nusabali

Warga Satu Banjar Berjumlah 990 Jiwa Dikarantina Mulai Hari Ini

Gara-gara 5 Warga di Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara Terpapar Covid-19

  • www.nusabali.com-warga-satu-banjar-berjumlah-990-jiwa-dikarantina-mulai-hari-ini

Rapid test massal seluruh warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah akan dilakukan pagi ini, bersamaan dengan dimulainya karantina wilayah. Sedangkan 53 perangkat Desa Kaliakah sudah lebih dulu di-rapid test, Kamis kemarin dengan hasil semua non reaktif

NEGARA, NusaBali

Warga satu banjar berjumlah 289 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 990 jiwa di Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana akan dikarantina selama 14 hari, mulai Jumat (3/7) ini. Karantina warga satu banjar tersebut dilakukan menyusul adanya 5 warga setempat yang positif Covid-19.

Keputusan karantina warga satu banjar ini diumumkan Asisten II Sekta Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya, mewakili Bupati I Putu Artha, dalam rapat di Ruang Pertemuan Kantor Camat Negara, Kamis (2/7) sore. Rapat tersebut melibatkan Perbekel Kaliakah I Made Bagiarta dan Perbekel Berangbang, I Gusti Putu Supradnya (selaku penyanding wilayah Banjar Munduk, Desa Kaliakah). Hadir dalam pertemuan kemarin sore adalah Asisten III Setda Jembrana I Ketut Kariadi Erawan, Sekretaris Camat Negara Ida Bagus Surya Dharma, perwakilan unsur Kodim Jembrana dan Polres Jembrana, serta sejumlah kelian banjar dari Desa Kaliakah dan Desa Berangbang.

IGN Sumber Wijaya mengatakan, karantina wilayah Banjar Munduk, Desa Kaliakah dilakukan menyusul adanya 5 warga setempat positif Covid-19, yang semuanya merupakan klaster seorang positif Corona di Denpasar yang sempat pulang kampung, Mei 2020 lalu. Tiga (3) orang terakhir dinyatakan positif Corona, Rabu (1/7) malam.

Pihak Banjar Munduk dan Desa Kaliakah mengusulkan dilakukan rapid test massal dan karantina warga sebanjar. “Sebenenarnya, dalam rapat kemarin (Rabu malam) ada dua opsi. Pertama, rapid test massal tanpa karantina. Kedua, rapid test massal dengan karantina. Nah, hari ini (Kamis) diputuskan pilih opsi kedua, yakini rapid test massal dengan karantina,” ujar Sumber Wijaya.

Sesuai rapat kemarin sore, kata Sumber Wijaya, karantina warga Banjar Munduk akan dilaksanakan mulai Jumat ini. Pada hari yang sama, akan dilakukan kegiatan rapid test massal 990 warga Banjar Munduk, pagi ini. Rapid test massal yng terbagi di 4 wilayah tempek ini, rencananya akan dilaksanakan di masing-masing bale tempek.

Menurut Sumber Wijaya, selama 14 hari karantinai, akan dilakukan 2 kali rapid test massal warga Banjar Mundul. “Jadi, sore ini (kemarin) kami sudah minta desa langsung bergerak. Pastikan semua warga besok (hari ini) hadir mengikuti rapid test, sekalian menyampaikan karantina yang juga sudah berlaku mulai besok,” katanya.

Selama karantina wilayah nanti, warga satu banjar tidak diperbolehkan keluar rumah dan dilarang menerima tamu dari luar. Kalau ada warga yang harus melintas di wilayah banjar ini, dibolehkan jika memang tidak ada jalur alternatif lain.

Sumber Wijaya menyebutkan, pengawasan selama 14 hari karantina akan dilakukan langsung jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jembrana bersama Satgas Gotong Royong Covid-19 Desa Kaliakah. “Dari TNI/Polri sudah dipastikan siap mem-back up. Kesiapan itu, juga sudah dipastikan waktu rapat awal, Rabu malam kemarin,” tandas Sumber Wijaya.

Sementara, kebutuhan pangan warga satu banjar selama 14 hari karantina akan ditanggung pemerintah. Versi Sumber Wijaya, telah disiapkan logistik seperti beras, mie, telor, dan minyak goreng dari Pemkab Jembrana ataupun sumbang-sumbangan dari pihak lain yang terkumpul di Posko GTPP Covid-19 Jembrana.

Nantinya, logistik yang disiapkan pemerintah itu akan disalurkan ke masing-masing KK warga karantina, melalui petugas di banjar setempat. Meski logistik yang tersedia dipastikan aman, namun Pemkab Jembrana tetap mengharapkan partisipasi ataupun kepedulian sesama.

“Logistik memadai. Tetapi, bagaimana pun karena kita juga belum tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, tetap diharapkan partisipasi bersama. Karantina warga satu banjar itu tentunya juga menjadi ujian. Bagaimana solidaritas, kepedulian sesama untuk sama mendukung proses karantina warga di sana. Misal kalau ada yang punya lauk, ingin membantu saudara kita yang sedang dikarantina, tentunya akan sangat membantu,” terang mantan Camat Jembrana ini.

Di sisi lain, Perbekel Kaliakah, I Made Bagiarta, mengatakan pada prinsipnya, karantina warga satu banjar tersebut, merupakan usulan warganya. Mereka ingin memastikan diri sehat dan tidak mau kasus transmisi lokal meluas.

“Ini justru memang kesadaran warga kami, melihat dari situasi psikologis setelah ada 5 warga positif Covid-19 di satu banjar karena transmisi lokal. Justru karena usulan warga sendiri, kami melihat mereka sudah siap secara psikologis untuk karantina. Tinggal bagaimana dukungan seperti logistik, agar karantina ini dapat berjalan sesuai harapan,” ujar Bagiarta.

Sementara itu, sudah dilakukan serangkaian persiapan karantina warga satu banjar yang akan dilaksanakan mulai hari ini. Antara lain, dilakukan rapid test massal terhadap sejumlah jajaran perangkat Desa Kaliakah di Wantilan Kantor Desa, Kamis kemarin. Rapid test itu diikuti 53 orang mulai dari Perbekel, jajaran Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Linmas, hingga jajaran desa adat. Hasilnya, semua non reaktif. *ode

Komentar