nusabali

Kuliner Bali Ayam Guling RM Suweca, Diminati Hingga ke Pelosok Bali

  • www.nusabali.com-kuliner-bali-ayam-guling-rm-suweca-diminati-hingga-ke-pelosok-bali

DENPASAR, NusaBali
Bagi khalayak umum, menu babi guling mungkin sudah tak asing, bahkan menjadi salah satu menu kuliner yang menjadi ikon kuliner Bali. Namun, di Sesetan, Denpasar, terdapat satu rumah tempat produksi kuliner guling lainnya, yaitu Rumah Makan Ayam Guling Suweca, yang sesuai namanya, menghadirkan menu ayam guling yang wajib dicoba bagi para pecinta kuliner Bali.

Rumah Makan Suweca sendiri telah berdiri sejak tahun 2005, yang kala itu sempat menyediakan menu babi guling. Seiring waktu, rumah makan yang berlokasi di Jalan Raya Sesetan, gang Kutilang, Denpasar Barat ini menyediakan menu ayam guling yang disajikan dalam paket setengah atau seekor ayam guling beserta dua jenis bumbu, yakni bumbu rajang Bali dan sambal pedas. 

Begitulah, Ni Luh Muliastri beserta anak-anaknya dan dibantu seorang pekerja secara rutin setiap hari mempersiapkan menu ayam guling ini sejak pukul 4 subuh. Persiapan dimulai dengan proses merendam ayam sebelum kemudian dicuci bersih. Kemudian, ayam yang telah dibersihkan diberi bumbu dengan bumbu rajang, atau yang dalam bahasa Bali disebut dengan basa genep. 

“Ini kita masukkan bumbunya. Jadi di dalam perut ayam itu ada bumbu. Fungsinya bumbu yang di perut ayam ini, kalau kita guling itu kan panas, bumbu yang di perut ayam ini jadi meresap,” jelas Ni Luh Muliastri, pemilik Rumah Makan Ayam Guling Suweca.

Kemudian, ayam tersebut dijahit agar bumbu tak keluar. Ayam kemudian dilumuri dengan kunyit dan didiamkan selama 30 menit. Fungsi kunyit, tak lain untuk menghasilkan warna kecoklatan yang bagus setelah ayam selesai diguling. Setelah setengah jam, barulah ayam ditusuk untuk kemudian diguling di atas api membara. 


Dalam mengguling ayam ini, menggunakan dua galah yang masing-masing mampu memuat sekitar delapan ekor ayam dalam sekali proses penggulingan. Adapun proses penggulingan ini berlangsung selama 30 menit, ditambah dengan waktu untuk mendiamkannya di atas bara api pasca diguling untuk meratakan matangnya bagian dalam daging ayam. Juga, untuk memastikan agar kulit ayam tidak retak jika diangkat secara terburu-buru. 

Dalam sehari, rata-rata Rumah Makan Ayam Guling Suweca bisa memproduksi sekitar 25 ekor ayam guling. Namun, jumlah ini tidak menentu. Di hari-hari tertentu, seperti hari suci umat Hindu, Rumah Makan Ayam Guling Suweca bisa kebanjiran pesanan hingga 200 ekor. “Kalau seperti Tumpek Landep itu, bisa sampai 200 ekor itu kan sudah ada yang order. Malah ada yang dadakan memesannya, jadi kita kurang. Kalau kurang ya kita batalkan (pesanannya),” lanjut Luh Muliastri. 


Harga untuk membeli ayam guling khas Rumah Makan Suweca ini juga tak terlalu mahal. Sepaket yang berisi satu ekor ayam dan kedua jenis bumbu yang menyertainya dibanrol dengan harga Rp 100.000. Sementara jika memesan untuk ukuran setengah ekor ayam, cukup dengan Rp 55.000 saja.

Meski saat ini Rumah Makan Ayam Guling Suweca tidak melayani pembelian ayam guling untuk di makan di tempat, namun ayam guling ini masih menjadi salah satu kuliner Bali favorit, terbukti dengan ramainya layanan ojek online (ojol) yang datang karena menerima pesanan ayam guling Suweca. Juga, pelanggan ayam guling ini tak hanya dari Denpasar saja, bahkan ada ang jauh-jauh memesan dari luar Denpasar.*cr74

Komentar