nusabali

Warga Satu Banjar Karantina Khawatir Krisis Pangan

Pemkab Karangasem Siapkan 6,51 Ton Beras untuk Warga Banjar Cegeng

  • www.nusabali.com-warga-satu-banjar-karantina-khawatir-krisis-pangan

AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 1.162 jiwa dari 312 kepala keluarga (KK) di Banjar Cegeng, Desa Kertha Bu-ana, Kecamatan Sidemen, Karangasem yang menjalani karantina wilayah sejak Sabtu (27/6), khawatir krisis pangan.

Masalahnya, hingga hari kedua karantina, Minggu (28/6), per KK baru dapat pasukan satu paket sembako dari Pemkab Karangasem.

Perbekel Kertha Buana, I Ketut Alit Yustadi, mengaku telah berkoordinasi ke Dinas Sosial Karangasem terkait kebutuhan sembako 1.162 jiwa warganya yang dikarantina. “Namun, sejauh ini belum ada kepastian soal suplai sembako berikutnya,” ujar Alit Yustadi kepada NusaBali sela-sela melakukan pemantauan karantina mandiri di Banjar Cegeng, Desa Kertha Buana, Minggu (28/6) sore.

Menurut Alit Yustadi, Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial Karangasem, I Gede Sumartana, saat diajak koordinasi masalah suplai sembako susulan, belum bisa memberikjan jawaban. Alasannya, karena masih berkoordinasi ke pimpinan.

"Jadi, warga kami di Banjar Cegeng, terancam krisis pangan. Mereka kan harus menjalani karantina selama 14 hari," jelas Alit Yustadi yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Desa Kerthi Buana.

Alit Yustadi menyebutkan, Pemkab Karangasem baru membagikan 340 paket sembako saat hari pertama karntina 312 KK warga di Banjar Cegeng, Sabtu lalu. Pembagian sembako dihitung per KK, bukan per kepala atau jiwa penduduk. Satu paket sembako berisi 5 kilogram beras, 5 bungkus mie, dan 1 liter minyak goreng. Menurut Alit Yustadi, satu paket sembako per KK ini hanya cukup untuk kebutuhan selama dua hari.

Paparan senada juga disampaikan Kelian Banjar Cegeng, Desa Kertha Buana, I Ketut Sulendra. Menurut Ketut Sulendra, warganya berjumlah 1.162 jiwa dari 312 KK yang menjalani karantina wilayah, kini terancam krisis pangan. "Saya sendiri satu KK terdiri dari 5 orang (ayah-ibu dan 3 anak), mendapat satu paket sembako yang hanya cukup untuk kebutuhan dua hari. Sementara sembako susulan, hingga saat ini belum datang," jelas Sulendra, Minggu kemarin.

Sementara itu, Kabid Linjamsos Dinas Sosial Karangasem, Gede Sumartana, mengakui pihaknya memang belum mengalokasikan sembako tahap kedua untuk warga sebanjar di Banjar Cegeng yang karantina. Yang jelas, kata Sumartana, angaran untuk sembako telah ada, hanya saja perlu ada pengajuan amprah.

“Untuk amprah sembako, perlu ada pengajuan surat permohonan dari GTPP Covid-19 Desa Kertha Buana, ke GTPP Covid-19 Kabupaten Karangasem," jelas Sumartana saat dikonfirmasi terpisah di Amlapura, Minggu kemarin.

Begitu ada usulan, kata Sumartana, akan langsung dikoordinasikan ke pimpinan. Selanjutnya, ada perintah mencairkan sembako, sehingga langsung direalisasikan. "Sebenarnya usulan telah ada dari GTPP Desa Kertha Buana. Paling Senin besok (hari ini) diproses cepat," tegas Sumartana.

Sedangkan Bupati I Gusti Ayu Ms Sumatri yang sekaligus Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Karangasem, menyatakan pihaknya sudah menghitung kebutuhan 1.162 warga Banjar Cegeng, Desa Kertha Buana yang dikarantina. Per hari rata-rata disediakan 0,4 kilogram beras untuk setiap orang atau 464,8 kilogram bagi 1.162 jiwa. Nah, selama 14 hari karantina, disediakan total 6,51 ton beras.

"Pemkab Karangasem kan punya cadangan beras 100 ton di Bulog. Senin besok akan diamprah kebutuhan itu," jelas Bupati Mas Sumatri saat dikonfirmasi terpisah di Amlapura, Minggu kemarin. Mengenai kebutuhan lauk, minyak goreng, bumbu, sayur dan yang lainnya, kata Mas Sumatri, rencananya akan dibicarakan dengan Dinas Sosial Karangasem dan personal GTPP Covid-19, Senin ini.

Warga Banjar Cegeng, Desa Kertha Buana sendiri harus dikarantina selama 14 hari, setelah 15 orang dinyatakan positif Covid-19 c;uster dari Pasar Galiran Klungkung. Maklum, sebagian besar warga Banjar Cegeng bekerja di Pasar Galiran Klungkung. Ada yang jadi buruh tukang suwun (butuh jinjing barang), sopir angkut, sebagian lagi jadi pedagang canang, dan jenis dagangan lainnya.

Mulanya para sopir, pedagang, dan tukang suwun dari Banjar Cegeng ikut rapid test massal di Pasar Galiran, Senin (22/6) lalu. Hasilnya, 11 orang dinyatakan reaktif, sehingga ditindaklanjuti tes swab di RSUD Klungkung. Hasilnya uji swab keluar Kamis (25/6), di mana 2 tukang suwun positif Covid-19, masing-masing pria usia 26 tahun dan 24 tahun. Selanjutnya, dilakukan tracing contact dan rapid test hingga 1 orang lanjut ke uji swab di RSUD Karangasem, Sabtu.

Sedangkan berdasarkan hasil rapid test di Pasar Galiran, Selasa (23/6), ada 19 orang dari Banjar Cegeng yang dinyatakan reaktif, hingga berlanjut ke tes swab. Sementara dalam rapid test di Pasar Galiran, Rabu (24/6), ada 10 orang dari Banjar Cegeng yang hasilnya reaktif, sehingga dilanjut dengan uji swab.

Berdasarkan serangkaian uji swab dari Cluster Pasar Galiran ini, ada 13 orang di Banjar Cegeng, Desa Kertha Buana yang positif Covid-19. Mereka merupakan pedagang, tukang suwun, dan sopir angkut barang di Pasar Galiran. Walhasil, secara kumulatif ada 15 warga Banjar Cegeng yang dinyatakan positif Corona dari cluster Pasar Galiran Klungng. Itu sebabnya, seluruh warga Banjar Cegeng akhirnya dikarantina, sejak 27 Juni 2020.

Lokasi Banjar Cegeng berada di sudut Desa Kertha Buana, sehingga tidak ada warga dari luar banjar yang lalu-lalang di sini. Warga setempat benar-benar terisolasi. Meski demikian, 20 pecalang tetap berjaga-jaga di depan pintu Banjar Cegeng, guna mencegat setiap dari warga luar yang melintas dan sekaligus mencegah warga setmpat ke luar wilayah banjar. *k16

Komentar