nusabali

DPR Sentil Bulog Soal Tingginya Harga Gula

  • www.nusabali.com-dpr-sentil-bulog-soal-tingginya-harga-gula

JAKARTA, NusaBali
Komisi Pangan Dewan Perwakilan Rakyat menyoroti persoalan komoditas gula di Tanah Air.

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan komoditas gula menjadi perhatian anggota dewan lantaran adanya kegiatan impor bertahap yang bersamaan dengan musim giling dalam lima bulan ke depan, sehingga harga di tingkat petani menjadi lebih rendah dibanding biaya produksi.

Di sisi lain, anggota Dewan dari fraksi PDIP ini membeberkan harga gula masih tinggi di beberapa daerah. Ia menyebutkan, di pasar-pasar rakyat di beberapa kabupaten di Provinsi Lampung harga gula kristal putih (GKP) masih tembus Rp 16.200 per kilogram (kg).

"Sampai saat ini, dan di wilayah lain harga gula masih Rp 16.200/kg di pasar rakyat," ungkap Sudin dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Perum Bulog, Jakarta, Kamis (25/6).

Sementara itu, berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga rata-rata gula pasir kualitas premium Rp 17.450 per kilogram, sementara gula pasir lokal Rp 15.500 per kilogram. Adapun Harga Eceran Tertinggi gula pasir ditetapkan Rp 12.500 per kilogram.

"Saya bingung kalau bicara 10 tahun lalu saya di sini Menteri Pertanian mengatakan insyaAllah 2014 kita swasembada gula. Pada 2015 juga demikian, insyaaAllah 2020 swasembada. Setahu saya ada nama Swasembada Ginting itu di Medan, kalau swasembada gula saya tidak pernah dengar," ujar dia saat membuka rapat Komisi IV DPR dengan Perum Badan Urusan Logistik, seperti dilansir tempo, Kamis (25/6 ).

Sebelumnya,  Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan persoalan tingginya harga gula disebabkan oleh adanya permainan di tata niaga komoditas pokok tersebut.

"Kenapa mahal? Ya itu tata niaga dimainkan kelompok-kelompok tertentu. Sehingga cost mahal ini dibebankan ke konsumen," ujar Budi Waseso di Kantor Pusat Bulog, Selasa (23/6).

Budi Waseso meyakini bahwa nilai impor gula sebenarnya sangat murah dan tidak setinggi yang terjadi di pasaran saat ini. Ia menjamin kalau persoalan gula diserahkan kepada Bulog, harga gula kristal putih bisa sangat murah.

"Kalau kita bilang Rp 11 ribu per kilogram sampai ke konsumen saja sudah kemahalan, apalagi kemarin Rp 17 ribu sampai Rp 20 ribu, ini keterlaluan," ujar Buwas.

Ia menilai saat ini belum ada keberpihakan terkait gula kepada Bulog, sehingga masih ada persaingan dari pemasok swasta yang ingin perseroan tidak dominan. Karena itu, ia berharap tata niaga gula ke depannya bisa diperbaiki.

"Ini juga terjadi di bawang putih, saya tahu persis impor sampai ke Indonesia berapa perak sih? Saya tahu persis karena saya mantan Kabareskrim. Sayangnya sekarang lebih kuat pemainnya, karena saya sudah pensiun," kata Budi Waseso.

Sebagai informasi, di awal 2020 Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan izin impor gula kristal mentah (raw sugar)untuk diolah menjadi GKP sebanyak 438,8 ribu ton. Lalu, pada Maret Kemendag menambah kuota impor 550 ribu ton. Oleh sebab itu, total impor gula yang dibuka pemerintah mencapai 988,8 ribu ton.

Namun, berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, harga gula rata-rata nasional kemarin masih tembus Rp 16.300/kg. Harga tertinggi ada di Provinsi Papua yakni Rp 19.150/kg sedangkan di DKI Jakarta harga gula masih tembus Rp 16.900/kg. *

Komentar