nusabali

Pangempon Pura Siapkan 5 Warna Kartu Antrian

Antisipasi Kerumunan Malukat Banyupinaruh di Tirta Empul

  • www.nusabali.com-pangempon-pura-siapkan-5-warna-kartu-antrian

GIANYAR, NusaBali
Polsek Tampaksiring dan pangempon Pura Tirta Empul, Desa Manukaya Let, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, menyiapkan pencegahan malukat di era new normal masa pandemi Covid-19 di kolam pura setempat.

Polsek dan pangempon pura telah menggelar simulasi malukat new normal di kolam panglukatan Pura Tirta Empul, Minggu (28/6). Simulasi ini ditindaklanjuti dengan penyediaan lima warna kartu antrian untuk umat malukat pada Hari Banyupinaruh, Redite Pahing Sinta, Minggu (5/7) nanti.

Dalam kolam panglukatan, hanya diperbolehkan maksimal 15 orang. Satu pancuran hanya ada satu pamedek. Durasi malukat pun dipercepat untuk menghindari kerumunan dan antrian panjang. Simulasi tersebut untuk antisipasi kedatangan umat Hindu yang membeludak malukat khususnya saat Hari Banyupinaruh, atau hari suci Hindu lainnya. Sebab seperti diketahui, pada hari raya tersebut antusias umat malukat sangat tinggi. Untuk itu, pihak Desa Adat Manukaya selaku

Pangempon Pura Tirta Empul menyiapkan kartu antrian terdiri dari 5 warna. Masing-masing warna disiapkan hanya 30 kartu. Sebelum Pandemi Covid-19, biasanya antrian dalam kolam panglukatan bagaikan ular naga. Sementara hari-hari biasa, pecalang cukup melakukan imbauan pada pamedek saat malukat.

Kapolsek Tampaksiring AKP I Wayan Sujana, Senin (29/6), menjelaskan simulasi melibatkan perangkat desa, desa adat, TNI/Polri, termasuk Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. “Kami terapkan SOP (standar operasional dan prosedur) ketat. Demi pencegahan penyebaran virus, karena mencegah lebih baik,” ujarnya. Simulasi digelar, Minggu (28/6), diagendakan penjaringan kedatangan pengunjung diawali dari areal parkir. Akan ada lima  pos ruang tunggu. Yakni, di parkiran, di bawah pohon beringin jaba sisi pura, pos tiga di wantilan, pos 4 pada kolam panglukatan dan pos 5 di utama mandala Pura Tirta Empul. “Di areal parkir pengunjung akan diberikan kartu berwarna. Maksimal 30 pamedek di masing-masing pos,” jelasnya.

Aturan lain, pamedek yang tiba di pos 3 wantilan akan mengikuti persembahyangan bersama sekaligus diberikan arahan tata cara malukat new normal selama pandemi Covid-19. “Setelah selesai sembahyang bersama, pamedek ganti pakaian di loker. Kemudian malukat. Di setiap pancuran, kami minta agar pamedek tidak menghaturkan canang lagi. Cukup langsung malukat, dan harus cepat agar tak terjadi antrian,” jelas Kapolsek AKP Sujana.

Dia menegaskan, tidak boleh ada antrian di dalam kolam. Selain tampak tertib, rapi, hal tersebut dinilai aman dan nyaman sesuai protokol kesehatan yang mengharuskan adanya jaga jarak. “Terpenting, kami minta pada pamedek agar tidak meludah maupun kencing dalam kolam. Anggota kami bersama pecalang akan mengawasi,” tegasnya.

Tata cara malukat ekstra ketat ini hanya akan digelar ketika hari besar serta menyesuaikan situasi dan kondisi. Sedangkan hari biasa, polisi bersama pecalang cukup memberikan imbuan. Selama dua hari, Saraswati dan Banyupinaruh, Polsek Tampaksiring mengerahkan sekitar 30 personel yang dibagi menjadi empat shif. Pengawasan tata cara malukat new normal ini juga akan diawasi 100 pecalang. “Seperti protokol kesehatan, pamedek baru datang wajib cuci tangan, dicek suhu tubuh,” imbuhnya. Sebagai antisipasi penumpukan pamedek, terutama antrian panjang kendaraan di jalan menuju Pura Tirta Empul, AKP Sujana mengaku akan mengerahkan polisi lalu lintas. “Jika di area parkir masih penuh, anggota kami dari Unit Lalu Lintas akan memberitahu pamedek di jalan agar bersabar atau mencari alternatif lain. Kami tidak melarang orang sembahyang, tapi dalam situasi seperti sekarang semua harus bersabar,” ujarnya.

Bendesa Adat Manukaya Let Made Mawi Arnata menjelaskan sudah menggelar paruman untuk penerapan tata cara malukat saat hari besar keagamaan. Terlebih kedatangan pamedek tidak bisa diprediksi. “Dulu bahkan antrian kendaraan cukup panjang di jalur menuju Pura Tirta Empul,” ujarnya. Dijelaskan, Pura Tirta Empul menjadi tujuan pariwisata dan tujuan spiritual. Terkait kesiapan, dia mengakui belum sepenuhnya siap. Sehingga berharap Pemkab Gianyar dalam hal ini Dinas Pariwisata menindaklanjuti sebelum new normal benar-benar berlaku. “Apa yang harus kami siapkan untuk kunjungan wisata, perlu dipertegas lagi. Karena sementara ini baru siap wastafel di depan saja. Mumpung masih ada waktu, kami akan ikuti apa yang harus dipersiapkan,” jelasnya.

Terkait kedatangan pamedek untuk malukat, menurut Made Mawi sudah terjadi sejak rahina Purnama, Jumat (5/6) lalu. Selama itu, dia menilai kebiasaan pamedek untuk mencuci tangan sebelum masuk pura masih kurang. “Masyarakat masih ada yang abai dan ini yang kami khawatirkan. Apalagi ada yang buka masker, jadi kami mohon agar protokol kesehatan benar-benar ditaati,” pinta Bendesa Made Mawi. Dia mohon permakluman, selama pandemi ini orang yang datang malukat dibatasi. “Dengan demikian, mungkin yang dari jauh bisa berpikir dua kali untuk malukat. Bahwa di Tirta Empul ini malukat bermakna kapanpun, tidak hanya saat rahinan besar. Kalau pun tetap jalan, mohon lebih sabar,” ujarnya.

Salah satu pamedek I Wayan Eka asal Karangasem, merasa lebih nyaman malukat ala new normal. “Terasa lebih sakral bisa malukat new normal. Tapi memang durasi malukat harus dipercepat agar yang lain juga dapat giliran. Lebih bagus tertib seperti ini,” ungkap laki-laki yang tinggal di Denpasar ini. *nvi

Komentar