nusabali

Pertanian-Pariwisata Antara Benci dan Rindu

Dari Webinar Golkar Bali Menuju Era New Normal

  • www.nusabali.com-pertanian-pariwisata-antara-benci-dan-rindu

DENPASAR, NusaBali
Sebagai daerah yang andalkan sektor pariwisata, Bali paling merasakan dampak pandemi Covid-19.

Masyarakat pun ramai-ramai menjadi petani dadakan, dengan memanfaatkan lahan terbatas di perkotaan (urban farming). Kini pariwisata dan pertanian menjadi sektor yang tak terpisahkan. Pariwisata dan pertanian kini antara benci dan rindu.

Paparan ini disampaikan Tenaga Ahli Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ida Bawati Prof Dr Ir I Gede Pitana MSc, saat menjadi narasumber dalam Webinar bertema ‘Strategi Operasional Pembangunan Sektor Pertanian dan Pariwisata Bali di Era New Normal’, yang digelar di Kantor DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Selasa (30/6) siang.

Prof Pitana menyebutkan, pertanian dan pariwisata selalu jadi perdebatan. Bahkan, pertanian sering dikatakan dianaktirikan karena pariwisata lebih dipentingkan. Nah, dalam kondisi pandemi Covid-19, pertanian dan pariwisata kembali menjadi perdebatan. Pariwisata dianggap jadi penyebab matinya sektor pertanian. Pertanian disebut tidak memberikan manfaat kepada petani, karena regulasi lebih berpihak kepada pariwisata.

Namun, Prof Pitana tidak sependapat dengan pro dan kontra itu. Justru pertanian dan pariwisata saling mendukung. Kalau pariwisata kolap, pertanian pingsan. "Pertanian dan pariwisata itu antara benci dan rindu," kelakar akademisi Fakultas Pertanian Unud yang baru beberapa hari menjalani upacara pawintenan menjadi Ida Bawati Gede Pitana ini.

Menurut Prof Pitana, sudah harusnya elemen masyarakat Bali berhenti berdebat soal pertanian dan pariwisata. "Pariwisata sangat tergantung dengan pertanian. Sebaliknya, tanpa pariwisata, pertanian megap-megap. Jadi, jangan lagi mempertentangkan pariwisata dengan pertanian. Keduanya saling mendukung," tegas tokoh asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang sempat menjabat Kepala Dinas Pariwistaa Provinsi Bali ini.

Prof Pitana menegaskan, pertanian sangat diuntungkan oleh sektor pari-wisata. Sebab, pariwisata menjadi pasar bagi produk pertanian. Hal itu tidak bisa dibantah dengan terserapnya produk pertanian di sektor pariwisata selama ini. "Pariwisata secara tidak langsung membuka lapangan kerja di sektor pertanian. Jadi, di tengah pandemi Covid-19 ini, pariwisata berbasis pertanian dan alam semakin menguat. Hubungan pertanian dan pariwisata kian menguat juga," katanya.

Mantan Deputi Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran ini juga mengungkapkan potensi pariwisata mengalami trend menguat pasca new normal, di mana wisatawan tidak hanya bersenang-senang saja, namun lebih berburu kepuasan bathin dan pelayanan (play ground model dan experiental/spiritual). "Spiritual, serendipity, sustainable," papar penyandang Mahasiswa Teladan Unud awal 1980-an ini.

Sementara, praktisi pertanian yang juga Ketua Komunitas Petani Muda Keren, AA Gede Agung Wedatama, mengatakan di tengah pandemi Covid-19, sektor pertanian makin diminati. Anak muda kini tidak lagi gengsi. Wedatama pun siap menyumbangkan ilmu dan pengalamannya, kalau Partai Golkar mau mengajak dan memotivasi anak-anak muda untuk bertani.

"Kami punya visi pengembangan pertanian organik, karena alam Bali harus dijaga dari hulu ke hilir. Ke depan, Bali perlu ketersediaan air, maka subak harus dijaga, air harus dijaga, hutan harus dijaga. Kita pertanian organik, hasil petani sehat, konsumen juga sehat," beber Wedatama sembari menyebut setelah terjadi pandemi Covid-19, banyak temannya dari kehidupan kota pulang ke desa.

Sementara itu, Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan pemikiran para akademisi, pakar, dan praktisi dalam Webinar kemarin akan dijadikan sebuah aspirasi lewat Faksi Golkar DPRD Bali dan DPRD Kabupaten/Kota. Sugawa menegaskan, di tengah pandemi ini, seluruh elemen menjaga kekuatan ekonomi Bali dari sisi primer, sekunder, dan tersier.

"Kita sepakat tidak mempertentangkan pertanian dan pariwisata, tetapi mensinergikan dua sektor ini. Kami akan mengajak akademisi dan perguruan tinggi untuk mencari solusi, membuat regulasi memajukan kedua sektor ini dengan cara menciptakan entrepreneur-entrepreneur muda," tegas Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar ini. *nat

Komentar