hasil yang didapat mencapai 18,7 ton. Seorang petani bawang Nyoman Jono, mengatakan dari 10 are lahan yang ditanam, 1 are menghasilkan 13,5 kilogram bawang. Metode tanam bawang yang digunakan metode tanpa olah tanah. “Kalau dari 1 are itu jumlah rumpun yang didapat sebanyak 136,” ujarnya, Kamis (2/7).  

Koordinator Lapangan untuk bantuan benih bawang di Desa Bengkel, I Made Merta Suteja, mengatakan bantuan benih bawang yang didapat dari pusat sudah mulai masa panen. Bantuan yang didapat pada April 2020 luas tanamnya mencapai 10 hektare. “Total sekitar ratusan petani yang menanam di luas 10 hektare tersebut,” kata Merta Suteja.

Diakui dari luasan itu hasil yang didapat, rata-rata per hektare mencapai 18,7 ton. Sedangkan harga yang didapat dari serapan pasar bawang merah mencapai Rp 25 ribu per kilogram.

“Dari segi produktivitas bisa dibilang hasil yang didapat cukup tinggi. Padahal budidaya yang dilakukan oleh petani di Subak Bengkel tanpa melakukan olah tanah,” tutur Merta Suteja.

Menurutnya, jika petani lain dalam membudidayakan bawang pasti melakukan olah tanah. Seperti membuat bedengan sebelum proses tanam. Namun petani di Subak Bengkel tidak melakukan olah tanah karena memang awal menanam bawang hanya difungsikan untuk mengisi jeda sebelum ditanam palawija. “Hasilnya yang menjanjikan, kemungkinan karena lahan di Subak Bengkel yang sebelumnya telah menggunakan sistem pertanian menuju organik, sehingga tanahnya cocok untuk mengembangkan bawang merah,” ucap Merta Suteja.

Sementara itu, Petugas Pertanian Lapangan (PPL) Kadek Diah menyebutkan total ada 118 petani di Subak Bengkel yang menanam bawang merah. Namun ada petani yang tidak berhasil karena terkendala cuaca dan hama. “Disebabkan cuaca. Jika kadar air berlebihan, sebabkan umbi bawang busuk,” tandasnya.

Meskipun demikian ada 10 petani di Subak Bengkel dengan luasan 1 hektare siap menanam bawang berkelanjutan. *des

Komentar